Dua siswi SMA Negeri 3 Sidoarjo, Nisrina Nabila Al Hamidah dan Butsainah Danya Apricella, awalnya ingin membantu teman-temannya yang kesulitan belajar kimia melalui game online. Ujung-ujungnya, mereka jadi juara dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Nasional 2025.
Melalui tim mereka, Masterminds, keduanya meraih Juara 3 kategori Pengembangan Usaha bidang Game berkat inovasi game edukatif bertajuk 'Chemical Symphony Warriors: Game Edukatif Reaksi Kimia dalam Petualangan Ular Tangga dengan Teknik Pembelajaran Asosiasi Audio'.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur bisa sampai di titik ini. Dengan usaha dan motivasi yang besar, akhirnya kami bisa membawa pulang juara ketiga untuk sekolah kami," ujar Nisrina saat ditemui detikEdu di acara FIKSI 2025, di Gedung SMESCO, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (30/10/2025), ditulis Jumat (31/10/2025).
Mengubah Kimia Jadi Petualangan Seru
Inspirasi proyek Chemical Symphony Warriors datang dari keinginan membantu teman-teman yang kesulitan memahami pelajaran kimia.
"Banyak yang bilang kimia itu abstrak dan susah diingat. Maka dari itu kami ingin bikin sesuatu yang bisa bantu mereka belajar dengan cara menyenangkan," jelas Nisrina.
Game ini menggabungkan konsep ular tangga dengan teknik pembelajaran asosiasi audio, di mana pemain dapat belajar sambil mendengar audio berulang untuk memperkuat daya ingat terhadap materi reaksi kimia.
"Harapannya, pemain bisa belajar sambil bermain tanpa terasa sedang menghafal," ujar Butsainah.
Awalnya, tim Masterminds mendaftar di kategori Perencanaan Usaha, namun juri menilai ide mereka layak naik tingkat ke Pengembangan Usaha karena potensi pengembangannya yang besar.
"Kami mulai mengembangkan gamenya sekitar satu bulan sebelum final. Ke depan kami ingin menambah fitur dan mempercantik tampilan agar bisa digunakan lebih luas, bahkan di luar negeri," kata Nisrina.
Tantangan Belajar Sambil Berinovasi
Perjalanan tim Masterminds menuju kemenangan tak lepas dari berbagai tantangan. Di tengah padatnya jadwal sekolah, keduanya harus tetap fokus mempersiapkan karya terbaik untuk kompetisi nasional.
"Selama sekolah, kami tetap harus belajar sambil menyiapkan kebutuhan lomba di sela-sela waktu kosong. Cukup struggle, tapi kami percaya setiap usaha pasti berbuah hasil," kata Butsainah.
Kesuksesan mereka tak lepas dari dukungan banyak pihak. "Yang paling menginspirasi tentu orang tua kami. Lalu guru pembimbing, Pak Denny dan Pak Bambang, yang dengan ikhlas membimbing dari awal. Teman-teman sekolah juga banyak memberi semangat," tambah Nisrina.
Tim Masterminds mulai berproses sejak Juli 2024 hingga final nasional pada Oktober 2025. Selama hampir enam bulan, mereka menempuh tahap seleksi ketat hingga akhirnya tampil di babak puncak FIKSI Nasional 2025 yang digelar di Exhibition Hall SMESCO, Jakarta.
Ketika diminta menggambarkan pengalaman mereka di FIKSI 2025 dalam satu kata, keduanya kompak menjawab "Keren!" seru Nisrina.
"Sangat memotivasi," tambah Butsainah dengan semangat.
Simak Video "Video: Pedagang Cimin Ini Gratiskan Dagangannya untuk Siswa Berprestasi"
(nwk/nwk)