Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto beri pandangan terkait kondisi riset dan peneliti Indonesia saat ini. Menurutnya, Indonesia memang tengah berusaha keras agar bisa sejajar dengan negara-negara maju.
Di sisi pemeringkatan atau ranking dunia terkait penelitian, Brian menyebut Universitas Indonesia (UI) masih jadi yang terbaik di peringkat 189 dunia. Peringkat ini diikuti sekitar 4-5 kampus lain di ranking 200-an besar dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, untuk menentukan ranking dunia tentu tidak hanya masalah penelitian yang dinilai. Brian menyoroti dampak apa yang bisa diberikan oleh kampus kepada masyarakat.
"Jadi memang kita tetap memenuhi atau kita tetap mengejar bagaimana kita bisa sejajar untuk level penelitian kita dengan negara yang maju," tuturnya kepada wartawan usai hadiri acara Repertoar Sains dan Teknologi di Gedung D Kemdiktisaintek, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2025).
Ada Peneliti RI yang Sudah Sejajar dengan Negara Maju
Menurut Brian, sudah ada beberapa peneliti Indonesia yang memiliki kemampuan sejajar dengan peneliti-peneliti di negara maju. Terutama bila dilihat dari aspek level laboratorium dan penelitian yang dilakukan.
Namun, bila dilihat secara keseluruhan, riset Indonesia masih perlu bekerja keras. Bagi Brian, Indonesia masih perlu mengejar kemampuan riset negara-negara maju.
"Dalam level peneliti itu sudah ada yang sejajar. Namun memang secara keseluruhan kita masih perlu mengejar, masih perlu mengajak lebih banyak lagi yang bisa sejajar negara maju," ucap Brian.
Untuk mengejar hal ini, Kemdiktisaintek memiliki beberapa skema penelitian, salah satunya sistem yang bersifat mentorship. Artinya, Brian meminta peneliti-peneliti dari kampus yang sudah maju mengajak peneliti lain dari kluster yang masih membutuhkan bantuan dan dukungan.
"Dari kampus PTN, PTS itu kita minta juga. Peneliti yang sudah maju ini mengajak sebagai anggota, sehingga mereka bisa melihat, belajar yang diharapkan kemudian hari peneliti-peneliti yang diajak ini bisa belajar dan bisa juga mandiri melakukan penelitian sejajar dengan negara maju," harapnya.
Buka Kerja Sama Penelitian Internasional
Selain tingkat lokal, Brian juga membuka pintu seluas-luasnya untuk penelitian kolaborasi dengan berbagai negara. Menurutnya pengembangan ilmu pengetahuan tidak memiliki batas-batas geografi.
Bahkan, dosen-dosen Indonesia banyak yang sudah memiliki jejaring internasional dari berbagai belahan dunia. Untuk itu, kerja sama internasional sangat mungkin dilakukan.
"Kita tidak membatasi dari negara mana pun, ketika berbicara masalah ilmu, pengetahuan, riset, inovasi, itu kita tidak melihat latar belakang politik suatu negara. Jadi kita terbuka kepada semua negara mana pun," tegasnya.
Kini sudah banyak dosen Indonesia yang membuat penelitian internasional. Negara-negara yang sudah terlibat, seperti Australia, Jepang, China, Amerika Serikat, Singapura, dan negara tetangga Malaysia.
"Jadi semua negara kita persilahkan untuk membangun kolaborasi," pungkasnya.
Simak Video "Video: Dirjen Kemendiktisaintek soal Riset di Daerah Banyak yang Mangkrak"
[Gambas:Video 20detik]
(det/nwk)











































