.webp)
Tim Kelompok Kerja Nyata (KKN) Kapuas Bumantara dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membagikan momen yang memperlihatkan kondisi sekolah yang tak layak. Video tersebut kemudian viral dan telah ditonton lebih dari 300 ribu kali.
Tim KKN-PPN Kapuas Bumantara terjun langsung di Unit/Kecamatan Kapuas Murung, Kapuas, Kalimantan Tengah. Dalam sebuah video yang beredar, terlihat kondisi SDN 1 Palangkau Baru yang memprihatinkan, mulai dari atap bolong hingga lantai jebol.
Kondisi Bangunan yang Usang
Ketua Sub-Unit KKN UGM di Palangkau Baru, Feri Arifin, mengatakan, kelompoknya telah tinggal selama sebulan di Palangkau Baru. Mereka menyoroti berbagai masalah, termasuk gedung SD yang tidak layak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan SD yang merupakan rumah panggung, memiliki kondisi yang sudah memprihatinkan. Lantainya, bahkan sudah jebol sehingga sangat rawan bagi anak-anak bisa jatuh.
"Kondisi di sana sangat memprihatinkan, saya melihat lantai yang jebol di mana hal tersebut sangat berbahaya untuk anak SD mereka bisa terjatuh karena lantai yang jebol," ucap Feri, saat dihubungi detikEdu, Kamis (24/7/2025).
Tidak hanya itu, untuk peralatan utama pembelajaran, seperti papan tulis dan kursi, bahkan telah usang.
"Meja, kursi, papan tulis yang usang, tembok kelas yang sudah jebol," imbuhnya.
 Kondisi SDN 1 Palangkau Baru di Kalimantan Tengah yang memiliki peralatan di kelas sudah usang Foto: TikTok @kapuas.bumantara |
Tak hanya itu, ruang kelas di SD pun mengalami kekurangan. Kondisi ini membuat beberapa kelas masih digabung atau satu ruangan dipakai untuk dua kelas.
"Setiap ruangan kelas belum tersedia proyektor, kipas , meja/ kursi sudah rusak. ada bangunan kelas yang roboh tapi belum diperbaiki," ujar mahasiswa jurusan Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat tersebut.
Tidak hanya gedung SD, Feri dan kawan-kawannya juga menemukan ruangan SMP yang belum teraliri listrik. Selain itu, fasilitas pendukung di SMP juga belum lengkap.
Sementara di tingkat Taman Kanak-kanak (TK), tenaga pengajar sangat kurang. Hanya ada dua orang dan masih berstatus honorer.
"Mereka mendapatkan gaji dari dana desa yang di mana besaran jumlahnya tergantung kebijakan desa dan untuk fasilitas tempat bermain masih kurang dan fasilitas penunjang lainnya masih kurang," ungkap Feri.
Layanan Kesehatan dan Akses Air Bersih Masih Kesulitan
Tim mahasiswa UGM juga turut menyoroti kondisi masyarakat yang masih sulit mendapatkan akses air bersih. Padahal air bersih merupakan kebutuhan pokok yang penting.
"Masyarakat mendapatkan air langsung dari Sungai Barito tanpa proses filtrasi," katanya.
Belum lagi, lanjut Feri, belum ada tempat pengelolaan sampah/ TPST. Ini membuat, masyarakat selama ini membakar atau membuang sampah di sungai.
Di sektor kesehatan, masyarakat juga kesulitan mendapatkan akses. Hal ini karena akses transportasi darat yang sulit.
"Pernah terjadi kasus kematian ibu hamil saat akan melahirkan. (Di sini) tenaga kesehatan tidak selalu stand by di desa untuk memberikan pelayanan apabila warga desa membutuhkan (hanya ada 1 bidan desa)," tuturnya.
Pengajuan Perbaikan Gedung Sekolah Tidak Diterima karena Alasan Administrasi
Feri menuturkan, kondisi yang berlarut di Palangkau Baru disebabkan kurangnya monitoring/sidak/atau kunjungan pemerintah ke sekolah. Terkait perbaikan gedung, bahkan pengajar sudah mengajukan tapi belum diterima.
"Menurut penyampaian dari tenaga pengajar yang ada di sana, beberapa kali tenaga pengajar mengajukan untuk perbaikan ruangan/gedung tapi tidak di acc. karena masalah administrasi," ceritanya.
Melihat apa yang terjadi, Feri memberi semangat ke teman-teman mahasiswa lain, untuk terus mengabdi dengan hati dan niat yang tulus.
"Siapa pun mahasiswa yang akan melanjutkan pengabdian masyarakat di sini tetap semangat mengabdi di sini, lakukan pengabdian dengan hati dan niat yang tulus," ucapnya.
Ia berharap, pemerintah bisa memperhatikan lebih kondisi di Palangkau Baru. Tak hanya pendidikan tapi juga akses air bersih.
"Semoga pemerintah lebih memperhatikan kondisi yang ada di desa Palangkau Baru, terutama akses jalan, ketersedian air bersih, dan fasilitas pendidikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, tim KKN-PPN UGM di Sub-Unit Palangkau Baru memiliki 11 anggota. Tim ini dibimbing oleh Prof Ir Ambar Pertiwiningrum MSi, PhD, IPU, ASEANEng.
Anggota-anggotanya yaitu Feri Arifin (Kormasit/Ketua Sub-Unit Palangkau Baru) (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat '22), Rosida Larasati (Ilmu Tanah '22), Falicha Febriliant (Agronomi '22), Benilde Siera Mahardika (Akuakultur '22), Hariz Luthfi Rahman (Ilmu dan Industri Peternakan '22), Rina Dini Mariati Sihombing (Pembangunan Ekonomi Kewilayahan '22), Wening Sekar Galih (Psikologi '22), Larasati Jasmine Putri (Hukum '22), Asnia Nur Salsabila (Teknologi Rekayasa Internet '22), Enjelita Niken Mahardika Ratri (Geografi Lingkungan '22), dan Rifan Morgan Dorema Sianturi (Profesi Dokter '23).
Selama sebulan di Palangkau Baru, berbagai kegiatan telah dilakukan berdasarkan rangkaian observasi tim. Beberapa program tersebut antara lain:
- Sosialisasi Dampak Pernikahan Dini bagi Kesehatan
- Edukasi Aspek Psikologis Pra-Nikah untuk Remaja
- Edukasi Hukum Perkawinan sesuai dengan UU Perkawinan
- Kreasi Seribu Biji: Kolase Cerdas, Edukasi Pangan Anak
- Cerdas Mengetik: Pengenalan Komputer dan Teknik Mengetik untuk Siswa SD sebagai Dasar - Literasi Digital Sejak Dini
- Inside Out: Edukasi 6 Emosi Dasar pada Anak
- Pojok Literasi
(faz/nwk)
