Gengsi-Anggapan Kampungan Jadi Tantangan Terbesar Revitalisasi Bahasa Daerah

ADVERTISEMENT

Gengsi-Anggapan Kampungan Jadi Tantangan Terbesar Revitalisasi Bahasa Daerah

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 02 Mei 2024 09:30 WIB
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023
Foto: Kemendikbudristek
Jakarta -

Kepala Badan Bahasa Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD, sebut gengsi menjadi tantangan terbesar dalam proses Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Menurutnya, gengsi termasuk dalam sikap berbahasa seseorang yang timbul salah satunya karena globalisasi.

"Tantangan terbesar dalam proses revitalisasi bahasa daerah adalah sikap berbahasa dari penuturnya. Masih banyak penutur bahasa daerah menganggap bahasa mereka kampunganlah, makanya gengsi untuk digunakan," ujarnya dalam acara Taklimat Media Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2024).

Hal ini perlu diwaspadai karena sudah termasuk dalam sikap negatif yang tidak seharusnya dimiliki masyarakat Indonesia. Pada nyatanya Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan bahasa dan budayanya. Secara keseluruhan Nusantara memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar dari ujung pulau Sumatera sampai dengan Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, ia menegaskan bila masyarakat perlu meyakini bila tidak perlu gengsi dalam memakai bahasa daerah. Jika bahasa daerah kehilangan penuturnya karena gengsi, membuktikan bila masyarakat RI sangat tergerus arus globalisasi. Padahal menurut Amin globalisasi tidak akan mampu menghilangkan keunikan-keunikan pada suatu daerah. Sehingga tidak perlu ragu untuk tetap menggunakan bahasa daerah.

"Globalisasi itu tidak akan mampu menghilangkan keunikan-keunikan sebuah daerah secara utuh, nggak mungkin," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Upaya Revitalisasi Bahasa Daerah

Badan Bahasa terus menggalakkan upaya pelindungan bahasa daerah melalui platform Merdeka Belajar-17: Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Program RBD merupakan tahapan strategis setelah upaya pemetaan bahasa, pengukuran daya hidup atau vitalitas bahasa, dan upaya konservasi bahasa.

Pelindungan bahasa daerah melalui platform MB-17: RBD merupakan salah satu dari program pelindungan bahasa daerah berbasis sekolah, komunitas, dan/atau keluarga. Salah satu tahapan dari program RBD adalah Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) yang akan diselenggarakan pada 1-5 Mei 2024 di Jakarta.

FTBI adalah salah satu upaya untuk mempromosikan keragaman bahasa daerah, menyebarluaskan semangat kecintaan dan ekspresi kebanggaan terhadap bahasa daerah, serta sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku RBD, khususnya generasi muda. FTBI di tingkat nasional (FTBIN) ini juga menjadi kegiatan untuk memperingati hari bahasa ibu internasional.

Gelaran tahunan kedua ini, dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati tiap tanggal 2 Mei. FTBIN akan menjadi bentuk apresiasi atas semangat para generasi muda terbaik yang telah terpilih dalam FTBI dari 25 provinsi pada tahun 2023.

Tak hanya itu, dalam rangkaian FTBIN,diselenggarakan rapat koordinasi dengan kepala daerah dari 38 provinsi dan perwakilan bupati/wali kota dari 38 provinsi tersebut yang melaksanakan RBD pada 2024. Rapat koordinasi ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk menguatkan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dalam pelestarian bahasa daerah di seluruh Indonesia.

Diketahui FTBIN 2024 diikuti oleh 513 peserta dan 38 pendamping yang berasal dari 25 provinsi yang akan mengikuti rangkaian kegiatan FTBIN mulai tanggal 1-5 Mei 2024. Sementara kegiatan Rakor akan diikuti oleh 353 peserta Rakor (gubernur, bupati, dan wali kota) yang akan diselenggarakan pada 2-3 Mei 2024.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads