Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menggencarkan pelestarian dan pengembangan bahasa daerah. Kebijakan ini ditempuh untuk mencegah kepunahan bahasa daerah.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan upaya untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah ditempuh dalam 2 jalur. Jalur pertama yang dituturkan Mu'ti sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah adalah pelibatan dalam kokurikuler. Bahasa daerah menjadi muatan lokal yang diajarkan kepada siswa sejak jenjang sekolah dasar.
"Jalur pertama adalah melalui jalur pendidikan formal di sekolah dalam bentuk kurikulum muatan lokal yang bisa diberikan pelajaran bahasa daerah di masing-masing daerah," katanya saat acara Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2025 yang dilaksanakan di Gedung Merah Putih PPSDM Kemendikdasmen, Depok pada Senin (26/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Mu'ti menyebut soal 'hidden curriculum'. Ia mengatakan bahasa daerah merupakan bagian dari hidden kurikulum yang penggunaannya bisa dipakai selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
"Yang kedua adalah penggunaan bahasa daerah dan juga budaya-budaya daerah dalam berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah dan kami integrasikan itu sebagai bagian dari kegiatan kokurikuler dan hidden kurikulum," tuturnya.
Selain itu, menurutnya nilai-nilai dan juga kemahiran berbahasa daerah dapat ditanamkan melalui keluarga atau masyarakat. Meski penguatan bahasa daerah digencarkan, ia juga meminta agar siswa tetap menguasai bahasa asing.
"Kami berkomitmen sesuai dengan peringatan hari bahasa tahun yang lalu kita bangga, mahir dan maju dengan bahasa Indonesia tetapi juga tetap melestarikan bahasa daerah dan tidak lupa untuk menguasai bahasa asing," katanya.
Dorong Kepala Daerah Buat Kebijakan Soal Bahasa Daerah di Sekolah
Mu'ti meminta kepada para kepala daerah untuk membantu pelestarian dengan pembuatan kebijakan bahasa daerah masuk muatan lokal di sekolah. Dalam FTBIN 2025 ini, pihaknya telah memberi apresiasi kepada 44 kepala daerah.
"Kami selalu lagi menyampaikan selamat kepada Bapak Bupati, Wali dan Kepala-Kepala Daerah yang selalu mendapatkan apresiasi pada acara hari ini, dan kami tentu berharap agar ke depan pelestarian bahasa daerah, pelestarian bahasa ibu, dapat menjadi bagian dari komitmen kita untuk memperkuat Bhinneka Tunggal Ika," kata Mu'ti.
Pada kesempatan yang sama Wamendikdasmen, Atip Latipulhayat pun meminta agar sekolah-sekolah dapat menerapkan muatan lokal bahasa daerah pada tahun pertama SD.
"Jadi, mohon dipertimbangkan dalam rangka penguatan penggunaan bahasa daerah sekaligus juga memelihara eksistensi bahasa daerah adalah dengan menggunakannya dalam pembelajaran di awal sekolah. Karena penelitian membuktikan penyampaian mata pelajaran dengan menggunakan bahasa daerah itu juga efektif," pesannya.
(cyu/pal)