Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Hafidz Muksin menyampaikan pihaknya akan merevitalisasi 120 bahasa daerah sepanjang tahun 2025.
"Untuk tahun 2025, kita akan revitalisasi sebanyak 120 bahasa daerah," ujarnya dalam acara Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2025 yang dilaksanakan di Gedung Merah Putih PPDSM Kemendikdasmen, Depok pada Senin (26/5/2025).
Ia melanjutkan, Kemendikdasmen akan menggandeng berbagai pihak mulai dari sekolah, komunitas, periset hingga siswa. Sejauh ini, sudah ada 144 bahasa daerah yang berhasil direvitalisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya tersebut merupakan hasil kolaborasi dan dukungan dari 31.546 SD, 16.165 SMP, 944 komunitas, 25.626 komunitas/penggerak sastra, 2.983 dosen, 10.950 seniman/budayawan dan masih banyak lagi.
"Tentu dengan semangat kolaborasi, ini akan kita lanjutkan dalam rangka mewujudkan agar bahasa daerah sebagai kekayaan budaya bangsa tetap lestari di negara kita tercinta," ungkap Hafidz.
Dorong Bahasa Daerah Jadi Muatan Lokal Sekolah
Adapun kepada 44 kepala daerah, Hafidz memberikan apresiasi karena telah membuat kebijakan masuknya bahasa daerah sebagai muatan lokal di sekolah. Ia mengajak pemimpin daerah lain untuk membuat kebijakan serupa.
"Ada 44 kepala daerah yang tadi telah diberikan penghargaannya. Semoga ini menjadi wujud nyata, dukungan pemerintah daerah aan diharapkan dapat memantik bagi para kepala daerah lainnya," ucap Hafidz.
Hal yang sama juga diminta langsung oleh Mendikdasmen, Abdul Mu'ti. Ia berharap keterlibatan bahasa daerah di sekolah lebih digalakkan kembali.
"Bagaimana bahasa itu juga merupakan pecahan-pecahan peradaban dan pecahan-pecahan budaya di Indonesia yang masuk dari budaya-budaya yang ada di seluruh daerah kita. Karena itu, maka dalam konteks melestarikan bahasa daerah, bahasa itu kami mendorong agar pemerintah daerah dapat berpartisipasi dalam melestarikan bahasa daerah itu melalui kurikulum muatan-muatan lokal yang ada di sekolah," ujarnya.
Menurut Mu'ti nilai-nilai dan juga kemahiran berbahasa daerah dapat ditanamkan melalui keluarga. Selain itu, juga lewat masyarakat sehingga anak-anak tetap memiliki kemampuan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Ia juga membeberkan sederet manfaat menguasai bahasa daerah yakni:
- Peningkatan kemampuan kognitif: siswa bilingual atau multilingual memiliki keterampilan berpikir yang lebih fleksibel dan kreatif.
- Penguatan identitas budaya dan rasa percaya diri: menguasai bahasa daerah dapat membuat siswa lebih memahami dan bangga terhadap budaya mereka.
- Meningkatkan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman: siswa yang belajar bahasa daerah lebih memahami nilai dan budaya yang berbeda, menumbuhkan sikap saling menghargai.
(cyu/pal)