Tiga profesor riset baru di lingkungan BRIN akan dikukuhkan melalui sidang terbuka pada Kamis, 25 April 2024. Majelis Profesor Riset akan melaksanakan sidang terbuka di Gedung BJ Habibie, Jakarta.
Profesor riset di Indonesia adalah posisi akademik tertinggi di lembaga pendidikan tinggi atau institusi riset, khususnya BRIN. Profesor riset bertanggung jawab besar sebagai teladan dan inspirator untuk periset lainnya.
Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian menyebut status sebagai profesor riset harus ditunjukkan dengan kinerja yang semakin andal. Ada lima poin penting yang dia garis bawahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, seorang profesor riset harus dapat melakukan riset berkualitas dan berkontribusi terhadap pengetahuan di bidang kepakaran terkait. Kedua, mampu membimbing periset lain maupun mahasiswa.
Tiga, dapat memberikan ide, masukan, dan strategi dalam mengembangkan kebijakan riset dan inovasi, baik di bidang kepakaran yang bersangkutan ataupun peran manajerial.
"Selanjutnya yang keempat, mampu berkolaborasi dengan berbagai mitra baik nasional maupun global. Dan yang terakhir adalah dapat berperan aktif tidak hanya pada ruang lingkup organisasi, namun juga secara luas sebagai pengabdian terhadap masyarakat," ujar Vian melalui keterangan tertulis, Rabu (24/4/2024).
Ketiga peneliti ahli utama dengan kepakaran masing-masing akan melakukan orasi ilmiah yang merupakan saripati dari riset yang dilakukan selama ini.
Isnaeni dengan kepakaran optik, tekun meneliti efisiensi energi listrik dan pencemaran lingkungan dengan menghadirkan quantum dots karbon sebagai solusinya.
"Quantum dots adalah partikel berukuran skala nanometer, di mana terjadi pengurungan elektron yang menyebabkan tingkat energi dalam quantum dots bersifat diskrit dan menghasilkan sifat yang unik," ujar Isnaeni.
Quantum dots karbon adalah jenis quantum dots yang dapat dibuat dari bahan limbah domestik, mempunyai keunggulan sifat optik yang baik, serta mudah disintesis.
Penggunaan satu jenis quantum dots karbon pada LED dapat menciptakan warna lampu kuning, merah, jingga, hingga putih. Selain tidak toksik, quantum dots karbon juga sensitif terhadap logam berat.
"Hasil pengembangan ini tentu akan sangat bermanfaat bagi pemantauan polusi logam berat pada perairan sungai, danau, dan lautan," kata dia.
Kemudian, Erma Yulihastin dengan kepakaran cuaca dan iklim ekstrem konsisten meneliti terkait model prediksi hujan yang akurat untuk Indonesia.
"Hasil pengembangan ini tentu akan sangat bermanfaat bagi pemantauan polusi logam berat pada perairan sungai, danau, dan lautan," kata Erma.
Dia menerangkan pengembangan metode kopel model antara komponen atmosfer dan laut bermanfaat untuk memperbaiki prediksi onset hujan ekstrem berbasis model dinamik skala meso. Metode tersebut kemudian disebut Sistem Pendukung Keputusan Numerical-based Atmosphere-ocean prediction and Knowledge Using deep Learning Artificial Intelligence (NAKULA).
"Pengembangan NAKULA merupakan salah satu solusi kemandirian nasional dalam teknologi prediksi cuaca ekstrem agar dapat menghasilkan dataset prediksi cuaca resolusi tinggi untuk wilayah Indonesia," ungkapnya.
Selanjutnya, Muhammad Reza Cordova dengan kepakaran pencemaran laut menjelaskan Indonesia dianggap sebagai penghasil sampah plastik laut terbesar kedua. Namun, dari hasil riset yang ia lakukan, angkanya lebih kecil dua sampai enam kali dari klaim modelling secara global.
"Perhitungan tersebut menjadi dasar pengurangan kebocoran sampah plastik laut untuk periode delapan tahun, terhitung sejak 2018 sampai 2025, yakni sebesar 70 persen. Hal ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut," ujar kandidat profesor riset termuda di BRIN itu.
Implementasi data dasar dan strategi yang dirumuskannya memperlihatkan selama periode 2018 hingga 2023, sampah laut di Indonesia diklaim telah berkurang hingga 41 persen.
(nah/nwy)