Jadi pulau dengan populasi terpadat di Indonesia, Jawa menjadi pulau yang sangat rentan terhadap bencana-bencana geologi yang dapat terjadi. Terutama gempa bumi pada tempat-tempat yang belum pernah dilakukan studi sebelumnya.
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan fakta mengejutkan. Di mana gempa bumi yang sempat terjadi beberapa waktu lalu seperti Sumedang pada Januari 2024 menjadi bukti nyata adanya sesar aktif yang belum tercatat datanya di BRIN.
Bila terus diabaikan, rentan kekuatan gempa yang dapat terjadi di wilayah Sumedang diperkirakan mencapai 6,6 hingga 7 magnitudo. Untuk itu penting membangun pemetaan sesar aktif di Pulau Jawa sebagai langkah mitigasi terhadap potensi bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk mengumpulkan lebih banyak pengetahuan dan membangun strategi mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak potensial dari bencana gempa di masa depan," tutur Sonny dikutip dari rilis di laman resmi BRIN, Selasa (2/4/2024).
Rute Peta Sesar Pulau Jawa
Lebih lanjut, Sonny menjelaskan wilayah sepanjang pulau Jawa dilakukan penelitian terhadap jalur sesarnya. Ada yang sudah pernah diteliti dan sedang proses penelitian lebih lanjut.
Beberapa sesar yang sudah pernah diteliti dan dipublikasikan seperti:
- Sesar Cimandiri
- Sesar Lembang
- Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng Sesar Opak
- Sesar Mataram
- Sesar Garsela
- Sesar Karangsambung
- Sesar Pasuruan
Sedangkan sesar yang masih dalam proses penelitian, yakni:
1. Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakakala, Somor Koning yang terbukti aktif dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi
2. Sesar Cianjur yang sempat menyebabkan gempa Cianjur pada awal tahun 2024.
3. Sesar di mengapit Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang aktif dan besar. Sehingga menimbulkan dampak pada kota-kota penting seperti Cirebon, bandung, Jakarta, Karawang, dan Indramayu karena sesar menyimpan energi berupa swarm earthquake maupun foreshocks. Daftar sesarnya, yakni:
- Sesar Baribis Segmen Tampomas
- Sesar Baribis Segmen Ciremai
- Sesar Lembang
- Sesar Cileunyi Tanjungsari
- Sesar Gasela
4. Sesar wilayah Laut Jawa di dekat Pulau Bawean
5. Sesar Java Back-arc Thrust juga terus dilakukan penelitian lebih lanjut karena berpotensi merusak daerah perkotaan seperti Semarang dan Surabaya.
Tidak sendiri, BRIN juga bekerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti Kementerian PUPR melalui Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG. Hal ini dilakukan untuk menambah peluang ter konfirmasinya jalur sesar-sesar aktif di Pulau Jawa.
"Ditambah adanya harapan untuk pengetahuan dari recurrence interval dari sejarah kegempaan pada masing-masing sesar aktif," lanjutnya.
Masyarakat Bisa Ikut Antisipasi
Mengingat kondisi Pulau Jawa yang rawan bencana gempa, Sonny juga berharap masyarakat mampu mengantisipasi adanya dampak yang ditimbulkan dari terjadinya bencana. Salah satunya dengan melakukan rekayasa bangunan agar tahan gempa.
"Ini mungkin efektif jika bangunan belum dibangun. Kemudian juga menghindari membangun di sekitar jalur gempa," imbaunya.
Ia juga berharap hasil penelitian nantinya bisa menjadi upaya mitigasi lebih lanjut untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. Serta memberikan kontribusi positif dalam upaya global untuk mengurangi risiko bencana global.
Karena tidak hanya di tingkat nasional, organisasi internasional seperti United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) juga secara konsisten mendorong negara-negara untuk meningkatkan pemahaman terhadap potensi bencana alam dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
(det/nwk)