Perjuangan Atasi Polusi Jakarta: Buat Hujan, Awan Habis, Semprot Air dari Langit

ADVERTISEMENT

Perjuangan Atasi Polusi Jakarta: Buat Hujan, Awan Habis, Semprot Air dari Langit

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 07 Sep 2023 19:00 WIB
Teknologi Modifikasi Cuaca - BPPT
Foto: Luthfy Syahban
Jakarta -

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menjadi langkah yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengentaskan polusi yang ada di DKI Jakarta. Tak sendiri, BMKG bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dinas Perhubungan.

Diketahui TMC adalah upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Dalam hal ini, BMKG bersama mitranya mencoba untuk membuat awan hujan yang akan menurunkan hujan untuk menurunkan tingkat polusi udara di DKI Jakarta.

Namun dalam prosesnya saat ini, Ketua BMKG Prof Dwikorita Karnawati menyatakan langit Jakarta sudah kehilangan awan padahal proses ini memerlukan unsur tersebut. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah menyemprotkan air bersih secara langsung ke langit melalui pesawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini berhasil karena hujan sempat mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Minggu, 27 Agustus 2023 yang lalu. Meskipun begitu, Dwikorita menyatakan proses persiapan TMC bukan baru-baru ini dilakukan melainkan sejak bulan Februari 2023.

"Kami sudah lakukan TMC berkali-kali sebelum ada polutan ini dan sudah sejak Februari disiapkan. Tapi karena keringnya sangat kering dan awannya habis, kami lakukan terakhir pada tanggal 19 Agustus 2023 sampai hari ini masih dilakukan," jelasnya ditemui i Auditorium BMKG (Gedung A) Jl Angkasa 1 No 2, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

ADVERTISEMENT

Sayangnya, kendala yang ditemukan BMKG adalah ketidakadaan awan di langit Jakarta. Dengan demikian sejak 5 September 2023, BMKG yang membawa air ke langit menggunakan pesawat dengan cara disemprotkan.

Terkait proses menyemprotkan air di jalan Jakarta untuk mengurangi proses polusi, Dwikorita menyatakan lebih baik sesuai dengan yang direkomendasikan. Yakni, penyemprotan secara langsung menggunakan air bersih ke langit.

Sumber Utama Polusi

Di kesempatan yang sama, Dwikorita menyatakan kebijakan work from home (WFH) berhasil menurunkan tingkat polusi udara di DKI Jakarta. Salah satu alasannya adalah karena berbagai lembaga pemerintah berhasil mengatasi sumber utama polusi udara.

Dwikorita menyatakan bukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sumber utama polusi udara di DKI Jakarta adalah emisi dari transportasi. Untuk itu, pemerintah Jakarta memilih kebijakan untuk WFH.

"Bukan PLTU sumber utama dari data satelit itu adalah dari lalu lintas, makanya yang dikendalikan benar-benar adalah lalu lintas," jelas Dwikorita.

Hal ini juga selaras dengan yang dijelaskan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta. Menurut DLH transportasi menyumbang 67,04 persen polusi.

Sedangkan pembangkit listrik termasuk PLTU hanya memiliki pengaruh sebesar 5,7 persen bahkan tak lebih besar dari emisi yang dikeluarkan dari Industri yakni 26,8 persen.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads