Kepala BMKG: PJJ Saat KTT ASEAN dan WFH Berhasil Kurangi Polusi Jakarta

ADVERTISEMENT

Kepala BMKG: PJJ Saat KTT ASEAN dan WFH Berhasil Kurangi Polusi Jakarta

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 07 Sep 2023 17:00 WIB
Waspada! Prediksi Puncak Ancaman El Nino Terjadi Agustus-September
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati jelaskan bila kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) anak sekolah dan work from home (WFH) bagi ASN berhasil menurunkan tingkat polusi di DKI Jakarta. Ia juga menyampaikan keberhasilan ini tak dilakukan oleh satu pihak tapi gotong-royong berbagai lembaga.

Sebagai informasi, anak sekolah di sembilan kecamatan yang bersinggungan dengan tempat pelaksanaan KTT ASEAN mendapat kebijakan PJJ sejak tanggal 4-7 September 2023. Selain itu, ASN diberi kebijakan untuk WFH sebanyak 50% dalam rangka mengupayakan penurunan polusi udara sejak 21 Agustus 2023.

Dua upaya ini menurut Dwikorita adalah langkah yang tepat dan terbukti berhasil. Tingkat polusi udara di Jakarta saat ini berada di tingkat "sedang" dari "tidak sehat".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dari data yang kami monitor ada pengurangan, tadinya warna kuning atau tidak sehat kadar polutannya menjadi sedang. Memang ada pengurangan," ungkapnya ditemui detikEdu di Auditorium BMKG (Gedung A) Jl Angkasa 1 No 2, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Upaya Gotong Royong Berbagai Kementerian/Lembaga

ADVERTISEMENT

Keberhasilan ini diungkapkan Dwikorita adalah hasil dari berbagai upaya yang dilakukan berbagai lembaga pemerintahan. Sehingga timbulnya berbagai kebijakan seperti WFH, kebijakan uji kendaraan emisi, PLTU tidak beroperasi dan teknologi modifikasi cuaca.

"Ada upaya yang dilakukan, bukan begitu saja berkurang, seluruh kementerian tengah bekerja keras di berbagai sektornya masing-masing", tambahnya.

BMKG sendiri berperan dalam proses modifikasi cuaca untuk mendorong terbentuknya awan hujan yang akan menurunkan hujan. Lagi-lagi tak sendiri, BMKG bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dinas Perhubungan.

Sayangnya, satu tantangan proses modifikasi cuaca saat ini adalah tidak adanya awan di langit Jakarta. Sehingga langkah yang dilakukan adalah menyemprotkan air bersih secara langsung ke langit melalui pesawat dan gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Awannya sudah tidak ada. Maka yang kita lakukan adalah membawa air, naik pesawat dan gedung lalu disemprotkan dari atas. Penyemprotan dari gedung ini juga hasil kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta bernama 'Water Mist Generator'," ungkapnya lebih lanjut.

Peralatan ini akan membuat kabut air untuk mencuci polutan di DKI Jakarta. Untuk itu, ia tidak bisa memungkiri progres keberhasilan saat ini tercipta karena kerjasama seluruh lembaga.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads