Sebuah studi menemukan jika air hujan di Surabaya mengandung mikroplastik. Ternyata partikel sangat kecil ini tak hanya mencemari laut dan sungai, melainkan ikut terbawa dalam air hujan.
Penelitian yang mengungkap air hujan di Surabaya merupakan kolaborasi antara Jejak (Jaringan Gen Z Jatim Tolak Plastik Sekali Pakai), Growgreen, River Warrior, dan Ecoton. Usai studi ini keluar, Dosen Prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya, Vella Rohmayani, memberikan pendapatnya.
Menurut Vella, mikroplastik telah menyebar ke berbagai lapisan lingkungan.
"Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran 1-5 milimeter dengan bentuk beragam, mulai serat, fragmen, hingga butiran kecil," jelas Vella dalam laman UM Surabaya, dikutip Selasa (18/11/2025).
Ia menjelaskan jika mikroplastik terbagi menjadi dua jenis. Mikroplastik primer berasal dari produk kosmetik dan kesehatan yang mengandung microbead atau microexfoliate, seperti polietilen (PE), polipropilen (PP), dan polistiren (PS). Sementara mikroplastik sekunder muncul dari proses pelapukan plastik melalui reaksi fisik, kimia, maupun biologis.
Ia mengatakan, penyebaran mikroplastik kini semakin tak terhindarkan. Partikel ini, bahkan bisa ditemukan di badan air bahkan dalam tubuh
"Partikel ini telah ditemukan di laut, sungai, udara, bahkan di dalam tubuh organisme. Karena ukurannya sangat kecil, mikroplastik mudah masuk ke rantai makanan," terang Vella.
Dalam hal ini, lanjutnya, air hujan juga menjadi media penyebaran yang efektif.
"Partikel mikroplastik dapat terangkat ke atmosfer lalu turun kembali bersama hujan," katanya lagi.
Penyebab Mikroplastik di Air Hujan
Vella berpendapat jika pembakaran sampah plastik menjadi pemicu utama partikel ini berterbangan di udara. Selain itu, pembuangan sampah yang tidak terkelola juga membuat mikrolpastik tercampur air hujan.
Vella mengingatkan jika masalah mikroplastik bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga ancaman kesehatan.
"Air hujan yang terkontaminasi mikroplastik meningkatkan risiko paparan pada makanan dan minuman yang dikonsumsi," tuturnya.
Berbagai penelitian menunjukkan jika mikroplastik dapat menimbulkan dampak serius bagi tubuh manusia. Mulai dari peradangan jaringan, gangguan hormon, masalah reproduksi, hingga komplikasi kehamilan.
Pencegahan Mikroplastik di Air Hujan
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya langkah pencegahan. Vella mengajak masyarakat untuk: mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memakai wadah dan botol minum yang dapat digunakan berulang, membawa tas belanja sendiri, dan menghindari pembakaran sampah plastik.
"Gunakan masker filtrasi, payung, atau jas hujan untuk mengurangi kontak dengan air hujan. Pengemudi juga sebaiknya mengaktifkan mode sirkulasi kabin saat hujan," sarannya.
Setibanya di rumah, Vella menganjurkan masyarakat segera mandi dan berganti pakaian untuk menghilangkan partikel yang mungkin menempel di tubuh. Vella juga menegaskan bahwa pemerintah memiliki peran besar dalam mengatasi persoalan ini.
"Perlu regulasi yang tegas terkait larangan pembakaran sampah terbuka, peningkatan sistem pengelolaan sampah terpadu, serta aturan ketat bagi produsen kemasan plastik," tegasnya.
Simak Video "Video: BRIN Bicara Dampak Mikroplastik di Air Hujan"
(nir/faz)