.webp)
Para ilmuwan menemukan makhluk raksasa di barat daya Samudra Pasifik, tepatnya di wilayah laut Kepulauan Salomon. Makhluk ini berupa koloni karang yang sangat luas hingga lebarnya bisa dua kali ukuran lapangan basket standar.
Penemuan ini berawal dari ekspedisi National Geographic Pristine Seas pada 2024 lalu. Saat menyelam untuk mengamati wilayah di dalam laut, seorang videografer dari tim ekspedisi melihat karang yang sempat dikiranya bangkai kapal.
"Saya menyelam di tempat yang menurut peta merupakan lokasi bangkai kapal, lalu saya melihat sesuatu," kata Manu San Felix, sebagaimana dilansir BBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Lalu saya) melihat karang, yang berada di Kepulauan Solomon, seperti melihat 'katedral di bawah air'," imbuhnya.
Setelah diperiksa dan diamati, luas karang tersebut mencapai lebar sekitar 34-38 meter, panjang 32-33 meter, dan tinggi 5,5 meter. Penemuan ini menjadi hal penting karena karang kian menghadapi tekanan berat saat lautan menghangat akibat perubahan iklim.
Berusia 300-500 Tahun
Meskipun tampak besar dan kokoh dalam satu kesatuan, karang merupakan koloni yang terdiri dari ribuan polip berukuran kecil. Polip tersebut berkumpul dan membentuk koloni karang, yang faktanya merupakan wujud ribuan hewan yang bersatu.
Menurut peneliti, usia karang tersebut diperkirakan sekitar 300-500 tahun. Terbentuk pada abad ke 16 dan ke 17, yang artinya sudah melewati masa Deklarasi Kemerdekaan AS, Perang Dunia II, sampai Pandemi COVID-19.
"Rasanya sangat emosional. Saya merasakan rasa hormat yang besar terhadap sesuatu yang tetap berada di satu tempat dan bertahan selama ratusan tahun," ungkap San Felix.
Saking besarnya karang yang baru ditemukan ini, ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari pemegang rekor "karang terbesar" sebelumnya yakni "Big Momma". Big Momma merupakan koloni karang Porites raksasa dengan tinggi 6 meter dan keliling 40 meter, yang terletak di National Marine Sanctuary of American Samoa.
"Hari ini saya sangat senang melihat karang yang bahkan lebih besar di Kepulauan Solomon. Jika Big Momma tampak seperti sendok es krim raksasa yang dijatuhkan di atas terumbu, karang yang baru ditemukan ini seolah-olah es krim yang mulai mencair, menyebar selamanya di dasar laut," kata Molly Timmers, ilmuwan utama Pristine Seas di Ekspedisi Kepulauan Solomon, dikutip dari National Marine Sanctuary Foundation.
Pentingnya Keberadaan Terumbuh Karang bagi Penduduk di Pasifik
Bagi masyarakat Kepulauan Pasifik, ekosistem terumbu karang sangat penting dan bernilai ekonomi melalui perikanan dan pariwisata pesisir. Ekosistem tersebut juga memberikan nilai budaya terhadap penduduk asli Hawaii dan kelompok masyarakat adat sekitar Pasifik.
Kendati demikian, menurut laporan National Marine Sanctuary Foundation, saat ini dunia tengah mengalami penurunan jumlah terumbu karang akibat perubahan tekanan iklim. Selain itu, juga terdapat faktor dari manusia seperti pemutihan karang, polusi dari daratan, penangkapan ikan berlebih, sampah di laut, hingga pemanfaatan secara intensif di beberapa daerah.
Dengan penemuan karang raksasa di Kepulauan Salomon ini, para ilmuwan mengingatkan untuk pentingnya melindungi dan melakukan konservasi untuk menjaga ekosistem penting tersebut tetap hidup.
Penemuan karang terbesar ini sendiri telah berhasil memperoleh penghargaan Inovasi Konservasi di Capitol Hill Ocean Week 2024 yang diberikan oleh National Marine Sanctuary Foundation.
Baca juga: Benarkah Hiu 'Doyan' Manusia? Ini Faktanya |
Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom
(faz/faz)
