Waspada Banjir Bandang di Puncak Musim Hujan, Pakar Ingatkan Tanda-tandanya

ADVERTISEMENT

Waspada Banjir Bandang di Puncak Musim Hujan, Pakar Ingatkan Tanda-tandanya

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 12 Nov 2025 17:30 WIB
Dampak banjir bandang di Nduga (dok. BNPB)
Nduga, Papua Pegunungan usai banjir bandang. Foto: dok. BNPB
Jakarta -

Mantan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 2017-2025, Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc, PhD, mengingatkan agar warga waspada akan ancaman banjir bandang dan sambaran petir. Ia menjelaskan, potensi bencana ini muncul selaras dengan Indonesia yang sedang memasuki puncak musim hujan.

Guru Besar Bidang Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan, puncak musim hujan RI yang datang lebih awal daripada tahun sebelumnya. Sementara itu, intensitas curah hujan tinggi mencapai 300 hingga 500 milimeter per bulan, bahkan lebih tinggi lagi di sejumlah daerah.

"Wilayah barat dan tengah Indonesia akan mengalami puncak hujan pada November hingga Desember, sementara wilayah tengah dan timur mencapai puncaknya pada Desember hingga Februari," ucapnya dalam Workshop Peningkatan Kapasitas Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk mengantisipasi risiko oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, dikutip dari laman kampus, Rabu (12/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanda Banjir Bandang

Puncak musim hujan diikuti potensi risiko bencana banjir bandang. Dwikorita menjelaskan, ada ciri-ciri datangnya bencana hidrometeorologi ini yang bisa diperhatikan.

ADVERTISEMENT

Salah satunya yaitu adanya perubahan warna air sungai yang tiba-tiba keruh. Perubahan ini akan disertai dengan aliran ranting atau batang kayu.

Ia mengingatkan, saat tanda-tanda banjir bandang tersebut muncul, warga harus segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi dan menjauh dari aliran air.

"Kalau air yang biasanya jernih menjadi keruh dan deras, tanda tersebut harus direspons dengan segera menjauh dan mencari tempat yang lebih tinggi," ucapnya.

Waspada Sambaran Petir

Dwikorita mengatakan, ancaman sambaran petir juga mengintai saat hujan turun. Ia mengingatkan, salah satu cara terhindar dari sambaran petir yakni dengan menjauhi kolam renang dan pohon. Kemudian, hindari berdiri dekat tiang listrik, menara, atau di ruang terbuka.

"Saat berada di luar ruangan, disarankan untuk merapatkan kaki atau mengangkat satu kaki guna meminimalkan risiko sambaran listrik, serta menghindari penggunaan alat komunikasi logam," sambungnya.

Dwikorita juga mengingatkan agar warga senantiasa memantau informasi cuaca di website atau aplikasi InfoBMKG.

Potensi Banjir Bandang

Kepala Subdirektorat Integrasi dan Pengolahan Pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Linda Lestari mengatakan, per 15 Oktober 2025, tercatat 2.590 kasus bencana terjadi di Indonesia.

"Kalau dibayangkan hampir satu hari bisa mencapai sekitar 10 laporan bencana," ucapnya.

Ia menambahkan, wilayah Bantul, khususnya Kecamatan Imogiri dan Dlingo, Yogyakarta memiliki potensi banjir bandang yang cukup tinggi. Sementara itu, wilayah dengan risiko banjir bandang rendah bisa jadi diintai jenis bencana lain, seperti Pulau Morotai di Maluku Utara yang hampir seluruhnya berisiko gempa dan tsunami, khususnya di daerah pesisir.

Linda mengingatkan agar mahasiswa dan dosen di lapangan memahami potensi risiko di lokasi kuliah kerja nyata (KKN) masing-masing.

"Silakan pantau data dan peringatan bencana ini melalui website atau aplikasi InaRISK," tekannya.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads