Tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berhasil mengidentifikasi spesies tumbuhan baru dari famili Araceae (aroid) yang ditemukan di Provinsi Riau.
Spesies ini dinamai Homalomena chikmawatiae, sebagai bentuk penghormatan terhadap Prof Dr Tatik Chikmawati (IPB University) atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.
Menurut peneliti PRBE BRIN, Muhammad R Hariri, Homalomena chikmawatiae secara morfologi mirip dengan genus Furtadoa, terutama karena bentuk daunnya yang menyerupai perisai (peltate) dan struktur steril pada bagian spadix-nya yang mencolok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisis filogenetik berbasis sekuen ITS menunjukkan bahwa genus Furtadoa bersifat polifiletik, sehingga seluruh spesies di dalamnya direvisi dan kini dimasukkan ke dalam genus Homalomena.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa keragaman morfologi dalam Homalomena, khususnya kelompok dengan spadix bertipe Furtadoa, jauh lebih kompleks dari yang selama ini diperkirakan," ujar Hariri dalam keterangan tertulis BRIN yang dikutip detikEdu, Kamis (26/6/2025).
Temuan ini menegaskan pentingnya penerapan taksonomi integratif yang menggabungkan data morfologi dan molekuler dalam memahami dinamika evolusi tumbuhan Araceae di kawasan Malesia.
Sebagai konsekuensi dari hasil penelitian ini, dua spesies sebelumnya yang tergolong dalam Furtadoa telah direklasifikasi yaitu Furtadoa indrae menjadi Homalomena indrae, dan Furtadoa sumatrensis kini menjadi Homalomena sumatrensis.
Studi tersebut juga menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompok Homalomena dengan tipe spadix khas Furtadoa di wilayah Malesia.
Ciri khas H chikmawatiae meliputi daun berbentuk perisai, spadix dengan bagian steril yang menonjol (appendix), dan bunga jantan yang hanya memiliki satu benang sari (monandrus).
Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh warga lokal di Riau dan kemudian dibawa ke Bogor untuk dibudidayakan dan diteliti lebih lanjut oleh tim BRIN melalui pengamatan morfologi dan analisis genetik.
"Tanaman ini memiliki kombinasi ciri yang tidak biasa dalam kelompoknya, terutama daun peltate dan appendix steril besar. Ini memperkaya pemahaman kita tentang variasi morfologi dan hubungan evolusi dalam Homalomena," kata Hariri.
Secara filogenetik, spesies ini termasuk dalam Cyrtocladon Supergroup, meskipun memiliki beberapa karakter unik yang menyimpang dari pola umum kelompok tersebut.
Saat ini, H chikmawatiae diketahui hanya berasal dari satu populasi dan direkomendasikan berstatus Data Deficient (DD) sesuai kriteria IUCN, mengingat keterbatasan data tentang distribusi dan populasinya di alam.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography edisi April 2025 (Volume 80, Nomor 1, halaman 99-104) dengan judul "Nomenclatural Changes and New Species in Malesian Homalomena (Araceae)" oleh Irsyam dan tim.
Penemuan ini semakin memperkaya khazanah ilmiah nasional dan membuka peluang baru dalam konservasi hayati serta pengembangan riset taksonomi dan evolusi tumbuhan di Indonesia.
(pal/nwk)