Peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) bersama tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) temukan enam spesies baru tumbuhan endemik Indonesia. Tumbuhan ini diketahui berasal dari keluarga Araceae.
Sosok peneliti yang menemukan spesies baru ini adalah Arifin Surya Dwipa Irsyam yang juga merupakan kurator Herbarium Bandungense SITH ITB. Wakil Dekan Bidang Sumberdaya SITH ITB sekaligus Kepala Herbarium Bandungense, Dian Rosleine menyebut penemuan ini mencatat sejarah baru, terutama dalam bidang taksonomi tumbuhan.
"Penemuan enam spesies baru tersebut merupakan kontribusi Herbarium Bandungense dalam bidang taksonomi tumbuhan," katanya dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (19/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar 6 Spesies Tumbuhan Endemik Indonesia Terbaru
Adapun daftar 6 spesies tumbuhan endemik Indonesia terbaru yang ditemukan Arifin dan peneliti BRIN, yakni:
1. Cyrtosperma hayii
Penemu: Raynalta, MR Hariri & ASD Irsyam
2. Cyrtosperma prasinispathum
Penemu: ASD Irsyam dan MR Hariri
3. Homalomena adei
Penemu: MR Hariri dan ASD Irsyam
4. Homalomena amarii
Penemu: ASD Irsyam dan MR Hariri
5. Homalomena chikmawatiae
Penemu: ASD Irsyam dan MR Hariri
6. Homalomena pistioides
Penemu: ASD Irsyam, MR Hariri, dan Raynalta.
Minat Penelitian Tumbuhan Terna Masih Rendah
Arifin menjelaskan minat terhadap penelitian tumbuhan terna atau tumbuhan dengan batang lunak masih tergolong rendah di Indonesia. Saat ini, masih banyak peneliti yang berfokus pada pohon atau tumbuhan berkayu.
"Padahal, potensi ditemukannya jenis baru dari kelompok tumbuhan terna sangat besar," ungkapnya.
Hingga saat ini, banyak tumbuhan terna yang sudah diperdagangkan sebagai tanaman hias. Namun sayangnya, tanaman ini bahkan ada yang belum memiliki nama ilmiah yang sah.
"Salah satu misi kami adalah memberikan penamaan ilmiah yang valid bagi tumbuhan terna yang sudah populer di masyarakat. Misalnya, Homalomena "blue metallic" yang sempat viral di media sosial, kini telah diidentifikasi dan dideskripsikan secara resmi sebagai Homalomena amarii," urainya.
Melakukan penelitian di bidang yan belum terkenal tentu memiliki tantangan tersendiri. Arifin membeberkan kendala yang ditemukannya biasanya terkait waktu berbunga dan habitat alami tumbuhan tersebut.
"Kesulitan terbesar dalam mempelajari tumbuhan terna seperti ini adalah menunggu waktu berbunga yang tidak menentu dan bisa sangat lama. Selain itu, habitat alaminya pun kerap kali sangat terbatas dan spesifik," jelasnya.
Kendati demikian, melalui Herbarium Bandungense di bawah SITH ITB penelitian akan terus berjalan. Herbarium yang sudah terdaftar secara internasional ini menjadi pusat penting dalam riset botani dan biosistematika nasional.
Herbarium ini juga merupakan rumah bagi berbagai spesies baru seperti yang ditemukan Arifin. Arifin juga berharap penemuannya ini bisa menggerakan generasi muda untuk lebih tertarik pada bidang taksonomi tumbuhan.
"Karena kekayaan flora Indonesia masih sangat luas dan belum sepenuhnya terungkap secara ilmiah," tandasnya.
(det/pal)