Kapak Genggam Berusia 1,5 Juta Tahun Ditemukan di Gurun Irak

ADVERTISEMENT

Kapak Genggam Berusia 1,5 Juta Tahun Ditemukan di Gurun Irak

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Rabu, 12 Feb 2025 20:00 WIB
Kapak genggam berusia 1,5 juta tahun
Foto: (VUB / Ella Egberts via Archeology Magz)
Jakarta -

Para arkeolog menemukan kapak genggam berusia 1,5 juta tahun di gurun Irak. Kapak genggam itu bagian dari 850 perkakas batu yang ditemukan tim arkeolog.

Tim yang dipimpin Ella Egberts dari Vrije Universiteit Brussel (VUB) yang bekerja di gurun Irak sejak akhir 2024 lalu telah menemukan 7 situs Paleolitik.

"Pekerjaan lapangan yang kami lakukan secara terarah menghasilkan penemuan tujuh situs Paleolitik di area seluas 10 x 20 km," kata Egberts dalam sebuah pernyataan dilansir dari Archeology News, ditulis Rabu (12/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Egberts meneliti wilayah Al-Shabakah, gurun di barat Irak yang selama era Pleistosen berupa danau yang luas. Lingkungan sekitar dan dasar danau yang sekarang kering, yang bersilangan dengan dasar sungai kering kuno yang dikenal sebagai wadi, menghasilkan banyak artefak. Temuan tersebut meliputi kapak genggam Paleolitik Bawah, yang kemungkinan berasal dari 1,5 juta tahun lalu, serta serpihan reduksi Levallois Paleolitik Tengah dari sekitar 300.000 hingga 50.000 tahun lalu.

"Satu lokasi dipilih untuk penelitian sistematis guna menentukan distribusi spasial material Paleolitik dan melakukan analisis teknologi dan tipologi awal," imbuh Egberts.

ADVERTISEMENT

Rencana Perluasan Area Ekskavasi di Al-Shabakah

Tim Egberts yakin bahwa penggalian lebih lanjut di area tersebut akan menghasilkan temuan yang lebih signifikan.

"Situs-situs lainnya layak mendapatkan penyelidikan sistematis yang sama menyeluruhnya, yang niscaya akan menghasilkan jumlah material litik yang sama," katanya.

Tim peneliti bermaksud untuk memperluas area studi mereka dan melakukan analisis artefak yang mendalam untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi dan perilaku manusia di Jazirah Arab.

Egberts melakukan penelitian bersama dengan Jaafar Jotheri dari Universitas Al-Qadisiyah dan Andreas Nymark dari Universitas Leicester. Tiga mahasiswa arkeologi dari Irak berpartisipasi dalam kerja lapangan tersebut.

Mereka diajari aspek-aspek geoarkeologi dan arkeologi Paleolitik. Tim tersebut juga menyelenggarakan lokakarya di Universitas Al-Qadisiyah untuk menginspirasi lebih banyak mahasiswa dan akademisi untuk mengeksplorasi masa lalu prasejarah Irak.

Temuan tersebut dipresentasikan kepada audiens yang beragam, termasuk pertemuan akademis multidisiplin di sebuah konferensi di Karbala dan acara publik di Writers' Union di Najaf. Egberts dan timnya juga memanfaatkan kesempatan untuk menunjukkan kepada anak-anak sekolah dasar setempat penemuan batu api prasejarah, yang menumbuhkan minat generasi baru terhadap arkeologi.

Proyek tersebut didanai oleh Institut Inggris untuk Studi Irak dan diberikan kepada Egberts melalui beasiswa kehormatan di Universitas Leicester. Langkah selanjutnya akan mencakup rekonstruksi perubahan lingkungan selama Pleistosen dan studi tentang kehidupan dan perilaku manusia purba di Gurun Barat.




(nwk/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads