Terlalu Lama Duduk Bisa Berisiko Terkena Penyakit Jantung, Anak Muda Hati-hati!

ADVERTISEMENT

Terlalu Lama Duduk Bisa Berisiko Terkena Penyakit Jantung, Anak Muda Hati-hati!

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 23 Des 2024 17:30 WIB
Shot of a young businesswoman experiencing back pain while working in an office
Foto: Getty Images/PeopleImages/Ilustrasi duduk terlalu lama
Jakarta -

Ada banyak aktivitas yang dilakukan dengan duduk, mulai dari bekerja, bermain game, hingga menyetir. Nyatanya, kebiasaan duduk terlalu lama justru bisa meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti jantung dan obesitas.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Colorado (UC), Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa peningkatan risiko penyakit akibat terlalu lama duduk bisa menyasar kepada orang dewasa muda yang aktif.

Para peneliti juga menemukan bahwa pedoman olahraga dari pemerintah di Amerika Serikat, tidak cukup untuk mengimbangi efek negatif dari kebiasaan duduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efek Duduk 8 Jam atau Lebih Setiap Hari

Dalam studi yang terbit di jurnal PLOS One pada 11 September 2024, Ryan Bruellman dan kawan-kawan, menganalisis data kesehatan lebih dari 1.000 pria dan wanita di Colorado dengan usia rata-rata 33 tahun. Populasi ini adalah golongan dewasa muda yang aktif.

Para peserta penelitian melaporkan kebiasaan duduk mereka setiap minggu, termasuk waktu duduk di tempat kerja, kegiatan rekreasi, dan saat bepergian. Mereka juga merinci aktivitas fisik mereka, yang dibagi menjadi dua kategori: sedang dan berat.

ADVERTISEMENT

Hasilnya, para peneliti dari UC Riverside dan University of Colorado, Boulder tersebut menemukan bahwa duduk selama 8 jam atau lebih per hari dapat meningkatkan rasio kolesterol dan indeks massa tubuh atau body mass index (BMI). Risiko ini, bahkan juga berlaku pada individu yang aktif secara fisik.

Dalam hal ini, duduk yang lama dapat meningkatkan BMI pada orang dewasa muda hampir satu poin lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya duduk beberapa jam saja dalam sehari.

Ini menunjukkan bahwa terdapat dampak yang signifikan dari kebiasaan duduk dalam jangka waktu panjang terhadap kesehatan tubuh.

"Meskipun pola makan tidak sehat dan merokok berperan besar dalam peningkatan BMI, peningkatan poin penuh yang kami lihat dalam data tersebut, hanya disebabkan oleh duduk yang terlalu lama," ucap Ryan Bruellman, peneliti utama dan kandidat doktor di Departemen Genetika, Genomik, dan Bioinformatika di UC Riverside, dikutip dari laman resmi kampus.

Selain itu, duduk selama 8 jam atau lebih dalam sehari juga dapat membuat perbedaan antara tingkat risiko jantung yang rendah dan sedang.

Mengurangi Waktu Duduk Menjadi Kunci

Di AS, terdapat pedoman dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan yang merekomendasikan 2,5 jam olahraga sedang atau 1 jam 15 menit olahraga berat setiap minggu. Namun, pedoman tersebut tampaknya tidak cukup untuk mengimbangi efek negatif dari duduk terlalu lama.

"Orang-orang tidak sering memikirkan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk duduk, terutama di usia 20-an dan 30-an, tetapi itu penting," ungkap Bruellman.

Bruellman menambahkan bahasa penelitiannya telah menunjukkan bahwa cara untuk meningkatkan kesehatan, salah satunya adalah dengan mengurangi waktu duduk. Hal ini juga dibarengi dengan meningkatkan intensitas dan durasi aktivitas fisik.

Misalnya, seperti melakukan olahraga, 5 jam aktivitas sedang atau 2,5 jam aktivitas berat, sehingga dapat mengurangi risiko terkena penyakit mematikan.

"Semua orang dewasa, baik yang muda maupun yang lebih berumur, perlu lebih banyak bergerak dan berolahraga lebih keras untuk mengatasi dampak tidak baik dari terlalu banyak duduk," paparnya.

Aktif Bergerak atau Berolahraga

Peneliti juga menekankan pentingnya aktivitas fisik dan olahraga secara konsisten. Menurut mereka, meningkatkan intensitas atau durasi olahraga terutama olahraga berat, dapat membantu mengurangi efek buruk dari kebiasaan duduk.

Meski hanya 10 menit olahraga berat, sudah bisa mengurangi efek buruk dari kebiasaan duduk. Jadi, sangat penting untuk tetap aktif meski menghabiskan banyak waktu untuk duduk.

Para peneliti berharap, penemuan mereka dapat digunakan untuk memperbaharui pedoman aktivitas fisik nasional pada masa mendatang. Tidak hanya durasi, tetapi juga intensitas aktivitas fisik yang penting, terutama bagi mereka yang lebih banyak duduk dalam rutinitas sehari-hari.

"Masa muda adalah masa kritis untuk membangun kebiasaan sehat. Jika Anda tidak memprioritaskan gerak sekarang, hal itu akan semakin sulit karena hidup akan dipenuhi dengan lebih banyak tanggung jawab," tutur Bruellman.

"Bangun dan bergerak, tidak ada kata terlalu dini untuk memulai," tegasnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads