Serigala Langka Ditemukan Memakan Nektar Bunga, Diduga Bantu Penyerbukan

ADVERTISEMENT

Serigala Langka Ditemukan Memakan Nektar Bunga, Diduga Bantu Penyerbukan

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 26 Nov 2024 20:30 WIB
Serigala Ethiopia
Serigala Ethiopia dilaporkan makan nektar bunga poker merah endemik. Hewan langka ini diduga bantu penyerbukan. m Foto: Adrien Lessafre
Jakarta -

Peneliti baru-baru ini melaporkan adanya serigala Ethiopia (Canis simensis) yang makan nektar bunga poker merah Ethiopia (Kniphofia foliosa). Studi Sandra Lai dan rekan-rekan di jurnal Ecology tersebut menunjukkan bahwa serigala ini adalah karnivora besar pertama yang memakan nektar.

Tindakan serigala Ethiopia tersebut memungkinkan ia juga menjadi hewan penyerbuk. Peneliti menduga, temuan mereka adalah interaksi pertama tanaman dengan penyerbuk yang berupa karnivora besar, seperti dikutip dari laman University of Oxford.

Serigala Bantu Penyerbukan Bunga?

Sebelumnya, berbagai mamalia diketahui juga turut membantu penyerbukan dan makan nektar (nektivora), terutama penerbang seperti kelelawar. Lebih lanjut, ada mamalia pengerat, marsupial, primata, dan karnivora kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyerbukan yang dilakukan mamalia yang tidak terbang disebut terofili. Peneliti menduga, bantuan mamalia dalam penyerbukan ini sebenarnya terjadi lebih luas dan lebih signifikan yang diketahui manusia, dikutip dari Ecology.

Dugaan ini yang agaknya dibuktikan oleh serigala Ethiopia di Pegunungan Bale, Ethiopia selatan. Saat para peneliti berkunjung ke area perbungaan poker merah musim panas Ethiopia, mereka mendapati serigala tersebut sedang mencari nektar pada bunga poker.

ADVERTISEMENT
Serigala EthiopiaSerigala Ethiopia memakan nektar bunga poker. Foto: Adrien Lessafre

Karena serigala tersebut mencari dan menjilat nektar pada bunga, serbuk sari masuk dan menempel di sekitar moncongnya. Saat serigala berpindah dari satu bunga ke bunga lain, serbuk sari di moncongnya berpotensi ikut pindah ke bunga lainnya, memungkinkan penyerbukan terjadi.

Peneliti menggarisbawahi, para serigala kadang juga menggigit tangkai dan bunga. Untuk itu, studi ke depan perlu mencari tahu perbandingan manfaat serigala sebagai penyerbuk dengan kerusakan tanaman dan bunga yang dihasilkan.

Simbiosis Tumbuhan dan Hewan Endemik

Bunga poker K. foliosa adalah herba endemik Ethiopia. Bunganya menghasilkan banyak nektar, menarik burung dan serangga penyerbuk untuk mendekat, begitu juga serigala.

Serigala Ethiopia juga merupakan hewan endemik di ekosistem Afroalpine, pegunungan tertinggi di Afrika Timur Ekosistem ini terutama membentang di Ethiopia, kemudian di Kenya, Uganda, dan Tanzania.

Serigala EthiopiaSerigala Ethiopia mendekati bagian bawah bunga yang paling banyak berisi nektar. Foto: Adrien Lessafre

Saat mendatangi ladang bunga poker, serigala tersebut biasanya mendekati tangkai dan menjilati bunga paling matang. Letaknya di bagian bawah perbungaan, dengan isi nektar paling banyak.

Peneliti Profesor Claudio Sillero mengatakan ia pertama kali tahu dan coba mencicipi nektar bunga poker saat melihat anak-anak gembala Pegunungan Bale menjilati bunga.

"Ketika saya kemudian melihat serigala melakukan hal yang sama, saya tahu mereka menikmati diri mereka sendiri, memanfaatkan sumber energi yang tidak biasa ini. Saya sangat gembira bahwa kami sekarang telah melaporkan perilaku ini sebagai hal yang biasa di antara serigala Ethiopia dan mengeksplorasi signifikansi ekologisnya," tuturnya.

Ukuran serigala Ethiopia sekitar 12-16 kg. Kendati makan nektar tidak mencukupi kebutuhan energinya, serigala Ethiopia dalam penelitian menunjukkan mereka bisa menghabiskan waktu hingga 1,5 jam di ladang bunga dan mendatangi 20-30 bunga untuk mencari nektar.

Para serigala yang makan nektar di ladang bunga poker rupanya berasal dari kawanan berbeda. Mereka juga membawa anak-anaknya ke ladang bunga.

Serigala yang Termasuk Hewan Langka

Serigala Ethiopia merupakan spesies anjing liar langka di dunia dan karnivora terancam di Afrika. Saat ini, serigala ini hanya ditemukan di dataran tinggi Ethiopia dengan jumlah kurang dari 500 ekor di 6 daerah kantong Afroalpine.

Peneliti Dr Sandra Lai, mengatakan studi mereka menyorot bagaimana banyak hal belum diketahui dan perlu diketahui dari hewan-hewan yang terancam punah.

"Temuan ini juga menunjukkan kompleksitas interaksi antar berbagai spesies yang hidup di Atap Afrika yang indah. Ekosistem sangat unik dan beraneka raham ini masih terancam oleh hilangnya habitat dan fragmentasi," tuturnya.

Studi ini dilaksanakan peneliti di Ethiopian Wolf Conservation Programme (EWCP), kemitraan antara Wildlife Conservation Research Unit (WildCRU) di University of Oxford, Ethiopian Wildlife Conservation Authority (EWCA), dan Dinkenesh Ethiopia.




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads