.webp)
Lebah adalah serangga yang sangat membantu dunia dalam banyak hal. Kontribusi terbesar mereka bagi makhluk hidup lainya adalah melakukan penyerbukan tanaman yang menopang rantai makanan.
Tanpa lebah dan serangga yang melakukan penyerbukan, kehidupan akan terhenti. Lalu bagaimana dengan polusi udara yang mengancam kehidupan di bumi? Apakah berpengaruh pada lebah?
Lebah Kesulitan Mencium Bau Nektar
Mengutip Mental Floss sebuah studi yang dilaporkan Majalah Knowable menyebutkan polusi sangat berpengaruh pada proses penyerbukan serangga. Hal ini dibuktikan oleh sebuah tim peneliti asal Inggris pada tahun 2018-2019 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka melakukan pengamatan pada perilaku lebah di dua area tanaman sawi hitam. Satu area secara teratur terpapar oleh ozon dan nitrogen oksida. Sedangkan area lainnya tidak tercemar.
Selama studi, peneliti mendokumentasikan setiap lebah dan serangga lain yang mencoba melakukan penyerbukan. Hasilnya perlu menjadi perhatian dunia.
Karena para ilmuwan menemukan bahwa tanaman yang tercemar polutan 70% tidak dihinggapi lebah dan serangga dibandingkan dengan tanaman yang bebas polusi. Bunga pada tanaman itu bahkan lebih buruk.
Mereka menerima 90% lebih sedikit kunjungan dibanding bunga di tanaman yang bebas polusi. Temuan ini menyiratkan bahwa lebah umumnya merasa sulit menemukan tanaman di udara penuh racun.
Diketahui lebah dapat menemukan bunga dan nektar berkat sistem penciuman mereka yang kompleks. Mereka memiliki struktur berbentuk unik pada antena mereka yang disebut reseptor bau.
Reseptor bau memungkinkan lebah mendeteksi senyawa kimia dalam aroma. Ketika molekul aroma bunga selaras dengan reseptor, otak lebah akan mendapat sinyal untuk mencarinya.
Namun ketika polusi bercampur dengan aroma bunga, racun akan mengubah molekul aroma tanaman. Akibatnya lebah kebingungan dan memperpanjang proses penyerbukan dan pencarian makanan.
Populasi Lebah Menurun
Hal ini tentunya harus diperhatikan dunia. Dikarenakan populasi lebah telah mengalami penurunan yang signifikan di Amerika Serikat dan Eropa.
Di Amerika Serikat, peternak lebah telah kehilangan sekitar 30 persen koloni mereka setiap tahunnya sejak 2006. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya seperti perubahan iklim, parasit, pestisida, peningkatan penggunaan lahan, hingga kerusakan habitat lebah.
Meski begitu, berbagai organisasi dan pemerintahan di berbagai dunia sudah memulai langkah penting untuk melindungi lebah. Misalnya, Uni Eropa telah melarang sebagian pestisida yang mampu memengaruhi spesies lebah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga melakukan hal serupa yakni mengurangi penggunaan pestisida global setidaknya dua pertiga pada tahun 2030. Hal ini adalah bagian dari kerangka kerja keanekaragaman hayati pasca-2020.
(det/nwy)
