Studi Ungkap Alergi Serbuk Sari Jadi Penyebab Kepunahan Mamut, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Alergi Serbuk Sari Jadi Penyebab Kepunahan Mamut, Kok Bisa?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 13 Okt 2024 11:00 WIB
mamut
Foto: Colossal/Ilustrasi mamut berbulu
Jakarta -

Sebuah studi terbaru yang terbit di Jurnal Earth History and Biodiversity pada Agustus 2024 menemukan bahwa kepunahan mamut bisa dipengaruhi oleh serbuk sari. Lantas apa yang membuat serbuk sari pada bunga bisa 'membunuh' mamut yang besar?

Selama ini, peneliti telah mengetahui bahwa kepunahan mamut berbulu (Mammuthus primigenius) terjadi karena perubahan iklim dan lingkungan yang drastis. Misalnya, setelah zaman es, vegetasi di bumi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Dalam kondisi ini, produksi serbuk sari dari bunga juga semakin banyak. Akibatnya, mamut diduga mengalami alergi serbuk sari yang bisa menurunkan indra penciumannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana alergi serbuk sari bisa menyebabkan kepunahan mamut berbulu?

Alergi Penciuman Menghambat Komunikasi Mamut

Serbuk sari atau pollen adalah butiran halus yang dihasilkan oleh bunga sebagai bagian dari proses reproduksi pada tanaman. Serbuk sari biasanya akan terbawa oleh angin, serangga atau hewan lainnya untuk membantu proses penyerbukan.

ADVERTISEMENT

Dalam studi baru ini, peneliti menemukan bahwa serbuk sari mungkin mengakibatkan penurunan indra penciuman pada mamut sehingga menyebabkan kepunahan pada 4.000 tahun yang lalu.

Selama hidup pada zaman pleistosen atau sekitar 2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu, mamut berbulu diketahui mulai terancam punah karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah perkawinan sedarah dan perburuan oleh manusia.

Namun, yang kemudian mempercepat kepunahan adalah perubahan besar dalam vegetasi akibat perubahan iklim.

"Salah satu mekanisme yang mungkin menyebabkan kepunahan hewan selama perubahan iklim adalah terganggunya indra penciuman akibat perkembangan alergi saat flora berubah," tulis para peneliti sebagaimana dikutip dari Live Science.

Menurut para peneliti, ledakan vegetasi akibat pemanasan global mungkin telah mengakibatkan penyebaran serbuk sari dalam jumlah besar hingga memicu reaksi alergi pada mamut.

Kondisi ini mengakibatkan hewan ini kehilangan indra penciuman yang menghambatnya untuk melakukan komunikasi antara satu sama lain. Hilangnya indra penciuman ini menyebabkan mamut tidak bisa mengendus lawan jenisnya selama musim kawin. Akibatnya, populasi dari mamut berkurang seiring waktu hingga menyebabkan kepunahan.

"Hewan menggunakan indra penciuman untuk mencari makanan dan pasangan, untuk bernavigasi selama migrasi dan untuk menghindari predator, sehingga belalai mamut yang tersumbat mungkin telah menghancurkan mereka," papar para peneliti dalam Jurnal Earth History and Biodiversity.

Perlu Diteliti Lebih Lanjut

Meski penemuan baru ini menjadi sorotan baru, tetapi ilmuwan mengatakan penelitian perlu dilakukan lebih lanjut. Terutama bukti yang menunjukkan bahwa serbuk sari memang menyebabkan alergi pada mamut.

Sebab, sampai kini, belum ada temuan yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa alergi serbuk sari berperan langsung dalam kepunahan mamut.

"Ide ini tampaknya sangat tidak masuk akal dan saya tidak yakin bagaimana Anda akan membuktikannya," kata Vincent Lynch, seorang ahli biologi evolusi dan profesor di University of Buffalo Amerika Serikat.

Dugaan sementara ini, baru didasarkan pada sampel DNA purba yang menunjukkan bahwa mamut berbulu terakhir yang bertahan hidup kehilangan kemampuan untuk mencium tanaman tertentu.

Namun, hingga gagasan penulisnya diuji secara eksperimental dan didukung oleh penelitian lebih lanjut, Lynch mengatakan masih berpendapat bahwa kombinasi faktor lingkungan dan dampak manusia menyebabkan kepunahan mamut.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads