Ada Gelembung Panas Misterius di Atas Piramida Mesir, Ilmuwan China Ungkap Fakta Ini

ADVERTISEMENT

Ada Gelembung Panas Misterius di Atas Piramida Mesir, Ilmuwan China Ungkap Fakta Ini

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 22 Sep 2024 20:00 WIB
FILE PHOTO: A camel guide waits for customers next to the pyramid of Khafre or
Foto: REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY/Piramida Mesir
Jakarta -

Ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences telah melaporkan hasil temuan fenomena langka di kawasan ekuatorial di Mesir. Mereka mendeteksi adanya gelembung plasma khatulistiwa atau Equatorial Plasma Bubbles (EPB).

EPB atau gelembung plasma khatulistiwa adalah kantong gas super panas yang terbentuk di garis lintang rendah dan biasanya muncul setelah Matahari terbenam. Gelembung ini dapat memengaruhi interaksi antara atmosfer Bumi dan ruang angkasa.

Gelembung Plasma Bukan Hal yang Baru

Meski banyak yang menyebut misterius karena tak terlihat, fenomena gelembung plasma ini bukan hal baru. Menurut keterangan peneliti, puluhan EPB ini terbentuk setiap tahun di wilayah tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EPB dapat berubah dari musim ke musim, mirip dengan cuaca. Namun berbeda dengan cuaca, cuaca juga dipengaruhi oleh aktivitas Matahari, termasuk dalam hal ini adalah cuaca luar angkasa.

Namun, yang menarik dalam laporan Tiongkok adalah dari mana gelembung itu diamati. Biasanya, pengamatan gelembung plasma panas ini dilakukan dari luar angkasa untuk mendapatkan pandangan global.

ADVERTISEMENT

Bisa juga dari darat, dengan mengamati wilayah ionosfer terdekat. Pola pengamatan ini biasanya sulit, karena kelengkungan radar darat, radar dapat mengalami kesulitan dalam melihat target di bawah cakrawala.

Tiongkok Menggunakan Radar Ionosfer Jarak Jauh

Apa yang dilakukan oleh peneliti Tiongkok dalam mendeteksi EPB adalah sebuah terobosan baru. Mereka bisa mendeteksi gelembung plasma di atas Mesir menggunakan radar yang berlokasi di Pulau Hainan, Laut Cina Selatan, yang berjarak sekitar 8.000 kilometer (4.970 mil).

Mengutip IFLScience, Tiongkok telah membangun radar Ionosfer Jarak Jauh dan Lintang Rendah atau Low Latitude Long Range Ionospheric Radar (LARID). Radar ini dirancang untuk memantau ketidakteraturan yang disebabkan oleh gelembung plasma tanpa harus mengandalkan satelit di luar angkasa.

Sama seperti transmisi radio yang dapat dikirim ke seluruh dunia dengan memantulkannya ke plasma ionosfer, radar juga dapat dikirim dengan cara yang sama. LARID memiliki jangkauan deteksi sebesar 9.600 km (5.965 mil), dengan peningkatan sebesar 3 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari setahun, seiring dengan peningkatan sistem secara berkala.

"Hasilnya memberikan wawasan yang berarti untuk membangun jaringan radar OTH [Over-The-Horizon] lintang rendah di masa depan, yang terdiri dari tiga hingga empat radar OTH [dan] dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh EPB global secara real-time," tulis ilmuwan dalam makalah mereka.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads