Kembali 'Menyerang', Kenapa Orca Suka Menenggelamkan Kapal?

ADVERTISEMENT

Kembali 'Menyerang', Kenapa Orca Suka Menenggelamkan Kapal?

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Minggu, 09 Jun 2024 10:00 WIB
A pod of orcas, including a juvenile, swim beneath us in the warm waters of the Solomon Islands.
Foto: Getty Images/Michael Zeigler/Paus Orca
Jakarta -

Paus orca atau paus pembunuh merupakan predator puncak di lautan yang ditakuti banyak hewan termasuk predator lainnya seperti hiu putih. Namun, tak hanya menyerang hewan, perilaku orca ternyata juga menyerang kapal di lautan. Kenapa ya?

Belum lama ini, orca kembali menyerang kapal pesiar yang sedang berlayar di Selat Gibraltar dan membuat kapal itu tenggelam. Ini bukan peristiwa yang pertama.

Sebelumnya, mamalia laut sosial yang sangat cerdas ini juga menenggelamkan kapal pesiar Swiss bernama Champagne di lepas pantai Spanyol, tahun lalu. Pada bulan November, mereka juga menyerang kapal lain, kapal layar Polandia bernama Grazie Mamma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak tahun 2020, diketahui para pelaut telah melaporkan 700 interaksi antara orca dan kapal di Selat Gibraltar, menurut Reuters.

Kenapa Banyak Tragedi Orca VS Kapal di Selat Gibraltar?

Sebagian besar insiden terjadi di Selat Gibraltar, jalur air yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania. Selat tersebut merupakan rumah bagi subpopulasi unik dan terancam punah yang jumlahnya kurang dari 50 orca, sebagaimana keterangan dalam Smithsonian Magazine.

ADVERTISEMENT

Namun, pada Juni lalu, orca juga menabrak sebuah kapal di Laut Utara antara Skotlandia dan Norwegia, sekitar 3.218 kilometer jauhnya dari Selat Gibraltar.

Sejauh ini, para ilmuwan tidak begitu yakin apa kesimpulan dari kejadian tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku destruktif tersebut menyebar ke berbagai kelompok orca.

Sementara itu, pihak berwenang mendesak para pelaut di Selat Gibraltar untuk berhati-hati pada musim panas ini. Mereka juga menyarankan agar para pelaut berlayar sedekat mungkin ke pantai, terutama pada bulan Mei hingga Agustus, ketika orca lebih mungkin berada di wilayah tersebut.

Jika pelaut benar-benar bertemu dengan orca, badan tersebut merekomendasikan agar kapal tetap bergerak dan menuju perairan yang lebih dangkal. Orang-orang yang berada di kapal harus tetap berada di tengah kapal dan tidak mendekati sisi kapal, karena mereka mungkin berisiko terjatuh ke laut.

Badan tersebut juga meminta para pelaut untuk memberi tahu pihak berwenang jika ada pertemuan dengan orca dan, jika mungkin, mengambil foto makhluk tersebut untuk diidentifikasi.

Kenapa Orca Menyerang Kapal?

Sebenarnya, para ilmuwan masih bingung dengan perilaku destruktif orca. Namun, hipotesis utama adalah bahwa seorang orca betina yang dijuluki "Gladis Putih", diketahui mulai menabrak kapal setelah mengalami trauma yang traumatis dengan sebuah kapal.

Ilmuwan menduga orca betina mungkin sedang hamil saat pertama kali mulai menargetkan kapal. Karena orca adalah makhluk sosial, maka anggota kelompok orca betina lainnya mungkin mengikuti jejaknya dan meniru tindakannya.

"Gagasan balas dendam adalah cerita yang hebat, namun belum ada bukti yang mendukungnya," kata Lori Marino, ahli saraf dan pendiri serta presiden Proyek Suaka Paus.

Menurut peneliti mamalia laut di Universitas British Columbia di Kanada, Andrew Trites, kemungkinan lainnya adalah orca penasaran dengan kapal, atau mungkin hanya bersenang-senang.

"Mereka mungkin bersosialisasi, saling bercanda tentang petualangan mereka tanpa menyadari teror yang mereka ciptakan di saat-saat bahagia," ujarnya.

Namun, apa pun motivasi orca, para ilmuwan mendesak para pengamat untuk menghindari emosi manusia terhadap perilaku hewan tersebut. Para peneliti berpendapat, bahwa mamalia laut tersebut tidak bertindak dengan niat jahat.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads