Hipotesis adalah sebuah penjelasan untuk fenomena yang tengah diamati. Untuk membuktikannya, hipotesis harus diuji dan terkenang selama penyelidikan ini para ilmuwan menemukan sesuatu yang berbeda.
Hal inilah yang terjadi pada belalang sembah anggrek. Memiliki tampilan yang cantik, hewan ini punya beberapa trik yang tidak diketahui oleh para ilmuwan. Apa saja? Ini penjelasannya dikutip dari Animals How Stuff Works.
Apa itu Belalang Sembah Anggrek?
Belalang sembah anggrek atau Hymenopus coronatus merupakan binatang yang hidup di hutan hujan Asia Tenggara. Betinanya besar dengan panjang 6-7 cm dan jantannya memiliki panjang 2-3 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewan ini sebenarnya telah ada sejak 100 tahun lalu. Menariknya, belalang sembah bunga ini diperkirakan mengalami revolusi sehingga berwarna merah jambu dan putih yang indah seperti bunga anggrek.
Namun tampilannya yang cantik mampu membuat mereka secara diam-diam menyerang serangga lain seperti ngengat, kupu-kupu, kumbang atau bahkan katak dan kalajengking. Jenis evolusi ini awalnya disebut mimikri samar atau pewarnaan samar yang juga digunakan serangga lain, tapi ternyata bukan.
Pada tahun 2014, para ilmuwan melakukan uji lapangan sistematis untuk melihat cara kerja belalang sembah anggrek betina dewasa. Ternyata mereka tidak melakukan kamuflase sama sekali tetapi tampilannya memang seperti itu, kok bisa?
Alasan Belalang Sembah Terlihat Seperti Anggrek
Para ilmuwan memastikan bila proses perubahan belalang sembah anggrek tetaplah mimikri. Tetapi bukan yang biasa melainkan mimikri agresif. Mereka juga tidak terlihat spesifik seperti satu bunga tetapi beberapa spesies bunga.
Hal ini begitu keren bagi para ilmuwan, mengapa? Sebuah studi tahun 2016 yang dipimpin oleh Gavin Svenson dari Cleveland Museum of Natural History (CMNH) menjelaskan tiga alasan terkait hal ini.
Pertama, belalang sembah anggrek menjadi contoh pertama kalinya adaptasi betina pada suatu spesies yang menggunakan mimikri untuk tujuan predator bukan reproduksi.
"Bagi belalang sembah anggrek betina mereka beradaptasi karena lapar, bukan untuk meningkatkan peluang memiliki bayi. Sedangkan jantan yang berukuran lebih kecil melakukan kamuflase untuk tidak dimakan sehingga meningkatkan peluang untuk kawin," tulis penelitian tersebut.
Alasan kedua, jenis studi ini menyoroti bagaimana penelitian lapangan yang sistematis dapat membantu mengungkap pola evolusi yang belum disadari sebelumnya. Pada dasarnya penelitian Svenson tidak mengamati evolusi belalang sembang anggrek secara spesifik.
Namun setelah tim peneliti memperhatikan pola dalam data mereka, mereka berpikir mungkin ada hal lain yang lebih penting. Penemuan semacam ini bak "cawan suci" pada penelitian sistematis.
Terakhir, belalang sembah anggrek disebut sebagai hewan pertama yang diketahui mampu meniru seluruh bunga bukan hanya sebagian saja. Sehingga menarik untuk diketahui lebih dalam.
Itulah fakta menarik tentang si cantik belalang sembah anggrek. Semoga informasi ini bermanfaat detikers!
(det/nwk)