.webp)
Mudik merupakan suatu momen yang sangat ditunggu-tunggu di akhir bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Jutaan orang Indonesia memulai perjalanan panjang kembali ke kampung halaman mereka, menyatukan keluarga dan merayakan bersama
Namun, sebenarnya tidak hanya sekadar perjalanan fisik, mudik adalah momen yang mendalam secara emosional dan kultural bagi banyak orang. Kemacetan lalu lintas dan kelelahan akibat perjalanan yang jauh seolah sirna dengan semangat dan kebahagiaan untuk bersatu kembali dengan keluarga besar.
Lantas, apa arti mudik? Bagaimana asal usul penggunaan kata mudik? Simak penjelasannya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Mudik di Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'mudik' memiliki dua istilah yang memiliki makna sama, yaitu (berlayar, pergi) ke udik (hulu, sungai, pedalaman) dan pulang ke kampung atau desa saat lebaran tiba.
Dikutip dari pssat.ugm.ac.id, banyak tafsiran mengenai makna kata mudik. Ada yang menyebut bahwa kata mudik berasal dari bahasa Arab "al-aud" yang bermakna kembali.
Namun, Dosen Departemen Sejarah Universitas Airlangga (Unair), Moordiati berpendapat tradisi mudik ini ternyata diketahui sudah dilakukan sejak sebelum zaman kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.
Tradisi mudik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam. istilah mudik mulai berkembang dan menjadi sesuatu yang sangat masif pada tahun 1960-an, 1970-an, 1980-an, seiring dengan meluasnya urbanisasI.
"Jadi, istilah ini mulai berkembang dan menjadi sesuatu yang sangat masif pada tahun 1960-an, 1970-an, 1980-an, seiring dengan masifnya urbanisasi," ujarnya seperti dikutip dari laman Unair.
Ia menyambung, "Nah, ini kemudian yang membuat orang berbondong-bondong dari tempat dia bekerja menuju tempat asalnya. Inilah yang kemudian dikaitkan dengan tradisi dan bahasa Melayu."
Moordiati berpendapat, kata mudik merupakan serapan dari bahasa Melayu. Mudik berasal dari istilah "udik" yang secara istilah juga bisa berarti dengan ujung, yang artinya pergi ke asalnya yang berarti dari hilir ke hulu.
"Dalam tradisi Melayu, mudik itukanartinya perpindahan dari hilir ke hulu. Jadi, mereka biasanya pergi setiap pagi ke hilir, kemudian pulang ke hulu ketika sore," ujarnya.
Namun, istilah ini dalam perkembangannya mengalami perubahanSeiring dengan tradisi lebaran, mudik diasosiasikan dengan istilah Jawamulih dhisikyang artinya 'pulang dulu'.
Tips Persiapan Mudik Lebaran
Berikut ini adalah beberapa tips mudik yang dapat diterapkan selama perjalanan.
1. Atur Keuangan untuk Mudik.
Pastikan sudah merencanakan keuangan dengan matang, sebelum berangkat supaya tidak terjebak dalam risiko keuangan selama perjalanan mudik.
2. Jaga Kesehatan saat Mudik.
Persiapkan fisik dan mental dengan menjaga kesehatan dan mengontrol emosi dengan baik selama dalam melaksanakan mudik.
3. Pastikan Keamanan Rumah Sebelum Mudik.Pastikan sebelum melakukan perjalanan, memastikan kembali kondisi rumah dalam keadaan aman secara menyeluruh dan mengunci akses masuk ke rumah.
4. Membawa Bekal Makanan saat Mudik.
Sebelum melakukan perjalanan mudik, perlu dipersiapkan bekaΕ makanan dengan memenuhi asupan nutrisi dan gizi dengan mengonsumsi makanan yang sehat.
5. Membawa Barang Secukupnya.
Saat melakukan perjalanan mudik, pastikan barang bawaan secukupnya, seperti pakaian secukupnya serta barang tambahan lainnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Persiapkan Rute Perjalanan dengan Baik Sebelum Mudik.
Sebelum berangkat, tentukan rute perjalanan serta juga rute alternatif yang dapat diambil apabila terjadi kemacetan serta memanfaatkan Google Maps.
7. Pesan Tiket Jauh Hari.
Pemudik sebaiknya segera membeli tiket jauh-jauh hari secara online sebelumnya tanggal keberangkatan agar tidak kehabisan tiket transportasi saat mudik.
(pal/pal)
