Kenapa Jumlah Salat 17 Rakaat? Begini Asal-usulnya

Kenapa Jumlah Salat 17 Rakaat? Begini Asal-usulnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 30 Jan 2025 06:30 WIB
Niat salat sunnah.
Ilustrasi salat (Foto: Masjid Pogung Dalangan/ Unsplash)
Jakarta -

Salat lima waktu dengan total 17 rakaat adalah ibadah wajib yang setiap hari kita tunaikan sebagai seorang muslim. Namun, pernahkah kita bertanya-tanya dari mana asal-usul jumlah rakaat tersebut?

Jumlah rakaat dalam masing-masing salat merupakan bagian dari syariat yang diwariskan oleh para nabi terdahulu sesuai dengan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan mereka.

Perintah Salat 17 Rakaat

Jumlah rakaat 17 adalah total dari lima salat wajib yang dikerjakan umat Islam setiap hari. Rinciannya adalah Salat Subuh 2 rakaat, Zuhur 4 rakaat, Asar 4 rakaat, Magrib 3 rakaat, dan Isya 4 rakaat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam oleh Daeng Naja, pada awalnya Allah SWT sebenarnya memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya untuk mendirikan salat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam.

Ketika Nabi Muhammad menceritakan hal tersebut kepada Nabi Musa as, beliau menyarankan agar Nabi Muhammad memohon keringanan karena umatnya tidak akan mampu melaksanakannya.

ADVERTISEMENT

Dengan persetujuan Malaikat Jibril, Nabi Muhammad pun kembali memohon kepada Allah SWT untuk mengurangi jumlah salat, yang kemudian menjadi 45 waktu.

Proses ini berlangsung berulang-ulang, Nabi Muhammad terus menghadap Allah SWT sesuai dengan saran Nabi Musa, hingga akhirnya jumlah salat dikurangi menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.

Dari kisah tersebut, dapat dipelajari bahwa jika umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat sebanyak 50 waktu dalam sehari semalam, maka jumlah rakaat yang harus dikerjakan pun akan jauh lebih banyak. Namun, berkat kasih sayang Allah dan Rasul-Nya, jumlah salat tersebut dikurangi menjadi 5 waktu dengan total 17 rakaat sehari semalam.

Asal-usul 17 Rakaat Salat dalam Sehari

Menurut para ahli hikmah, ketentuan waktu dan jumlah rakaat salat fardu berakar dari syariat yang dikhususkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Setiap waktu salat dan jumlah rakaatnya dikaitkan dengan peristiwa penting yang dialami oleh para nabi terdahulu.

Dirangkum dari buku Mengungkap Rahasia Sholat Para Nabi oleh Syamsuddin Noor, berikut ini adalah asal-usul jumlah rakaat salat.

1. Salat Subuh

Salat Subuh pertama kali dikerjakan oleh Nabi Adam alaihi salam setelah ia keluar dari surga. Setiap kali memasuki waktu kegelapan, Nabi Adam selalu merasa ketakutan karena belum pernah mengalami suasana seperti itu sebelumnya.

Dalam kegelapan yang membuatnya cemas, ia menunaikan salat dua rakaat ketika fajar terbit sebagai bentuk rasa syukur atas terbebasnya dari kegelapan dan kembalinya cahaya siang. Salat ini menjadi pengingat akan kasih sayang Allah yang selalu menyertai manusia dalam setiap keadaan.

2. Salat Zuhur

Salat Zuhur pertama kali dikerjakan oleh Nabi Ibrahim alaihi salam setelah melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Pada saat tergelincirnya matahari, Nabi Ibrahim menunaikan salat empat rakaat sebagai ungkapan syukur atas tebusan yang diberikan, hilangnya kekhawatiran, serta nikmat biri-biri dari surga.

Empat rakaat salat Zuhur yang dilaksanakan Nabi Ibrahim mencerminkan rasa syukur yang mendalam atas nikmat yang Allah berikan. Mulai dari tebusan bagi Nabi Ismail hingga kedamaian yang Allah karuniakan kepadanya sebagai seorang ayah dan hamba yang taat.

3. Salat Asar

Salat Asar pertama kali dilakukan oleh Nabi Yunus alaihi salam ketika Allah mengeluarkannya dari perut paus. Dalam kondisi seperti anak burung yang baru menetas dan belum berbulu, Nabi Yunus menghadap kepada Allah dengan rasa syukur yang mendalam.

Saat berada dalam perut paus, Nabi Yunus mengalami empat kegelapan, yaitu:

  • Gelapnya isi perut paus,
  • Gelapnya air laut,
  • Gelapnya malam,
  • Gelapnya perut paus itu sendiri.

Ketika ia selamat dan keluar pada waktu asar, ia pun melaksanakan salat empat rakaat untuk bersyukur atas keselamatannya dari keempat kegelapan tersebut.

4. Salat Magrib

Salat Magrib pertama kali dikerjakan oleh Nabi Isa alaihi salam ketika ia keluar dari tengah-tengah kaumnya pada saat terbenamnya matahari. Nabi Isa menunaikan salat tiga rakaat, dengan setiap rakaat memiliki makna tersendiri yang terkait dengan keesaan Allah dan penghormatan terhadap ibunya.

Satu rakaat pertama untuk menafikan sifat ketuhanan dari selain Allah Taala, satu rakaat kedua untuk menafikan tuduhan yang dilemparkan oleh kaumnya terhadap ibunya, dan satu rakaat ketiga untuk menetapkan penghormatan dan penyembahan kepada Allah semata.

Dua rakaat pertama yang berkaitan dengan Allah dihimpun dalam satu tahiyat, sementara satu rakaat yang berkaitan dengan ibunya tersendirikan.

5. Salat Isya

Salat Isya pertama kali dilakukan oleh Nabi Musa alaihi salam ketika ia keluar dari Madyan dan tersesat di jalan. Dalam perjalanan yang penuh kesedihan, ia mengalami empat kesedihan besar, yaitu:

  • Kesedihan atas istrinya,
  • Saudaranya Nabi Harun,
  • Anak-anaknya,
  • Penindasan yang dilakukan oleh Firaun.

Allah membebaskan Nabi Musa dari semua kesedihan tersebut pada waktu Isya, dan sebagai wujud rasa syukurnya, ia menunaikan salat empat rakaat. Salat ini menjadi simbol rasa terima kasih atas hilangnya keempat kesedihan yang menggelayuti hidupnya, serta pengakuan akan kasih sayang Allah yang menyelamatkannya.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Hide Ads