Belum banyak yang tahu ternyata ada Kampung Gajah Mada di Mojokerto. Pada zaman Majapahit, kampung ini diyakini menjadi markas Pasukan Bhayangkara yang dinakhodai Mahapatih Gajah Mada. Seperti apa asal usulnya?
Julukan Kampung Gajah Mada disematkan kepada Dusun Jatisumber di Desa Watesumpak, Trowulan, Mojokerto. Nama Kampung Gajah Mada dipasang cukup besar di jalan nasional sejak sekitar tahun 2020. Mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai perajin patung berbahan batu andesit.
Budayawan Mojokerto Agus Suprianto mengatakan Dusun Jatisumber dijuluki Kampung Gajah Mada berdasarkan sejumlah bukti sejarah. Salah satunya merujuk Naskah Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk 1350-1389 masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yaitu pada pupuh 12 bait 4 yang berbunyi 'Di timur laut, rumah patih Wilwatikta, bernama Gajah Mada. Menteri wira, bijaksana, serta bakti kepada Negara. Fasih bicara, teguh tangkas, tenang cerdas, cerdik lagi jujur. Tangan kanan maharaja sebagai penggerak roda Negara'.
![]() |
"Dalam Negarakertagama pupuh 12 bait 4 dikatakan bahwa kediaman Mahapatih Gajah Mada 300 laksa atau sekitar 500-600 meter arah timur laut dari Candi Wringinlawang atau pintu masuk Kota Raja Majapahit di Antawulan atau Trowulan," kata Agus kepada detikJatim, Kamis (6/3/2025).
Candi Gapura Wringinlawang terletak di di Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Candi ini diyakini sebagai gapura atau pintu masuk ke ibu kota Kerajaan Majapahit. Berpedoman pada petunjuk arah dalam Naskah Negarakertagama, Agus menyimpulkan Dusun Jatisumber sebagai bekas kediaman Mahapatih Gajah Mada. Sebab Jatisumber di timur laut Candi Wringinlawang.
"Kami simpulkan Jatisumber bekas kesatrian Mahapatih Gajah Mada. Dikuatkan petilasan Hayam Wuruk di Desa Panggih sebelah utara Jatisumber. Kemudian berdekatan dengan Situs Klinterejo tempat pendarmaan Tribuwana Tunggadewi, ibunda Hayam Wuruk. Sehingga tahun 2020, Jatisumber kami tetapkan sebagai Kampung Gajah Mada," jelas Agus.
Jatisumber sebagai bekas kediaman Mahapatih Gajah Mada, lanjut Agus, dikuatkan lagi dengan penemuan Candi Watesumpak di Dusun Watesumpak. Ia meyakini situs purbakala di tengah sawah ini sebuah Balai Manguntur atau tempat Gajah Mada menjamu tamu, mulai dari raja, bangsawan hingga para punggawa dan senopati zaman Majapahit.
![]() |
"Itu membuktikan adanya permukiman besar atau kesatrian zaman dulu atau asrama pasukan Bhayangkara di Jatisumber," tuturnya.
Ia berpendapat Dusun Jatisumber tidak hanya kediaman Mahapatih Gajah Mada, tapi juga markas Pasukan Bhayangkara Kerajaan Majapahit. Menurut Agus, Gajah Mada menjadi patih pada masa pemerintahan Tribuwana Tunggadewi 1328-1350 masehi sampai Hayam Wuruk.
"Tahun 1367 masehi karena sudah tua, Gajah Mada diberi tanah perdikan (oleh Raja Majapahit) di Madakaripura di Probolinggo. Beliau meninggalkan duniawi menjadi brahmana untuk mendekatkan diri ke Yang Maha Kuasa," ujarnya.
Simak Video "Video: Mengenal Dewi Themis, Patung Dewi Keadilan yang Ada di FH UGM"
[Gambas:Video 20detik]