Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) telah dinyatakan punah antara 2003 dan 2008 oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union for Conservation of Nature (IUCN). Namun, benarkah ada penemuan bukti baru keberadaan harimau Jawa?
Sejak 1980-an, spesies harimau Jawa dan harimau Bali (Panthera tigris balica) telah masuk daftar merah spesies terancam punah IUCN. Setelah dilakukan analisis, penemuan mengonfirmasi bahwa penampakan terakhir harimau Jawa terlihat pada 1976 di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.
Kemudian pada 2003 dan 2008, IUCN menyatakan bahwa harimau Jawa telah punah. Penelusuran di Taman Nasional Meru Betiri pun telah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya oleh Iis Priyantini dan Dr Ir Satyawan Pudyatmoko, M. Sc dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang melakukan survei pada Oktober 2004-Maret 2005. Mereka melakukan pengamatan dengan memasang 13 kamera jebakan di habitat yang diduga menjadi tempat aktivitas harimau Jawa di Meru Betiri.
Hasil menunjukkan bahwa kamera yang dipasang tidak menangkap gambar harimau Jawa satu pun, demikian dilansir situs resmi UGM. Meski ada bukti penemuan kotoran hingga rambut, survei tidak menemukan keberadaan harimau Jawa.
Penemuan Rambut yang Diduga Milik Harimau Jawa
Setelah lebih dari 40 tahun tak diketahui keberadaannya dan dinyatakan punah, bukti keberadaan harimau Jawa kembali muncul. Penemuan ini diungkap pada 2023 lalu.
Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti, mengungkapkan adanya penemuan sehelai rambut yang diduga milik harimau Jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat.
"Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat," ungkapnya pada Maret 2023 lalu, yang dikutip dari laman BRIN Rabu (8/1/2025).
Lakukan Serangkaian Analisis DNA
Peneliti yang akrab disapa Teti tersebut mengatakan telah melakukan serangkaian analisis DNA komprehensif terhadap rambut yang ditemukan. Ia dan timnya juga memperkuat penemuan dengan prosedur ilmiah lainnya.
Hasil identifikasi menyimpulkan bahwa sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi mirip dengan spesimen harimau Jawa yang ada di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.
Teti bersama tim juga melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi dengan beberapa subspesies sampel harimau lain, yaitu harimau Bengal, Amur dan Sumatra, serta macan tutul Jawa yang digunakan sebagai kontrol.
"Hasil perbandingan antara sampel rambut harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 % dengan harimau Sumatra, dan 96,87 dengan harimau Benggala. Sedangkan spesimen harimau Jawa koleksi MZB memiliki 98,23 kemiripan dengan harimau Sumatera," paparnya.
Selain itu, hasil studi pohon filogenetik juga menunjukkan bahwa sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama.
Atas dasar serangkaian analisis itu, Teti dan timnya kemudian menyimpulkan bahwa rambut yang ditemukan di desa Cipeundeuy adalah spesies Panthera tigris sondaica atau harimau Jawa.
Masih Perlu Studi Lebih Lanjut
Teti menerangkan bahwa analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi.
Menurutnya, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit telah sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.
Namun, meski sudah menyimpulkan bukti rambut milik harimau Jawa di Sukabumi, penemuan ini belum membuktikan bahwa harimau Jawa masih ada di alam liar.
Teti mengatakan bahwa kondisi keberadaan harimau Jawa tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.
Beda Harimau Jawa dengan Harimau Sumatra
Harimau Jawa memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae). Ciri khas garis-garis hitamnya juga lebih tipis dan rapat, dibandingkan harimau lainnya.
Sebagai hewan endemik Pulau Jawa, harimau Jawa tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Namun, keberadaannya menurun tajam karena diburu dan habitatnya dirusak oleh manusia.
Sementara harimau Sumatra tinggal di wilayah hutan Sumatra. Pada 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan jumlah harimau Sumatera di alam liar sekitar 603 ekor.
Keberadaan harimau Sumatra tersebar dalam 23 lanskap di Sumatra dengan jumlah masing-masing berkisar dari 1 hingga 185 individu.
(nwk/faz)