Mengenal Penyebab Gempa di Jawa Timur, Ini Lokasi Sesar Aktif

Mengenal Penyebab Gempa di Jawa Timur, Ini Lokasi Sesar Aktif

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 09 Mei 2025 03:30 WIB
Peta Jawa Timur
Ilustrasi Peta Jatim. Simak Sesar Aktif di Jatim. Foto: Gavriel Rama/ detikjatim
Surabaya -

Jawa Timur kerap diguncang gempa bumi yang bersumber dari sesar aktif di daratan maupun zona subduksi di laut. Lantas, apa penyebab gempa di wilayah ini, dan di mana saja lokasi sesar aktif yang perlu diwaspadai?

Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang tergolong rawan bencana alam. Letaknya yang strategis sekaligus kompleks secara geologis dan klimatologis menjadikan daerah ini memiliki berbagai potensi bencana yang perlu diwaspadai, salah satunya gempa bumi.

Dilansir dari webinar evolusi geologi Jawa Timur terkait update sesar aktif di Jawa Timur berdasarkan sebaran seismitas, ada dua sumber gempa bumi di Jawa Timur. Pertama berasal dari Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, di mana terdapat zona subduksi lempeng, sedangkan di daratan Jawa Timur terdapat beberapa sesar aktif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesar Aktif di Jawa Timur

Dari 295 sesar aktif di Indonesia, tujuhdi antaranya berada di Jatim. Di antaranya seperti Sesar Kendeng, sesar Pasuruan, dan Sesar Probolinggo. Berikut rinciannya.

1. Sesar Naik Pati

Sesar Naik Pati mampu memicu gempa mulai dari Semarang ke arah timur laut hingga Blora, Lasem, Rembang, dan Tuban, Jawa Timur. Sesar Naik Pati merupakan sesar aktif yang patut diwaspadai. Sesar ini memiliki magnitudo tertarget mencapai M 6,5 dengan laju pergeseran sesar sebesar 0,1 mm per tahun.

ADVERTISEMENT

Dilihat dari sejarahnya, tercatat Sesar Naik Pati sudah beberapa kali memicu terjadinya gempa kuat dan merusak. Pada tahun 1836 misalnya, gempa merusak di daerah Rembang hingga Tuban hingga mencapai skala intensitas VII MMI.

2. Sesar Kendeng

Sesar Kendeng adalah zona sesar yang memanjang dari barat ke timur, yang dimulai dari selatan Semarang, Jawa Tengah hingga bagian barat Jawa Timur yang melintang sejauh 300 kilometer.

Sesar Kendemg terdiri dari beberapa segmen, yakni Segmen Demak, Segmen Purwodadi, Segmen Cepu, Segmen Blumbang, Segmen Surabaya, Segmen Waru. Berikut beberapa rinciannya.

a. Segmen Cepu

Sesar Kendang segmen Cepu ini berdasarkan data Pusgen memiliki panjang 100 kilometer, yang berpotensi menyebabkan gempa dengan kekuatan maksimum magnitudo (M) 6,5 dengan intensitas pergeseran 0,1 mm/tahun.

b. Segmen Blumbang

Sesar Kendang segmen Blumbang ini, berdasarkan data Pusgen sesar ini memiliki panjang 31 kilometer dengan potensi gempa maksimum M 6,6 serta pergeseran 0,05 mm/tahun.

c. Segmen Surabaya

Sesar Kendang segmen Surabaya ini juga menjadi salah satu fokus penelitian Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS. Sebagaimana tercatat dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Sesar Surabaya memiliki panjang 25 kilometer dengan potensi gempa maksimum M 6,5 dengan intensitas pergeseran yang diperkirakan 0,05 mm/tahun.

3. Sesar Pasuruan

Disebutkan dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Sesar Pasuruan terlihat jelas di topografi dengan adanya gawir sesar memanjang mengarah ke barat timur sepanjang 18 km.

Berdasarkan penelitian yang ada sesar ini menghasilkan indikasi pergerakan aktif ditemukan sebanyak minimal enam kali dalam waktu 4000 tahun terakhir. Namun, tidak terdata tentang potensi kekuatan gempa yang bisa dihasilkan.

4. Sesar Probolinggo

Sama halnya dengan Sesar Pasuruan, Sesar Probolinggo tergambar di permukaan dari ketampakan gawir sesar yang memanjang. Arah sesar ini ke timur laut-barat daya. Gawir sesar ini memotong endapan lepas gunung api dari Gunung Argopuro yang berumur Pleistosen (antara 2,5 juta hingga 11.500 tahun yang lalu).

Morfologi dari garis sesar ini mengindikasikan pergerakannya mendatar. Seperti halnya sesar Pasuruan dalam Peta Pusgen 2017 belum diketahui berapa potensi kekuatan gempa yang bisa dihasilkan oleh sesar ini.

Pakar geologi dari ITS sebelumnya menyebutkan ada kemungkinan gempa M 4,1 yang dirasakan di Probolinggo beberapa waktu lalu disebabkan pergeseran sesar ini selain juga bisa disebabkan karena pergeseran Sesar Wongsorejo.

5. Sesar Wongsorejo

Sesar Wongsorejo berada di Kabupaten Banyuwangi. Sesar ini terbentuk sekitar 300 ribu tahun yang lalu dan saat ini tertutupi endapan hasil letusan Gunung Ijen purba yang terjadi 70 ribu tahun lalu. Sesar ini memanjang sekitar 10 km di wilayah Desa Alasbulu, Kecamatan Wongsorejo, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Banyuwangi.

6. Zona Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, Sakala)

Mengutip jurnal geosaintek Vol 10 Nomor 1 tahun 2024, sesar RMKS merupakan sesar geser mengiri (sinistral strike slip) yang berada di Laut Jawa, tepatnya di utara
Pulau Madura dan selatan Pulau Bawean dengan panjang 1.200 km. Sesar RMKS sebagian besar terletak di Pulau Madura, dikarenakan pada pulau ini sangat dipengaruhi interaksi dua lempeng besar yaitu Indo-Autralia dan Eurasia.

Sedangkan, mengutip situs p2k Stekom, Sesar RMKS pernah memicu gempa merusak di beberapa daerah, seperti Rembang-Tuban (1836), Pati (1890), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Gresik (1950), Sumenep (2018).[4]

Menurut data dari USGS, salah satu gempa terkuat yang pernah terjadi pada patahan RMKS diketahui terjadi pada 19 Juni 1950, di wilayah Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Bojonegoro dengan kekuatan 6.6 Mw pada kedalaman 45 km (28 mi) dengan perkiraan MMI VII-VIII di Kota Gresik, dan MMI VII-VI di Kota Surabaya

7. Sesar Bawean

Sesar Bawean adalah sesar yang berlokasi di Laut Jawa, yang diduga menjadi pemicu gempa Bawean pada 22 Maret 2024. Saat itu, gempa berkekuatan M5,9 dan M6,5 mengguncang wilayah pesisir utara Jawa.

Gempa ini bersifat destruktif dan menimbulkan kerusakan bangunan, tidak hanya di Pulau Bawean, tetapi juga di Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru.

Lebih lanjut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan,umumnya wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur secara geologi dan tektonik berada pada zona Sesar Tua Pola Meratus yang mengindikasikan keberadaan jejak sesar-sesar/patahan yang berusia tua.

Gempa Bawean memberi pelajaran penting. Ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari selatan yaitu sumber gempa subduksi lempeng/megathrust dan sesar-sesar aktif di daratan, tetapi ternyata juga dari sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur.




(ihc/irb)


Hide Ads