Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya tiga bibit siklon tropis di wilayah Samudera Hindia hingga Laut Australia. Keberadaan bibit siklon ini diyakini berdampak pada cuaca ekstrem.
Ketiga bibit siklon tersebut adalah bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P. Pengaruh dari bibit siklon tersebut bisa dirasakan terutama di wilayah Indonesia selatan.
"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari laman BMKG, Senin (18/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan terjadi hingga 18 Maret 2024. Kondisi tersebut sudah ditandai dari adanya hujan lebat yang melanda sebagian wilayah di Indonesia pada 8-14 Maret 2024.
Sebenarnya apa itu siklon tropis? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Siklon Tropis?
Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan besar. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang mempunyai suhu permukaan air laut hangat di atas 26,5 derajat Celcius, seperti dijelaskan M Djazim Syaifullah dalam makalah Siklon Tropis, Karakteristik dan Pengaruhnya di Wilayah Indonesia pada Tahun 2012, Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Di tengah pusat siklon tropis biasanya terdapat wilayah dengan kecepatan angin rendah tanpa awan. Wilayah ini disebut mata siklon.
Sebuah siklon tropis bisa hidup selama 3-18 hari. Ukuran siklon tropis bisa bervariasi mulai dari 50 - 1100 km. Keberadaan siklon tropis akan hilang jika memasuki wilayah perairan yang lebih dingin.
Jika siklon tropis terbentuk di wilayah Samudera Pasifik Barat, maka akan disebut badai tropis atau "topan". Sedangkan jika terbentuk di sekitar India atau Australia, ia disebut "siklon".
Kemudian, jika terbentuk di Samudra Atlantik Utara dan Samudera Pasifik Timur, ia disebut "hurricane".
Syarat-syarat Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon tropis bisa terbentuk dengan syarat-syarat berikut ini:
- Suhu permukaan laut minimal 26,5 derajat celcius
- Kondisi atmosfer tidak stabil dan adanya awan Cumulonimbus
- Kelembaban di atmosfer dengan ketinggian 5 km
- Adanya gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar disertai pumpunan angina
- Adanya perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar
Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon tropis dapat tumbuh di setiap perairan daerah tropis, terutama di wilayah perairan dengan suhu hangat. Siklus terbentuknya siklon ditandai dengan adanya gangguan atmosfer.
Gangguan ini terlihat lewat adanya awan-awan Cumulonimbus di wilayah konvektifnya. Setelah itu, wilayah konvektif akan membentuk sabuk awan melingkar.
Sabuk awan tersebut bentuknya spiral dan membentuk wilayah yang relatif bulat. Intensitasnya meningkat secara simultan, ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang < 1000 mb serta kecepatan angin maksimum yang meningkat hingga mencapai gale force wind (kecepatan angin β₯ 34 knot atau 63 km/jam).
Angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon.
Lalu, pada tahap matang, bentuk siklon tropis akan stabil. Jika dilihat lewat satelit, bentuk siklon tropis ini akan nampak teratur dan simetris.
Saat kondisi siklon tropis kuat, akan muncul mata siklon. Kondisi seperti ini bisa bertahan lama. hingga kurang lebih 24 jam.
Jika siklon tropis melewati daerah permukaan laut yang suhunya lebih rendah, maka keberadaannya akan menghilang. Misalnya saat memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu muka laut yang dingin atau masuk ke daratan.
(cyu/twu)