Musim kemarau 2024 diprediksi akan terjadi mulai Juni dan Agustus 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberkan daftar wilayah yang bakal 'terpanggang' di musim kemarau ini.
Sebelumnya, BMKG memprediksi musim kemarau di Indonesia akan mundur dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim Kemarau 2024 di Indonesia diprediksi MUNDUR pada 282 ZOM (40%), SAMA pada 175 ZOM (25%), dan MAJU pada 105 ZOM (15%)," ungkap Dwikorita selaku Ketua BMKG dalam laman resminya dikutip Minggu (17/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan mundur yaitu sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.
Lalu, ada beberapa wilayah yang diprediksi berada mengalami musim kemarau dengan curah hujan di bawah normal atau 'terpanggang'. Simak daftar berikut.
Wilayah yang Bakal 'Terpanggang' di Musim Kemarau 2024
- Sebagian kecil Aceh
- Sebagian kecil Sumatra Utara
- Sebagian kecil Riau
- Sebagian Kepulauan Bangka belitung
- Sebagian Jawa Timur
- Sebagian Kalimantan Barat
- Sebagian Sulawesi Selatan
- Sebagian Sulawesi Selatan
- Sebagian Sulawesi Tenggara
- Sebagian Sulawesi Tengah
- Sebagian NTT
- Maluku Utara
- Sebagian Papua Barat
- Sebagian Papua Tengah
- Sebagian Papua Selatan
Wilayah yang Alami Puncak Musim Kemarau
Lebih lanjut, wilayah yang akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024 meliputi:
- Sebagian Sumatra Selatan
- Jawa Timur
- Sebagian besar Pulau Kalimantan
- Bali
- NTB
- NTT
- Sebagian besar Pulau Sulawesi
- Maluku dan sebagian besar Pulau Papua
EL Nino Rampung Bulan Juli
Terkait El Nino, Dwikorita menerangkan bahwa El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59. Fenomena tersebut diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah.
Menghadapi peralihan musim ini, Dwikorita mengimbau pemerintah pusat, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. Bagi wilayah yang menglami kemarau di bawah normal untuk lebih waspada mengingatnya meningkatnya risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air.
(nir/nwk)