BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo Dipicu Bibit Siklon di Selatan NTB

BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo Dipicu Bibit Siklon di Selatan NTB

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 23 Mar 2025 19:06 WIB
Kapal pinisi Raja Bintang 02 terhempas ke karang akibat diterjang angin kencang di perairan Menjaga, sekitar Pulau Kelor, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabut (22/3/2025). (IST)
Kapal pinisi Raja Bintang 02 terhempas ke karang akibat diterjang angin kencang di perairan Menjaga, sekitar Pulau Kelor, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabut (22/3/2025). (IST)
Manggarai Barat -

Hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dua hari terakhir. Cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan sejumlah kapal di perairan Labuan Bajo rusak hingga tenggelam diterjang angin kencang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cuaca ekstrem tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya akibat kemunculan bibit siklon di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Cuaca ekstrem yang terjadi dini hari kemarin hingga hari ini dipengaruhi oleh adanya bibit siklon di selatan NTB, aktifnya MJO (Madden-Julian Oscillation) di maritim continent dan didukung oleh dinamika atmosfer lokal yang turut berkontribusi pada cuaca Manggarai Barat saat ini," ungkap Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran, Minggu (23/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maria menjelaskan pola sirkulasi siklonik yang berada di sekitar wilayah Australia utara terpantau telah meningkat menjadi bibit siklon Tropis 92S, kemarin. Bibit siklon itu saat ini berada di Samudera Hindia dan mengakibatkan terjadinya daerah pertemuan massa udara (confluence) di wilayah Manggarai Barat.

"Kondisi tersebut mendukung peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan sehingga mengakibatkan terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang," terang Maria.

Menurut Maria, NTT biasanya mulai memasuki masa peralihan musim pada Maret-April. Namun, dia berujar, potensi terbentuknya daerah tekanan rendah yang kemudian meningkat menjadi bibit siklon tropis di selatan NTT masih berpeluang terjadi.

"Ketika ada sistem tekanan rendah terbentuk di selatan atau di Australia, maka akan mempengaruhi cuaca di NTT karena posisi geografis dari NTT yang dekat Australia," tandas Maria.




(iws/iws)

Hide Ads