Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berikan peringatan kehadiran Siklon Tropis Errol di wilayah Indonesia. Dijelaskan BMKG, Siklon Tropis Errol merupakan perkembangan dari bibit siklon 96S.
Awalnya, bibit siklon 96S hadir di wilayah Samudra Hindia Selatan tepatnya sekitar Laut Timur, sebelah selatan Pulau Sumba dan Nusa Tenggara Barat. Kini Errol bergerak dengan kecepatan angin maksimum mencapai 35 knot atau 65 km/jam dan tekanan udara minimum 999 hPa.
Lalu apa dampaknya bagi wilayah Indonesia? Dikutip dari posting Instagram BMKG, Rabu (16/4/2025) berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak Siklon Tropis Errol bagi RI
Meski sudah berubah menjadi siklon tropis, Errol dijelaskan BMKG telah bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia. Kendati demikian, tetap ada dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan RI selama 24 jam hingga 16 April 2025 pukul 19.00 WIB mendatang.
Dampak yang ditimbulkan yakni:
1. Hujan dengan Intensitas Sedang hingga Lebat
Beberapa daerah diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, daerah tersebut yakni:
- Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama Pulau Sumba, Pulau Sawu, Pulau Timor, dan Pulau Rote.
2. Gelombang Laut Tinggi
Tidak hanya itu, perairan RI juga diperkirakan mengalami gelombang laut tinggi dengan ketinggian 1,25-2,5 meter (moderate sea) hingga 2,5-4 meter (rough sea). Adapun daftarnya adalah:
Moderate Sea
- Perairan selatan Flores
- Perairan Kupang-Pulau Rote
- Perairan selatan Pulau Sabu
- Laut Sawu
Rough Sea
- Samudra Hindia selatan NTT
Tentang Siklon Tropis Errol
Laman Storm Science Australia menjelaskan Errol adalah nama siklon tropis yang terjadi di wilayah Australia. Berdasarkan data Bureau of Meteorology (BoM) Australian Government, Errol bukan pertama kali teridentifikasi.
Errol pertama kali hadir sebagai tekanan rendah tropis di Laut Timor Indonesia pada 11 Januari 1982. Tekanan rendah ini merupakan bagian dari angin monsunal aktif yang bersifat semi-stasioner (tidak bergerak signifikan).
Meski tidak bergerak, Errol mampu menghasilkan siklon Chris dan Daphne pada minggu sebelumnya. Pada 13 Januari, Errol mulai bergerak hingga mencapai intensitas siklon.
Puncaknya terjadi pada 15 Januari ketika Errol berbelok ke tenggara karena berada di bawah pengaruh aliran muson barat laut. Angin ini bergerak dengan kecepatan maksimum hingga 100 km/jam.
Setelahnya pada 16 Januari, Errol perlahan melemah hingga berakhir pada 18 Januari. Siklon ini menghilang dengan sangat cepat dan digantikan dengan siklon Bruno.
Usai menghilang di tahun 1982, Errol kembali muncul pada Maret 1991, Mei 2022, dan terbaru April 2025. Bila Indonesia mengalami dampak tidak langsung, Australia mengalami dampak langsungnya.
Siklon Errol disebut membawa angin berkecepatan 110 km/jam dan pusatnya mampu menghasilkan hembusan angin hingga 155 km/jam. Ahli meteorologi BoM, Jessica Lingard mengatakan masih memantau kehadiran Errol untuk mengetahui dampak pada masyarakat pesisir.
Lingard memprediksikan Errol akan melemah kembali pada Jumat pagi. Sehingga hancur berkeping-keping sebelum memberikan dampak di sepanjang garis pantai.
"Tetapi penting bagi penduduk di sepanjang wilayah pesisir Kimberley dan Pilbara untuk tetap waspada terhadap sistem tersebut," ucapnya dikutip dari ABC News.
Selain warga pesisir, Kepala Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat Kimberley, Leon Gardiner mengatakan warga wilayah barat laut harus bersiap. Terutama dalam menghadapi cuaca basah dan berangin.
"Hal terpenting adalah tetap mendapatkan informasi dan memastikan bahwa Anda siap menghadapi datangnya cuaca buruk, mencakup angin kencang, hujan lebat, dan banjir yang dapat mengakibatkan penutupan jalan," tandasnya.
Bibit Siklon 97S Juga Mengintai
Selain Siklon Tropis Errol, BMKG juga menyebut bibit siklon tropis 97S masih terpantau di laut Arafuru, tenggara kepulauan Aru (Maluku bagian selatan). Bibit siklon ini melaju dengan kecepatan angin maksimum 46 km/jam dengan tekanan udara minimum 1004 hPa.
Meski berpotensi mereda dalam 24-72 jam ke depan, bibit siklon 97S masih membawa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan gelombang laut tinggi moderate sea. Wilayah yang mengalaminya adalah:
1. Hujan dengan Intensitas Sedang hingga Lebat
- Maluku bagian selatan
- Papua selatan
2. Gelombang Laut Tinggi
- Perairan Kepulauan Aru
- Perairan Selatan Kepulauan Tanimbar
- Laut Arafuru
(det/twu)