Ilmuwan Coba Hidupkan Kembali Mamut Berbulu yang Punah, Bagaimana Caranya?

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Coba Hidupkan Kembali Mamut Berbulu yang Punah, Bagaimana Caranya?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Sabtu, 16 Mar 2024 20:00 WIB
mamut
Foto: Colossal/mamut berbulu
Jakarta -

Sebuah upaya untuk menghidupkan kembali mamut berbulu dilakukan oleh perusahaan bioteknologi, Colossal Biosciences di Dallas. Proyek ini turut dibantu oleh para ilmuwan dari Universitas Harvard dan MIT. Bagaimana hasilnya?

Seperti yang diketahui bahwa mamut berbulu adalah spesies hewan purba yang telah punah sekitar 10 ribu tahun lalu. Hewan ini merupakan spesies gajah besar dan berbulu lebat yang berkeliaran di tundra, yakni ekosistem dingin yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman.

Melalui teknik kloning dan rekayasa genetika terbaru, perusahaan bioteknologi Colossal berupaya menghidupkan kembali mamut, burung dodo, dan spesies punah lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini langkah yang paling signifikan dalam tahap awal proyek ini," ucap George Church, ahli genetika Universitas Harvard dan MIT, dikutip dari NPR.

Rencana Perusahaan terhadap Penghidupan Kembali Mamut

Untuk menghidupkan kembali mamut berbulu, para ilmuwan menciptakan sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi dari kerabat terdekat mamut yang masih hidup, yaitu gajah Asia.

ADVERTISEMENT

Meski makalah belum ditinjau ulang oleh rekan ilmuwan, tetapi perusahaan mengindikasikan bahwa hal ini sedang dalam tahap pengembangan.

"Kami telah menghasilkan sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi gajah pertama. Sel ini berguna bagi komunitas konservasi gajah, seperti dalam upaya merevitalisasi mamut berbulu yang telah punah," kata Eriona Hysolli, kepala proyek Colossal.

Adapun tujuan akhir perusahaan untuk menciptakan kembali mamut masih jauh. Saat ini, para ilmuwan tengah berupaya menggunakan teknik kloning dan penyuntingan gen dalam upaya mengubah sel.

Harapannya, mereka dapat menciptakan gajah berciri-ciri mamut, yaitu bulu tebal dan lapisan lemak yang memungkinkan mereka beradaptasi terhadap iklim dingin.

"Kita menginginkan genom yang memiliki ciri tertentu yang dimiliki mamut. Seperti ciri-ciri kebal terhadap virus herpes yang dapat mengakibatkan kematian bagi bayi gajah," ungkap Church.

Alasan Mamut Berbulu Dihidupkan Kembali

Ide ini tidak sepenuhnya disetujui semua ilmuwan. Seorang direktur senior ilmu satwa di Kebun Binatang Toronto, Gabriela Mastromonaco, mengungkapkan ketidaksetujuannya.

Menurutnya hal terpenting tentang konservasi adalah fokus dengan spesies yang masih hidup. Sebab, banyak spesies yang punah tidak akan bisa membantu, termasuk mamut berbulu.

"Kita perlu fokus pada spesies yang masih hidup kini. Hewan hidup melawan fosil sangatlah penting, hanya saja dimana fokus kita seharusnya berada. Hewan punah dapat mengalihkan perhatian kita," ucap Mastromonaco.

Meski ide menghidupkan kembali mamut berbulu mendapat pertentangan, tetapi Church dan rekan ilmuwan memiliki alasan tersendiri.

"Beberapa orang berpikir ini adalah ide yang buruk karena hanya akan ada satu gajah dan mampu hidup di iklim dingin. Bukan seperti itu niat kami," kata Church menanggapi respon ilmuwan lainnya.

"Penciptaan spesies ini adalah untuk mendorong para mamut bersosialisasi secara penuh dalam bentuk kawanan. Beberapa orang berpikir ini adalah ide yang buruk karena akan mengorbankan uang dari upaya konservasi, padahal kami melakukan sebaliknya," imbuhnya menjelaskan.

Program mamut berbulu ini membuka jalan baru untuk melindungi spesies dari ancaman kepunahan, seperti gajah Asia. Program ini juga disebut dapat memperluas habitat mamut dan membantu para ilmuwan mempelajari hewan tersebut.

"Penciptaan rekayasa spesies ini menjadi kemajuan besar karena mampu mencapai hal tersebut untuk gajah. Sel-sel rekayasa ini dapat digunakan untuk mempelajari biologi, reproduksi, dan kesehatan gajah," tutur Oliver Ryder, Direktur Genetika Konservasi San Diego Zoo Wildlife Alliance.

"Proyek ini berpotensi besar membantu melestarikan keanekaragaman genetik spesies, mencegah kepunahan dan berkontribusi terhadap keberlanjutan spesies," tuturnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads