Zaman Es telah menyebabkan kepunahan berbagai jenis hewan besar, termasuk mammoth berbulu. Spesies terakhir dimungkinkan berkeliaran sekitar 4.000 tahun lalu.
Hewan dengan nama latin Mammuthus primigenius ini memiliki tubuh besar seperti gajah modern saat ini. Bedanya, seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu lebat dan memiliki gading yang cukup panjang.
Kepunahan megaherbivora ini terjadi akibat perubahan lingkungan yang sangat besar. Melansir Ensiklopedia Britannica, transisi Pleistosen-Holosen, yang terjadi sekitar 11.700 tahun yang lalu, merupakan periode perubahan yang luar biasa di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Beringia timur (bekas jembatan darat Eurasia dan wilayah Yukon dan Alaska yang tidak mengalami glasiasi), periode ini menjadi saksi runtuhnya bioma stepa raksasa yang secara bertahap berubah menjadi hutan boreal seperti yang kita kenal sekarang.
Hal ini menyebabkan hewan ikonik Zaman Es, seperti mammoth berbulu, kuda Yukon, bison stepa, dan sejumlah predator seperti singa Beringian punah.
Tim peneliti dari Alberta University sebagaimana diterbitkan dalam The Conversation, meneliti sampel sedimen yang mengandung banyak sekali DNA lingkungan purba dari tumbuhan dan hewan. Mereka bahkan berhasil mengidentifikasi jejak mammoth berbulu.
Menurut data yang dipaparkan oleh para peneliti, mammoth berbulu mungkin telah hidup di Klondike sampai kira-kira 9.000 tahun yang lalu dan mungkin baru-baru ini 5.700 tahun yang lalu.
Sampai saat ini, tidak ada bukti kelangsungan hidup mamut hingga pertengahan Holosen. Tetapi penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mamut bertahan sampai 5.500 dan 4.000 tahun yang lalu di pulau-pulau Arktik.
Ilmuwan Berencana 'Hidupkan Kembali' Mammoth Berbulu
Melansir Discover Magazine, sebuah perusahaan rintisan bioteknologi yang berbasis di Texas, Colossal Biosciences, berada di garis depan dalam memperkenalkan kembali mammoth berbulu--atau beberapa versinya---ke dunia.
Perusahaan berharap dapat menciptakan anak gajah hibrida mammoth pada tahun 2027. Sehingga, dalam waktu dekat kita mungkin akan bertemu lagi dengan binatang buas yang telah punah.
Hewan-hewan ini akan diperkenalkan kembali di Pleistosen Park, cagar alam Rusia di Siberia, yang kini sedang diupayakan untuk menciptakan kembali padang rumput yang berkembang selama Zaman Es terakhir.
Upaya 'menghidupkan kembali' mammoth ini dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim. Colossal menggambarkan hibrida sebagai pelindung penting bumi.
Menurut perusahaan, mereka akan memperlambat pencairan lapisan es Arktik (mencegah emisi gas rumah kaca yang terperangkap di dalam lapisan es) dan mengembalikan hutan semak belukar kembali menjadi padang rumput Arktik alami, mendorong ekosistem yang dapat mempertahankan pertahanannya sendiri terhadap perubahan iklim.
Upaya ini menimbulkan kontroversi dan juga risiko. Beberapa ilmuwan lain khawatir spesies baru yang dihasilkan akan invasif, mempengaruhi spesies asli, komunitas, dan ekosistem melalui kompetisi, penjelajahan, dan membawa penyakit.
Mammoth berbulu juga muncul di Kuis Hari Bumi yang sedang viral baru-baru ini. Dalam kuis tersebut tertulis, secara teknis hewan ini sudah punah, namun di tangan para ilmuwan hebat mungkin suatu hari kloning akan tercipta.
(kri/nwy)