Climatologist dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin mengatakan, angin monsun Asia penanda musim hujan tampak per Rabu 3 Januari 2024.
Ia menjelaskan, angin dari utara atau barat normalnya sudah eksis pada November dasarian 2 (10 hari kedua November), tetapi kini baru muncul pada Januari dasarian 1 (10 hari pertama Januari).
Dalam pos X @EYulihastin, Erma menerangkan, kondisi tersebut sesuai dengan analisis sebelumnya berdasarkan data model prediksi musim Decision Support System (DSS) Kamajaya.
"Ini mengonfirmasi analisis yang kami lakukan berdasarkan data Kamajaya yang menunjukkan penundaan awal musim hujan pada tahun 2023-2024 yang dapat mencapai lima dasarian," tulisnya, dikutip Kamis (4/1/2024).
Penyebab Musim Hujan Baru Datang 2024
Erma menjelaskan, angin penanda awal musim hujan tertunda hingga 5 dasarian karena pengaruh El NiΓ±o. Dikutip dari laman BRIN, El Nino mengacu pada fenomena pemanasan di wilayah tropis Pasifik bagian timur.
Sebelumnya pada kasus El Nino 1997, Erma mengatakan, awal musim hujan tertunda 2-3 dasarian.
"Artinya, pengaruh El NiΓ±o 2023 lebih parah," katanya.
Ia mengatakan, El Nino kuat (> 1,5C) sebenarnya jarang terjadi. Dalam sejarah sejak 1980, El NiΓ±o kuat terjadi pada 1982, 1997, 2015, dan kini 2023. Ini artinya, El NiΓ±o menjadi lebih sering terjadi.
"Artinya lebih sering terjadi, yang biasanya 15 tahun sekali kini menjadi 7-8 tahun sekali," ucap Erma pada detikEdu, Kamis (4/1/2024).
Erma menjelaskan, dampak El Nino kuat tersebut membuat musim kemarau lebih panjang dan menunda awal musim hujan. Sebab, El Nino melemahkan angin monsun Asia yang masuk menuju Jawa.
"Pada El Nino 2023, angin monsun dari Asia (angin dari utara/barat) ini baru muncul pada awal Januari 2024 padahal seharusnya November dasarian 2 seharusnya angin monsun Asia sudah terjadi," jelasnya.
Perparahan Pengaruh El NiΓ±o
El Nino 2023 terjadi pada saat pemanasan global mencapai >1,7C. Erma menjelaskan, ini pertama kalinya El Nino terjadi pada saat Bumi mengalami fase pemanasan yang lebih tinggi dari sebelum-sebelumnya. Hal ini turut andil dalam perparahan pengaruh El NiΓ±o hingga dapat menunda awal musim hujan sampai 5 dasarian.
Di sisi lain, sambungnya, penundaan musim hujan hingga 5 dasarian juga dipengaruhi oleh pemanasan ekstrem yang terjadi di Laut China Selatan.
"Meskipun pemanasan tersebut juga berdampak positif yaitu berperan dalam pembentukan hujan di Sumatra dan Kalimantan," ucapnya.
(twu/twu)