Potensi jumlah curah hujan tahunan di atas rata yang melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya berisiko bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Sedangkan potensi curah hujan di bawah normal berisiko kekeringan dan dampak lanjutan seperti kebakaran hutan dan lahan.
"Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah, yaitu meliputi sebagian Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan," kata Dwikorita dalam keterangan resminya, dikutip Senin (1/1/2024).
Berikut prediksi wilayah RI dengan hujan tahunan di atas normal, di bawah normal, penyebabnya, dan langkah antisipasi kondisi iklim Indonesia 2024.
Prediksi Wilayah Indonesia dengan Hujan Tahunan di Atas Normal 2024
BMKG memprediksi beberapa wilayah berikut dapat mengalami hujan tahunan di atas normal:
- Sebagian kecil Aceh
- Sumatera Barat bagian selatan
- Sebagian kecil Riau
- Sebagian kecil Kalimantan Selatan
- Sebagian kecil Gorontalo
- Sebagian kecil Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat bagian utara
- Sebagian kecil Sulawesi Selatan
- Sebagian kecil Papua Barat
- Papua bagian utara
Prediksi Wilayah Indonesia dengan Hujan Tahunan di Bawah Normal 2024
Berikut wilayah Indonesia yang diprediksi BMKG akan mengalami hujan tahunan di bawah normal:
- Sebagian Banten
- Sebagian kecil Jawa Barat
- Sebagian kecil Jawa Tengah
- Sebagian Yogyakarta
- Sebagian kecil Jawa Timur
- Sebagian kecil Nusa Tenggara Timur
- Papua bagian selatan
Kenapa Prediksi Curah Hujan 2024 Normal?
Dwikorita menjelaskan prediksi curah hujan tahunan 2024 secara umum berkisar pada kondisi normal disebabkan sejumlah dinamika atmosfer. Pertama, gangguan iklim dari Samudra Pasifik, osilasi selatan El NiΓ±o (ENSO), diprakirakan akan berada di fase El Nino lemah-moderat di awal 2024 lalu di fase netral sampai akhir tahun.
Sebagai informasi, fase El Nino ditandai dengan angin hangat bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan menjauh dari RI sehingga risiko kekeringan meningkat. Fase netral ENSO, yang diprediksi berlangsung sampai akhir 2024, diperkirakan hanya berpeluang kecil untuk berkembang jadi fenomena La Nina. Fenomena ini merupakan pemicu anomali iklim basah, risiko banjir, dan risiko badai tropis.
Langkah Antisipasi Iklim Indonesia
1. Waspada Kebakaran Awal 2024
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan dalam pandangan iklim Climate Outlook 2024 musim kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023. Namun, waspadai kebakaran hutan dan lahan di awal tahun.
"Terkait penanganan musim kemarau, meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, maka tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024 khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla," kata Ardhasena.
2. Antisipasi Banjir 2024 dan Curah Hujan Tinggi
Ia menambahkan, cegah banjir dengan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air wilayah urban dan yang rentan banjir lainnya. Contohnya, siapkan sistem drainase dengan kapasitas mencukupi dan sistem peresapan dan tampungan air
Ardhasena menambahkan, pastikan operasi waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya berjalan baik. Langkah ini penting untuk mengelola curah hujan tinggi saat musim hujan. Airnya dapat digunakan saat musim kemarau.
(twu/nwk)