Hujan hampir merata ke berbagai wilayah saat sedang musim hujan. Namun, saat musim kemarau, hanya wilayah tertentu seperti pegunungan yang dilanda hujan. Kenapa ya?
Meski saat musim kemarau, wilayah pegunungan di dataran tinggi sering kali turun hujan. Padahal di dataran yang lebih rendah, mayoritas akan panas.
Pola hujan yang tidak merata sebenarnya merupakan fenomena yang biasa. Hal ini dikarenakan tingkat penyebaran awan yang menurunkan hujan, bisa berbeda di setiap wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, arah angin juga turut memengaruhi pembentukan awan. Udara yang basah dan hangat, serta kelembapan yang tinggi akan membentuk awan, yang berarti menurunkan lebih banyak hujan, demikian dilansir BBC.
Proses Terjadinya Hujan
Seperti yang diketahui, dalam proses hujan, Matahari akan memanaskan air terlebih dulu yang ada di daratan, sungai, danau, dan laut. Kemudian mengubahnya menjadi uap air.
Uap air naik ke udara dengan suhu dingin yang masuk. Udara yang mendingin berubah menjadi titik-titik kecil air dan membentuk awan.
Ketika awan menjadi berat, air akan jatuh ke tanah dalam bentuk hujan, hujan es, atau salju. Air itu, akan kembali lagi ke tanah, mengaliri ke sungai, danau, hingga laut.
Alasan Wilayah Pegunungan Lebih Sering Hujan
Secara sederhana, dalam proses terjadinya hujan, kelembapan udara dan daya angkat (air ke atas), berperan penting. Kondisi suhu dan daratan akan memengaruhi seberapa banyak atau sering hujan yang turun di suatu wilayah.
Dalam hal ini, kondisi di dataran tinggi atau pegunungan sangat mendukung. Terutama dalam proses pembentukan awan hujan.
Di pegunungan, udara yang membentuk awan hujan akan dipengaruhi oleh kelembapan. Saat udara hangat naik di lereng pegunungan (kelembapan menjadi tinggi), maka suhu akan turun, mendingin dan/atau mengembun.
Penurunan suhu ini akan membentuk titik-titik, yang menjadi awan, dan kemudian turun menjadi hujan. Kondisi ini yang membuat pegunungan selalu basah dan menumbuhkan vegetasi yang rimbun, demikian dilansir DTN.
Fenomena ini juga dikenal dengan efek orografis, yakni massa udara yang dipaksa naik di wilayah pegunungan dan berhadapan dengan angin (dingin), kemudian akan membentuk awan, dan akhirnya menurunkan hujan (orografis).
Jadi secara singkat, alasan wilayah pegunungan lebih sering hujan, karena dataran tinggi memiliki kondisi yang bagus untuk mendinginkan udara. Saat udara hangat dan basah terdorong ke atas dan mendingin, maka akan membentuk awan yang membawa hujan.
Sementara di dataran rendah, udara hangat dan basah cenderung tertahan atau sulit naik dan mendingin, sehingga pembentukan awan hujan menjadi lebih sedikit.
(faz/nwk)