Peneliti Temukan Spesies Hewan Berbisa Baru di Gurun, Seperti Apa Bentuknya?

ADVERTISEMENT

Peneliti Temukan Spesies Hewan Berbisa Baru di Gurun, Seperti Apa Bentuknya?

Baladan Hadza - detikEdu
Minggu, 17 Des 2023 11:00 WIB
Kalajengking spesies baru di Gurun California
Foto: Doc: PRAKRIT JAIN, HARPER FORBES, JACOB A. GORNEAU, LAUREN A. ESPOSITO/Kalajengking spesies baru
Jakarta -

Para peneliti dari California Academy for Sciences baru-baru ini menemukan spesies kalajengking berbisa baru di Gurun San Joaquin, California. Kalajengkin ini, sebelumnya tidak teridentifikasi.

Dalam temuan tersebut, peneliti setidaknya menemukan 29 kalajengking berbisa dengan nama Tulare Basin. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal peer-review ZooKeys pada tanggal 29 November lalu.

Penelitian ini pun menjadi langkah awal dalam menjelajahi keragaman hayati di daerah tersebut dan mengidentifikasi tantangan konservasi yang dihadapi oleh spesies baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian Ini Berawal dari Foto Kalajengking di Internet

Melansir laman Newsweek, diketahui bahwa sejak tahun 2021, peneliti dari California Academy for Sciences kemudian memulai penelusuran intensifnya pada Gurun San Joaquin yang berlangsung selama setahun.

Pada awalnya, penemuan ini dimulai setelah sejumlah foto kalajengking misterius muncul di iNaturalist, jejaring sosial yang melibatkan ilmuwan warga dan individu lainnya, pada tahun 2020.

ADVERTISEMENT

Kemudian peneliti mengungkapkan bahwa karakteristik yang ditemui pada kalajengking-kalajengking baru ini antara lain:

- Memiliki delapan kaki
- Satu tubuh yang "halus"
- Dua "penjepit bergigi tebal"
- Tubuh berwarna oranye-kuning dengan tanda coklat tua

Menurut peneliti, meskipun spesies kalajengking ini memiliki bisa, tapi telah dikonfirmasi tidak membahayakan manusia.

Peneliti Minta Kalajengking Ini Masuk sebagai Hewan Terancam Punah

Asisten kurator di California Academy for Sciences, Lauren Esposito, mengatakan, penemuan ini memiliki nilai yang penting dalam pemahaman ekologi dan keragaman hayati di Gurun San Joaquin.

Lebih lanjut, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa spesies baru ini sedang menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidupnya, dan sebagian besar ancaman tersebut berasal dari aktivitas manusia.

Penggembalaan ternak di sekitar daerah tersebut menjadi salah satu ancaman utama terhadap kalajengking Tulare Basin. Aktivitas penggembalaan ternak ini telah menyebabkan kerusakan pada lingkungan tempat kalajengking ini hidup.

Studi ini menyoroti urgensi untuk melibatkan langkah-langkah konservasi yang melibatkan pelestarian komunitas tanaman penyerap alkali, pengendalian spesies invasif, pembatasan penggembalaan ternak, restorasi lahan terlantar, dan penanganan perubahan iklim.

"Langkah terpenting menuju konservasi [kalajengking Cekungan Tulare] adalah pelestarian komunitas tanaman penyerap alkali dengan melindungi sisa habitat berkualitas tinggi, mengendalikan spesies invasif, membatasi penggembalaan ternak, memulihkan lahan terlantar, dan memerangi penyebab dan dampak perubahan iklim," tulisnya dalam studi tersebut, dikutip Jumat (15/12/2023).

"Selain itu, karena wilayah jelajahnya yang kecil dan tidak stabil, kami menyarankan agar spesies ini menerima status spesies terancam punah atau sangat terancam punah, setidaknya pada tingkat negara bagian, sehingga dapat dilindungi secara memadai," tambahnya.

Upaya Konservasi Saat Ini

Dalam konteks global, tingkat kepunahan hewan saat ini jauh melampaui tingkat kepunahan alami. Menurut The World Wildlife Fund (WWF), tingkat kepunahan saat ini diperkirakan 10.000 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat kepunahan alami.

Sekali lagi peneliti pun kembali menekankan kesalahan manusia dan dampak buruknya terhadap lingkungan menjadi penyebab utama tingginya tingkat kepunahan ini.

Dalam beberapa kasus, upaya sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah. Namun, penemuan spesies baru seperti kalajengking Tulare Basin memberikan harapan bahwa masih banyak kehidupan yang perlu ditemukan dan dilindungi di tengah tantangan lingkungan global yang kompleks.

Penemuan ini tidak hanya mengamati kehidupan spesies yang baru terungkap, tetapi juga menjadi pengingat akan begitu kompleksnya tantangan konservasi yang harus diatasi untuk melindungi keragaman hayati dan memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies di masa mendatang.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads