Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan strategi Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Saat ini, sudah ada tiga langkah yang diambil.
Langkah-langkah itu antara lain, adaptasi dengan penambahan bendungan air di pulau-pulau, pembangunan floating solar energy yang melibatkan arsitek, dan pengembangan green economy area di Kalimantan Utara.
Soroti Potensi Indonesia
Dalam Hydraulics Engineering International Seminar (HEIS) ke-8 di auditorium Universitas Tarumanegara (Untar), Sabtu (25/11/2023), Basuki juga menyoroti potensi geografis Indonesia yang luas. Menurutnya, Indonesia belum mampu bersaing dalam hal pembangunan dengan negara lain seperti Vietnam dan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ia juga menambahkan jika masyarakat Indonesia cepat merasa puas atas pembangunan yang ada. Ia berharap agar hal ini dapat terus dikejar dan dilanjutkan oleh kementerian selanjutnya.
Untar Bangun Teknologi Pipa Bawah Laut
Dalam hal pembangunan, Rektor Untar Prof. Agustinus Purna Irawan menjelaskan peran Untar dalam mendukung SDG keenam. Untar mendukung tersedianya akses air bersih dan sanitasi dengan implementasi teknologi pipa bawah laut.
"Untar telah mengimplementasikan teknologi pipa bawah laut di Selat Limbo, yang terletak di antara pulau Taliabu dan Pulau Limbo, Maluku Utara. Untar bersama mitra telah menyalurkan air bersih untuk permukiman nelayan yang masih memiliki kesulitan mengaksesnya," ungkapnya dalam laman Untar dikutip Selasa (28/11/2023).
Ketua Yayasan Tarumanagara Prof Ariawan Gunadi, menekankan adanya urgensi dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan air bersih. Menurut Ariawan, hal ini dapat didukung dengan inovasi teknologi, corporate social responsibility, dan keterlibatan anak muda.
"Saat ini kita harus berkolaborasi untuk mencapai SDG keenam, yaitu air bersih dan sanitasi layak," ucapnya.
(nir/nwk)