Hewan laut sederhana ini mungkin tidak tampak indah karena menyerupai batu dan rumput laut yang aneh. Siapa sangka, spesies laut ini memiliki potensi luar biasa sebagai sumber obat-obatan masa depan.
Spons laut, hewan berpori tersebut, merupakan salah satu organisme utama yang dapat menghasilkan beragam senyawa bioaktif. Dikutip dari IFL Science, penelitian sudah membuktikan organisme ini memberikan manfaat besar melalui sifat-sifat obat yang dihasilkan oleh spons laut.
Kendati demikian, kabar buruknya, keberadaan organisme ini terancam tindakan manusia yang sembarangan pada lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spons Laut untuk HIV sampai Kanker
Spons laut mampu menghasilkan senyawa antibakteri, antivirus, antijamur, antimalaria, dan antiradang. Karena itu, hewan ini dinilai berpotensi menjadi sumber obat-obatan penting di masa depan layaknya julukan 'apotek laut'.
Lebih dari 5.000 spesies spons saat ini sudah teridentifikasi. Peneliti memperkirakan, masih ada ribuan spesies lain yang belum terdokumentasi, masing-masing dengan potensi kandungan bermanfaat.
Sekitar 200 bahan kimia bioaktif baru ditemukan setiap tahun di spons laut. Beberapa di antaranya terbukti berguna sebagai obat.
Contohnya, penggunaan cytarabine disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 1969. Kandungan cytarabine dapat menghambat replikasi DNA pada leukemia dan tumor limfoma sehingga efektif membunuh kanker. Selain itu, banyak obat-obatan vital telah ditemukan dari sumber ini.
Spons Karibia juga menghasilkan senyawa antivirus, asiklovir, yang disetujui FDA pada 1981 untuk pengobatan herpes, cacar air, dan herpes zoster. Dekade berikutnya, FDA menyetujui obat HIV pertama di dunia, AZT. Obat ini berasal dari bahan kimia yang dipompa dari spons laut.
Baru-baru ini, peneliti mendapati potensi baru seperti agen bioaktif dari spons Mauritius. Pada Oktober 2023, para peneliti melaporkan bahwa spons laut seperti Mauritius dan Neopetrosia exigua mampu menghasilkan agen bioaktif yang dapat membunuh sel kanker hati secara selektif dengan dampak minimal terhadap sel sehat.
Menurut ahli bedah hewan Dr Eleanor Best, spons laut bisa membantu menemukan obat antibiotik baru yang berguna mengatasi resistensi antibiotik.
"Laut dalam terdiri dari sebagian besar mikrobioma dunia. Namun sebagian besar penelitian antibiotik kami berfokus pada mikrobioma di darat, sehingga terdapat potensi besar untuk menghasilkan antibiotik baru yang berasal dari laut dalam. Spons laut menampung koloni besar spesies bakteri baru yang bersaing untuk mendapatkan nutrisi, dan memproduksi antibiotik untuk melawan persaingan tersebut," kata peneliti asal Universitas Bristol yang meneliti peluang antibiotik baru ini.
Ancaman Hidup Spons Laut
Kawasan laut dalam, seperti Clarion-Clipperton Zone (CCZ), menjadi tempat penemuan ribuan spesies baru spons laut. Sayangnya, zona laut ini menjadi sasaran penambangan karena menyimpan sumber daya mineral penting. Penambangan ini mengancam ekosistem serta keberadaan spons laut yang sangat berguna untuk pengobatan manusia.
Pembangunan infrastruktur, polusi, dan perubahan iklim juga mengancam keberadaan spons laut. Kendati punya ketahanan yang luar biasa terhadap rendahnya oksigen dan suhu air yang meningkat, hewan ini akan mengalami dampak dari perubahan iklim yang signifikan.
(twu/twu)