Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Astronomy, telah mengamati beberapa galaksi paling awal menggunakan James Webb Space Telescope (JWST). Bagaimana hasilnya?
Seperti yang diketahui, Teleskop Luar Angkasa James Webb memiliki kemampuan untuk mengamati zaman ketika galaksi pertama kali terbentuk. Tim peneliti di Denmark memiliki tujuan untuk memahami dengan lebih baik bagaimana galaksi-galaksi ini terbentuk, berkembang, dan apa komposisinya.
Menurut peneliti, galaksi-galaksi ini sudah sangat tua, kemungkinan besar masih dalam proses pembentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Galaksi Termuda yang Diamati
Melansir laman Universe Today, para astronom telah lama memahami bahwa rasio antara galaksi dan unsur-unsur berat di alam semesta lokal tampaknya tetap konstan selama sekitar 12 miliar tahun terakhir, atau sekitar 5/6 usia alam semesta.
Namun, dengan bantuan JWST, pandangan ini mulai berubah. Galaksi-galaksi yang masih sangat muda, yang kemungkinan masih dalam tahap pembentukan menunjukkan sesuatu yang berbeda.
Galaksi-galaksi muda yang diamati oleh JWST tidak memiliki rasio yang sama antara bintang dan unsur-unsur berat seperti galaksi-galaksi yang lebih tua.
Ini disebabkan oleh fakta bahwa galaksi-galaksi muda belum melalui proses pembentukan bintang dan kematian bintang yang memperkaya awan gas dengan logam. Logam dalam konteks ini merujuk pada unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium.
Temuan Bahan Kimia pada Galaksi
Sejauh ini, para astronom telah melakukan pengamatan terhadap 16 galaksi, termasuk beberapa galaksi muda dalam sejarah alam semesta.
Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi ini memiliki jumlah bahan kimia (logam) yang hanya seperempat dari yang ditemukan dalam galaksi-galaksi yang terbentuk pada tahap yang lebih lanjut dalam perkembangan alam semesta.
Para peneliti yang mengamati fenomena ini menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi saat ini masih sangat terkait dengan medium antargalaksi. Mereka terus-menerus menerima aliran gas murni dari medium ini. Aliran gas ini secara efektif mengurangi kelimpahan logam dalam galaksi-galaksi tersebut.
Dengan kata lain, galaksi-galaksi ini masih dalam proses akumulasi bahan-bahan kimia dan belum mengalami banyak proses pembentukan bintang dan pengayaan logam yang lebih lanjut seperti galaksi-galaksi yang lebih matang.
Pola Evolusi Galaksi
Pemimpin studi ini, Kasper Elm Heintz, menjelaskan bahwa ketika menganalisis cahaya dari 16 galaksi pertama ini, mereka melihat bahwa adanya unsur-unsur berat yang jauh lebih sedikit, dibandingkan dengan massa bintang mereka dan jumlah bintang baru yang mereka hasilkan.
Temuan ini pun menunjukkan bahwa pola evolusi galaksi dalam alam semesta tidak selalu berjalan dalam bentuk keseimbangan sepanjang sejarah alam semesta.
Selain itu, studi ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah bintang yang terbentuk dan jumlah unsur berat yang terbentuk tidak selalu konstan atau terdapat perubahan dalam hubungan tersebut.
"Ini adalah salah satu pengamatan pertama James Webb mengenai topik ini, jadi kami masih menunggu untuk melihat apa yang dapat diketahui dari pengamatan yang lebih besar dan komprehensif yang sedang dilakukan," kata Elm Heintz.
Para peneliti juga yakin bahwa JWST akan memberikan lebih banyak data, dan membawakan terkait pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana galaksi dan struktur awalnya mulai terbentuk dalam miliaran tahun setelah Big Bang.
(faz/faz)