Ada Galaksi 'Monster' yang Muncul pada Awal Alam Semesta Terbentuk, Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Ada Galaksi 'Monster' yang Muncul pada Awal Alam Semesta Terbentuk, Ini Kata Studi

Muhammad Alfathir - detikEdu
Senin, 25 Nov 2024 21:00 WIB
Gambar komposit yang menunjukkan pengamatan JWST terhadap tiga galaksi Monster Merah di Cosmic Dawn.
Foto: NASA/Gambar komposit yang menunjukkan pengamatan JWST terhadap tiga galaksi 'Monster Merah' di Cosmic Dawn.
Jakarta -

Pertanyaan tentang bagaimana galaksi kita terbentuk dan bagaimana mereka mulai berkembang, terus menghantui pikiran para ilmuwan. Rasa penasaran ini yang membuat ilmuwan terus melakukan eksplorasi dan penelitian.

Terbaru, peneliti mencoba mengungkap tentang apa yang terjadi pada periode pertama alam semesta yakni miliaran tahun setelah Big Bang. Ilmuwan menyebutnya dengan alam semesta awal atau dikenal dengan 'Fajar Kosmik'.

Dengan sebuah model yang digunakan, ilmuwan menyelidiki periode 'Fajar Kosmik' melalui beberapa gambaran tentang seberapa cepat alam semesta terbentuk. Lantas bagaimana hasilnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan Galaksi 'Monster'

Dalam studi yang terbit di Nature, Vol. 663 pada November 2024 oleh Mengyuan Xiao dan kawan-kawan, terdapat tiga galaksi besar yang pernah terbentuk di alam semesta dalam satu milian tahun pertama. Galaksi-galaksi tersebut oleh ilmuwan dijuluki sebagai "monster merah".

"Pertanyaan tentang galaksi yang 'mustahil' besar sesaat setelah Big Bang telah membingungkan para astronom sejak gambar pertama Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST)," terang Ivo LabbΓ©, seorang astronom dari Universitas Teknologi Swinburne, Australia, dikutip dari Science Alert.

ADVERTISEMENT

"Ibarat menemukan balita dengan berat 100 kilogram, JWST telah membuktikan keberadaan galaksi raksasa di awal jagat raya," imbuhnya.

LabbΓ© dan timnya menggunakan JWST untuk mengamati bagaimana alam semesta terbentuk. Menariknya, tiga galaksi besar ditemukan saat periode Fajar Kosmik atau satu miliar tahun pertama setelah peristiwa Big Bang, alam semesta.

Menurut peneliti, bagaimana terbentuknya alam semesta pada periode Fajar Kosmik masih belum banyak diketahui.

"Saat ujung terjauh ruang angkasa surut, cahaya dari objek di dalamnya direntangkan ke panjang gelombang inframerah yang dengannya teleskop ruang angkasa yang kuat melihat Alam Semesta, memberi kita penyelidikan terkuat sejauh ini untuk Cosmic Dawn," ungkap LabbΓ©.

Menurut LabbΓ©, galaksi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbentuk dan tumbuh. Pembentukan ini melibatkan gumpalan materi gelap, seperti materi baryonik yang terkumpul melalui gravitasi.

Namun, seiring dengan semakin banyaknya materi baryonik yang terkumpul, materi tersebut mulai menyatu menjadi bintang-bintang, yang berputar-putar di sekitar lubang hitam raksasa dan membentuk galaksi.

Ia menjelaskan bahwa meskipun galaksi muncul cukup cepat setelah peristiwa Big Bang, tetapi laju pertumbuhannya dianggap terlalu lambat bagi galaksi masif untuk muncul selama Fajar Kosmik.

"Jadi, ketika JWST mengarahkan pandangannya ke alam semesta awal, dan mulai melihat tanda-tanda galaksi yang lebih besar dari yang diperkirakan di sana, para astronom dan kosmolog menjadi bingung," ujarnya.

Tiga Galaksi Raksasa

Studi ini mengungkapkan bahwa galaksi sebenarnya tidak sebesar yang terlihat melalui teleskop. Hal ini karena cahaya yang dipancarkan dari material di sekitar lubang hitam sangat terang sehingga membuat galaksi tampak lebih besar.

Lebih lanjut, lubang hitam ini ternyata hanya memerlukan waktu yang singkat untuk dapat menerangi hampir seluruh galaksi.

"Sebagian besar galaksi yang diteliti sesuai dengan model evolusi galaksi yang ada, tetapi tiga galaksi ini benar-benar menonjol sebagai galaksi abnormal," lanjut LabbΓ© menjelaskan.

Tiga galaksi yang kemudian disebut "monster merah" ini memiliki ukuran yang abnormal dibandingkan dengan galaksi lainnya, yakni hampir seukuran Bima Sakti.

Dengan demikian, penemuan ini tidak hanya menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk pada periode Fajar Kosmik, tetapi juga memperbaharui pemahaman mengenai pembentukan galaksi dan bintang di alam semesta.

Meski begitu, model yang ada belum dapat sepenuhnya menjelaskan mengapa pembentukan bintang bisa begitu efisien pada masa awal alam semesta.

"Asumsi yang umum adalah bahwa bintang yang meledak dan lubang hitam supermasif membunuh pembentukan bintang, sehingga memadamkan 'lilin'. Tidak diragukan lagi pengamatan Webb pada masa mendatang akan memberi kita petunjuk tentang apa yang kita lewatkan," tuturnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads