Contoh Paradigma Fakta Sosial Beserta Pengertian dan Teorinya

ADVERTISEMENT

Contoh Paradigma Fakta Sosial Beserta Pengertian dan Teorinya

Zefanya Septiani - detikEdu
Rabu, 09 Agu 2023 06:00 WIB
Uji coba traffic light simpang Kampung Utan, Tangerang Selatan (Tangsel), memasuki hari ketiga. Lalu lintas di Jalan Ir H Juanda ramai lancar, Senin (26/6/2023).
Foto: Andhika Prasetia/Ilustrasi contoh paradigma fakta sosial
Jakarta -

Paradigma fakta sosial adalah salah satu paradigma yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan sosiologi. Pasalnya, fakta sosial dapat menjadi dasar saat melakukan penyelidikan sosiologi.

George Ritzer pada tahun 1975, dalam bukunya yang berjudul 'Sociology: A Multiple Paradigm Science' mengungkapkan bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai paradigma.

Penggunaan paradigma dapat melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu memahami kehidupan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ritzer selanjutnya membagi paradigma menjadi tiga bagian utama yang diambil dari berbagai gagasan para sosiolog, filsuf, dan ilmuwan sosial. Salah satu paradigma yang digunakan dalam konteks sosiologi adalah paradigma fakta sosial.

Paradigma Fakta Sosial Dipengaruhi Emile Durkheim hingga Karl Marx

Dikutip dari buku milik Kemendikbud yang berjudul 'Ilmu Pengetahuan Sosial', paradigma fakta sosial dipengaruhi oleh para sosiolog, antara lain Emile Durkheim, Karl Marx, Talcott Parsons, dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

Paradigma sendiri dapat kita ketahui sebagai kerangka atau cara berpikir. Di sisi lain, fakta sosial dianggap sebagai suatu barang (thing), yang berbeda dengan ide. Untuk diketahui, barang menjadi objek penyelidikan dari seluruh ilmu pengetahuan.

Fokus kajian sosiologi dalam paradigma fakta sosial akan berfokus dalam bentuk benda (ragawi, material), maupun tak berbenda (non-material), seperti ide atau gagasan.

Landasan paradigma fakta sosial diungkap oleh Durkheim melalui bukunya yang berjudul 'The Rules of Sociological Method (1895) dan Suicide (1897).

Ia menggunakan paradigma ini untuk memisahkan sosiologi dari pengaruh filsafat. Selain itu, konsep paradigma fakta sosial juga dapat membantu sosiologi untuk mendapatkan lapangan penyelidikan.

Dikutip dalam buku 'Sosiologi Hukum' karya Manotar Tampubolon, dkk, paradigma fakta sosial akan menggambarkan terkait batasan manusia yang harus ditaati untuk mencapai keteraturan dan keamanan dalam kehidupan sosial.

Contoh Paradigma Fakta Sosial

Dikutip dari buku 'Modul Pelatihan Guru: Mata Pelajaran Sosiologi SMA' milik Kemdikbud dan buku berjudul 'Pengantar Sosiologi Hukum' yang diterbitkan oleh Grasindo, Durkheim membagi fakta sosial ke dalam dua bentuk, yaitu:

1. Bentuk Material

Fakta sosial dalam bentuk ini merupakan barang atau sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan di observasi. Hal ini menyebabkan fakta ini merupakan bagian dari dunia nyata yang dapat kita lihat dalam norma hukum ataupun arsitek.

Salah satu contoh fenomena fakta sosial dalam bentuk material adalah saat pengguna jalan bertemu lampu merah maka ia harus berhenti, sementara saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, ia harus segera jalan.

2. Bentuk Non-material

Fakta sosial dalam bentuk ini adalah sesuatu yang dianggap nyata (eksternal). Fakta sosial ini dapat timbul melalui interaksi yang dilakukan oleh antar subjek dan hanya akan muncul dari dalam kesadaran manusia.

Contoh dari fakta sosial bentuk ini adalah egoism, altruism, dan opini.

Secara garis besar, fakta sosial terdiri atas dua tipe, yaitu struktur sosial dan pranata sosial. Sifat dasar dan hubungan dari fakta sosial menjadi sasaran penelitian psikologis menurut paradigma fakta sosial.

Secara lebih rinci, fakta sosial akan terdiri dari kelompok, kesatuan masyarakat tertentu, sistem sosial, posisi, peranan, nilai-nilai, keluarga, pemerintahan, dan lain sebagainya.

Teori Fakta Sosial

Masih dalam buku 'Pengantar Sosiologi Hukum' Ritzer mengungkapkan terdapat tiga macam teori yang terdapat pada paradigma fakta sosial, yaitu:

1. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori ini akan menekankan keteraturan (order), akan mengabaikan konflik dan perubahan yang terdapat dalam masyarakat. Konsep utama teori ini adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest, dan keseimbangan (equilibrium).

Masyarakat merupakan sistem sosial yang terdiri atas berbagai kelompok yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Hal ini menyebabkan perubahan pada satu bagian akan berdampak pada bagian lainnya juga.

Selain itu, teori ini juga akan memandang bahwa semua yang teratur dalam masyarakat merupakan buah dari adanya nilai-nilai moralitas umum dan setiap bagian masyarakat akan memberi dukungan terhadap stabilitas.

2. Teori Konflik

Teori konflik dibentuk untuk menentang secara langsung teori fungsionalisme struktural, dengan tokoh utama Ralf Dahrendrof. Pada teori ini, proses perubahan masyarakat akan ditandai dengan pertentangan terus menerus yang terdapat pada unsur-unsurnya.

Setiap bagian dalam masyarakat dinilai akan memberikan dukungan bagi disintegrasi sosial dan keteraturan yang ada terjadi karena adanya tekanan atau paksaan dari kelompok yang berkuasa. Hal ini tentunya bertentangan dengan teori fungsionalisme struktural.

Pusat dari teori ini adalah wewenang dan posisi, keduanya merupakan fakta sosial. Dimana distribusi kekuasaan dan wewenang terjadi secara tidak merata sehingga menjadi faktor yang menentukan konflik secara sistematis.

3. Teori Sistem

Berdasarkan pengertian sistem secara umum dapat kita ketahui bahwa suatu sistem biasanya akan berorientasi pada tujuan. Selain itu, suatu sistem akan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yaitu lingkungannya.

Hal tersebut menyebabkan setiap sistem akan menghasilkan sesuatu yang berharga, tetapi harus cocok satu sama lain yang menghasilkan kekuatan pemersatu yang mengikat sistem.

Komponen dari sistem dicirikan dengan adanya relasi antar sistem yang saling mempengaruhi setiap bagian yang ada, sehingga menciptakan kesatuan yang terintegrasi.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads