Paradigma: Pengertian, Macam, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Paradigma: Pengertian, Macam, dan Contohnya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Rabu, 18 Sep 2024 07:00 WIB
Ilustrasi berpikir sistematis.
Ilustrasi paradigma Foto: Kvalifik/Unsplash
Jakarta -

Paradigma adalah suatu konsep yang dapat mempengaruhi kita dalam memahami dan memproses suatu informasi. Konsep ini tidak terbatas digunakan untuk bidang sosial, ekonomi, dan teknologi.

Namun juga bermanfaat untuk menggambarkan pola pikir atau cara pandang dalam situasi tertentu.

Di sinilah pentingnya memahami dan menggunakan paradigma dan kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas apa itu pengertian, macam-macam, dan juga contohnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Paradigma

Sebelum mengenal macam-macam dan contohnya, ada baiknya jika memahami terlebih dahulu pengertian dari paradigma.

1. Fritjof Capra

Menurut Fritjof Capra, paradigma adalah asumsi dasar yang membutuhkan bukti untuk asumsi-asumsi yang ditegakkannya, dalam menggambarkan dan mewarnai interpretasinya terhadap realitas.

ADVERTISEMENT

2. Lexy Moleong

Paradigma menurut Lexy Moleong adalah cara untuk melakukan persepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang realitas.

Fungsi dari paradigma adalah untuk menjadi dasar bagi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan tujuan paradigma sendiri, yaitu membentuk kerangka pemikiran dalam mendekati dan terlibat dengan berbagai hal atau dengan orang lain


Macam Paradigma

Berdasarkan e-jurnal penelitian Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis membagi paradigma menjadi empat macam, berikut penjelasan yang telah dirangkum.

1. Paradigma Fungsional

Merupakan cara berpikir dalam ilmu pengetahuan yang berfokus dalam mencari kebenaran menggunakan metode yang terukur. Paradigma ini menganggap jika pengetahuan yang valid haruslah didasarkan pada bukti yang dapat diamati dan diuji oleh orang lain.

2. Paradigma Interpretif

Paradigma ini berfokus dalam pemahaman makna dan konteks dari fenomena sosial. Berbeda dengan paradigma fungsional yang menganggap realitas sebagai sesuatu yang dapat diukur, paradigma ini memandang realitas sebagai sesuatu yang dibentuk oleh cara individu dalam melihat dan memahami dunia mereka.

3. Paradigma Kritis

Selanjutnya, paradigma ini berfokus dalam mengkritik ketidakadilan dan struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Paradigma kritis berpendapat bahwa pengetahuan dan kebenaran tidak bersifat objektif dan netral, melainkan terdapat pengaruh dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

4. Paradigma Postmodern

Paradigma terakhir adalah postmodern, yang muncul sebagai tanggapan terhadap kekurangan dalam paradigma-paradigma sebelumnya.

Postmodern berpendapat bahwa kebenaran dan makna dibentuk secara individu dan bervariasi berdasarkan konteks serta perspektif masing-masing orang. Dalam pandangan ini, tidak ada satu narasi besar yang mampu menjelaskan seluruh aspek kehidupan secara lengkap.

Contoh Paradigma

1. Paradigma Fungsional

Jika seorang dokter ingin mengetahui efektivitas suatu obat, maka akan dilakukan uji klinis. Dokter akan mengumpulkan data dari sejumlah pasien, menganalisis hasilnya secara statistik, dan mencari bukti empiris untuk menentukan apakah obat tersebut dapat mengobati sebuah penyakit secara efektif.

Sebuah perusahaan ingin mengetahui kepuasan pelanggan terhadap produk mereka. Dilakukanlah survei dengan pertanyaan yang sesuai standar kepada banyak pelanggan dan mengumpulkan data dalam bentuk angka. Hasil dari survei kemudian dianalisis untuk diidentifikasi hasil kepuasan pelanggan.

2. Paradigma Interpretif

Dalam sebuah festival perayaan tahun baru, setiap orang memahami perayaan festival tersebut secara berbeda. beberapa menganggapnya sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga, sementara yang lain menganggapnya sebagai kesempatan untuk merayakan budaya mereka. Hal ini menunjukkan tergantung oleh pengalaman dan pandangan masing-masing individu.

Ketika berbicara dengan teman dan keluarga mengenai suatu masalah, orang akan cenderung memberikan saran terbaik mereka. Namun, saran yang diberikan bisa bervariasi karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda.

3. Paradigma Kritis

Beberapa kelompok etnis atau gender merepresentasikan stereotipe yang kuat atas ketidakadilan sosial. Di sinilah media mengeksplorasi dan memperkuat pandangan yang dominan bagi masyarakat.

Terdapat sistem pendidikan yang menguntungkan kelompok-kelompok tertentu dan sebagian merugikan kelompok lainnya. Banyak masyarakat yang mengkritik jika kurikulum dan kebijakan sekolah merupakan cerminan dari struktur kekuasaan yang ada.

4. Paradigma Postmodern

Identitas di media sosial dianggap sebagai sesuatu yang bisa dibangun dan dipilih secara bebas oleh individu. Misalnya, jika seseorang memposting foto dan status yang menunjukkan gaya hidup mewah atau hobi unik tanpa harus mencerminkan kehidupan nyata mereka. hal ini menunjukkan bahwa identitas di media sosial tidak selalu mencerminkan kebenaran yang objektif, tetapi kepada pilihan individu tersebut.

Tayangan televisi dan film sering menayangkan berbagai cara pandang dunia yang tidak seperti kebenaran yang ada. Misalnya, pada sebuah film yang menggambarkan kehidupan yang glamor dan kesulitan. Hal tersebut tergantung pada cara pandang yang berbeda dalam menggambarkan kehidupan kota.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads