.webp)
Globe atau bola dunia adalah satu alat peraga pendidikan yang sering ditemui di Indonesia. Biasanya, globe ada di sekolah, kampus, maupun perpustakaan.
Dengan alat itu, pelajar maupun mahasiswa bisa belajar geografi dan mengenal permukaan Bumi. Tidak jarang, globe menarik perhatian karena bisa diputar-putar dan tampilannya terdiri dari beragam warna.
Ternyata, adanya globe saat ini tidak lepas dari sejarah yang panjang. Bola dunia merupakan hasil penemuan yang besar sejak sebelum masehi. Globe memiliki banyak manfaat sehingga terus dikembangkan oleh para ahli geografi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana sejarah penemuan globe dan apa saja kegunaannya? Simak penjelasan lengkapnya ya!
Sejarah Globe
Dikutip dari buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Mila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008), globe pertama kali diciptakan filsuf Yunani bernama Anaximandros pada abad ke-6 SM.
Namun, bola dunia yang lebih lengkap dibuat oleh ilmuwan geografi muslim dari Spanyol, Al-Idrisi. Dikutip dari buku 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia oleh Iswara N. Raditya (2012), ia memiliki karya yang menyajikan data komprehensif berbagai wilayah dunia.
Raja Roger II dari Sicilia mendengar kepiawaian Al-Idrisi dalam geografi. Sang Raja yang memerintah pada tahun 1129-1140 itu lalu mempercayakan pembuatan peta dunia terbaru kepadanya. Peta tersebut diwujudkan dalam bentuk bola dunia berbahan perak. Beratnya mencapai 40 kilogram.
Globe tersebut menampilkan tujuh benua beserta bentang alam perairan dan daratan, rute perdagangan, kota-kota besarnya. Ada pula informasi tentang jarak, panjang, dan ketinggian. Al-Idrisi juga membuat buku panduan berjudul The Book of Roger atau Kitab Ar-Rujari.
Globe kemudian berkembang dan dimiliki oleh tokoh-tokoh dunia. Di antaranya globe milik Raja Louis XIV yang bergaris tengah 3,5 meter. Selain itu, bola dunia yang dibuat oleh Martin Behaim pada tahun 1492. Ada pula globe langit pertama yang diciptakan oleh tokoh Eudoxus.
Pengertian Globe
Setelah mengetahui sejarahnya, kita juga perlu mengetahui pengertian globe. Dikutip dari buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Mila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008) globe adalah tiruan bola Bumi yang merupakan gambaran keseluruhan Bumi dalam bentuk yang kecil.
Dituliskan juga dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama oleh Mamat Ruhimat dkk., globe berwujud tiga dimensi dengan sumbunya miring 66,5 derajat terhadap bidang datar ekliptika (bidang edar Bumi).
Kegunaan Globe
Globe memiliki banyak manfaat di bidang geografi. Berikut 10 kegunaan globe yang detik rangkum dari buku karya Mila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008) serta buku Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama.
- Menentukan perjalan jauh udara dan laut.
- Memperjelas konsep perbedaan waktu, iklim, dan musim.
- Pembagian zona waktu dan arus samudera.
- Mengetahui hubungan lautan, kontinen, dan daerah kutub.
- Menunjukkan bentuk Bumi yang sesungguhnya.
- Menunjukkan sistem garis lintang dan garis bujur.
- Menggambarkan permukaan Bumi secara utuh.
- Memeragakan sistem perputaran Bumi, yaitu rotasi (perputaran Bumi pada porosnya) dan revolusi (perputaran Bumi mengelilingi Matahari).
- Memeragakan terjadinya siang dan malam.
- Mengetahui persebaran bentang budaya yang ada di Bumi seperti kota dan negara.
Komponen Penting Globe
Kegunaan-kegunaan globe tidak lepas dari adanya komponen penting yang tergambar di atasnya. Ada dua jenis garis pada globe yaitu garis lintang dan garis bujur.
- Garis meridian atau bujur adalah garis arah utara-selatan yang menghubungkan kutub-kutub Bumi.
- Garis lintang atau paralel adalah garis arah barat-timur yang sejajar dengan ekuator atau khatulistiwa.
Itu tadi penjelasan lengkap mengenai sejarah, pengertian, dan kegunaan globe. Ternyata bola dunia bukan hiasan saja lho, Lur, melainkan benda yang penting bagi keilmuan geografi dunia. Jadi, mulai sekarang, manfaatkan globe dengan sebaik-baiknya ya, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Najma Alya Jasmine, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/apl)
