Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat Pembentuk, Faktor Pendorong, dan Contoh

ADVERTISEMENT

Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat Pembentuk, Faktor Pendorong, dan Contoh

Hani Muthmainnah - detikEdu
Rabu, 02 Okt 2024 07:00 WIB
Suasana interaksi pengunjung dengan pedagang di pasar Papringan Ngaiprono, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (27/2/2022). Setelah tutup selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, wisata pendidikan dan kuliner pasar Papringan yang pembayarannya menggunakan uang bambu kembali dibuka guna memulihkan perekonomian masyarakat melalui pariwisata. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Ilustrasi interaksi sosial Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Jakarta -

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam menjalani kehidupan kita harus berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, ketika kita sakit tidak mungkin mengobati diri sendiri. Atau ketika ada agenda gotong royong, kita membutuhkan tetangga untuk saling membantu. Manusia juga membutuhkan orang lain sebagai teman untuk berbincang dan berbagi cerita.

Jadi apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?

Pengertian Interaksi Sosial

Menurut buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X karya Suharti & Sunarti, interaksi sosial, dalam bahasa Inggris disebut "social interaction" yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dengan kelompok. Hubungan tersebut bersifat timbal balik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi interaksi sosial terjadi ketika dua orang bertemu dan terjadi keadaan saling memengaruhi di antara mereka. Pengaruh ini bisa dalam bentuk persahabatan, permusuhan, percakapan, isyarat, dan lain-lain.

Jika sudah memahami pengertian interaksi sosial, maki kita bahas syarat terjadinya interaksi hingga contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

ADVERTISEMENT


Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Melihat dari pengertiannya, interaksi sosial merupakan interaksi yang terjadi oleh beberapa orang. Interaksi hanya dapat terjadi jika memenuhi syarat berikut ini:

1. Kontak Sosial (Social Contact)

Kontak sosial adalah hubungan atau pertemuan antara individu atau kelompok yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan pertukaran informasi. Kontak sosial dapat bersifat langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media).

2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses di mana individu atau kelompok saling bertukar informasi, ide, dan emosi. Komunikasi sangat penting adanya, karena membantu untuk membangun hubungan, memahami satu sama lain, dan menciptakan keterhubungan dalam masyarakat.

3. Memiliki Maksud dan Tujuan

Setiap interaksi sosial memiliki tujuan, seperti menciptakan hubungan yang baik, menyelesaikan masalah, dan meningkatkan kerja sama. Misalnya, rekan kerja yang saling berinteraksi untuk membahas proyek dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih baik.

4. Dipengaruhi oleh faktor waktu yang akan menentukan aksi atau reaksi yang berlangsung

Waktu mempengaruhi bagaimana dan kapan interaksi sosial terjadi. Misalnya, dalam sebuah percakapan, suasana dan hasilnya bisa sangat berbeda tergantung pada situasi. Jika percakapan dilakukan saat santai, orang cenderung lebih terbuka dan nyaman, sehingga dapat berbagi pikiran dan perasaan dengan lebih bebas.

Sebaliknya, jika percakapan dilakukan dalam situasi mendesak, seperti saat ada masalah yang perlu segera diatasi, orang mungkin akan lebih fokus pada solusi dan kurang memperhatikan nuansa emosional, yang bisa mengakibatkan interaksi yang lebih tegang atau terburu-buru.


Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial

1. Sugesti

Sugesti adalah rangsangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, sugesti merupakan tindakan memengaruhi cara berpikir dan tindakan seseorang.

Ketika seseorang menerima sugesti, mereka cenderung mengikuti apa yang diinginkan oleh pemberi sugesti tanpa berpikir kritis atau rasional terlebih dahulu. Sugesti ini sifatnya pribadi. Bisa terjadi antara satu orang dengan orang lainnya, dari satu orang ke kelompok lainnya, antar kelompok, atau dari kelompok ke individu.

2. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru sikap, penampilan, cara bicara, atau gaya hidup orang lain. Proses imitasi biasanya dimulai dari lingkungan keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan orang tuanya, seperti cara berbicara dan berpakaian.

3. Identifikasi

Identifikasi adalah proses untuk menjadi sama atau identik dengan orang lain. Jika imitasi hanya bersifat sementara, identifikasi bersifat mendalam dan permanen. Oleh karena itu, identifikasi dapat menjadi bagian dari kepribadian seseorang. Misalnya, ketika seseorang mengagumi bintang K-pop, mereka mungkin akan meniru gaya berpakaian, barang-barang yang digunakan, dan hal-hal lainnya.

4. Simpati

Simpati adalah perasaan yang timbul karena peduli dengan orang lain, disertai keterlibatan secara mendalam. Misalnya, ketika teman sekelas ada yang mendapatkan juara dalam perlombaan karya ilmiah, kita akan turut merasa senang dan mengucapkan selamat kepadanya.

5. Motivasi

Motivasi adalah dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain, atau individu kepada kelompok.Pihak yang menerima motivasi akan cenderung mengikuti kemauan orang yang memberikan motivasi. Namun berbeda dengan sugesti, orang yang termotivasi tetap berpikir kritis, rasional, dan bertanggung jawab. Misalnya, siswa dipuji oleh guru karena mendapatkan juara dalam perlombaan, siswa tersebut akan semakin termotivasi untuk terus berlatih.

6. Empati

Empati adalah proses larutnya kejiwaan seseorang ke dalam perasaan yang dirasakan oleh orang lain. Berbeda dengan simpati yang terdapat keterlibatan individu, empati hanya kejiwaannya yang turut andil. Misalnya, ketika mendengar berita bencana alam, akan merasa sedih dan menderita.


Tingkat Hubungan Interaksi Sosial

Menurut buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X karya Suharti & Sunarti, tingkat hubungan interaksi sosial terbagi menjadi dua


1. Tingkat Hubungan Dangkal

Hubungan ini memiliki pengertian hubungan yang hanya berlangsung sesaat, tidak berkesinambungan, dan tidak menimbulkan jalinan. Contohnya: hubungan antara penjual dan pembeli.

2. Tingkat Hubungan Dalam

Kebalikan dari hubungan dangkal yang hanya sesaat, tingkat hubungan dalam dapat berlangsung terus menerus, berkesinambungan, dan ada jalinan. Contohnya: hubungan antara orang tua dan anak.

Jenis Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia dapat bergerak ke dua arah yang berbeda. Kadang-kadang, interaksi tersebut menuju kerja sama, tetapi di lain waktu dapat berkembang menjadi perlawanan.

Interaksi sosial yang berfokus pada kerja sama dikenal sebagai interaksi asosiatif, sementara yang berujung pada perlawanan disebut interaksi disosiatif. Kedua jenis interaksi ini memiliki berbagai bentuk yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Interaksi Asosiatif

Interaksi asosiatif adalah jenis interaksi sosial yang mengarah pada kerja sama dan saling mendukung antar individu atau kelompok. Dalam interaksi ini, orang-orang berusaha untuk mencapai tujuan bersama, membangun hubungan yang harmonis, dan memperkuat solidaritas. Berikut penjelasannya.

- Kerja Sama

Kerja sama adalah bentuk interaksi antar individu atau suatu kelompok yang bergabung untuk meraih tujuan yang sama. Misalnya, sekelompok warga melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar.

- Akomodasi

Akomodasi adalah cara penyelesaian suatu konflik tanpa menjatuhkan satu sama lain . Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan. Misalnya, saat dua teman yang bertengkat berusaha berdamai melalui diskusi.

- Asimilasi

Asimilasi terjadi ketika dua masyarakat dengan budaya yang berbeda berinteraksi dalam waktu yang lama dan mempengaruhi budaya satu sama lain. Contohnya,

- Akulturasi

Akulturasi adalah terjadinya interaksi antar budaya yang berbeda tetapi tidak mempengaruhi budaya satu sama lain. Contohnya, Masjid Kudus yang memiliki arsitektur yang menggabungkan unsur-unsur budaya Islam dan Hindu.

- Dominasi

Dominasi terjadi ketika suatu kelompok menguasai kelompok lain. MIsalnya, kelompok tertentu yang memiliki kekuasaan ekonomi atau politik mengontrol kelompok yang lebih lemah.

- Paternalisme

Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendatang terhadap penduduk aslinya, Contoh, pendatang yang menguasai perekonomian di daerah tertentu.

- Diskriminasi

Diskriminasi adalah perlakuan tidak adil terhadap individu atau kelompok tertentu. Misalnya, peraturan yang membedakan perlakuan berdasarkan latar belakang sosial atau ekonomi.

- Integrasi

Integrasi adalah pola interaksi di mana kelompok masyarakat yang berbeda dapat hidup berdampingan secara damai, meskipun menyadari perbedaan mereka.

- Pluralisme

Pluralisme adalah hubungan antar kelompok yang menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga, tanpa membedakan ras atau latar belakang.


2. Interaksi Disosiatif

Interaksi disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada oposisi, di mana satu kelompok atau individu berlawanan dengan yang lain. Dalam konteks ini, terdapat tiga bentuk utama: persaingan, kontravensi, dan konflik.


- Persaingan (Competition)

Persaingan terjadi ketika individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama, tetapi tidak memberikan ancaman atau kekerasan. Contohnya, Dua siswa yang bersaing untuk meraih peringkat pertama di kelas. Keduanya belajar dengan giat tanpa berusaha menjatuhkan satu sama lain.

- Kontravensi (Controversy)

Kontravensi merupakan bentuk ketidaksetujuan yang lebih halus dari konflik. Sikap tidak terjadi bisa terjadi secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara individu dengan kelompok. Misalnya, Perdebatan antara generasi muda dan tua mengenai penggunaan teknologi dalam pendidikan.

- Konflik (Conflict)

Konflik adalah dimana pihak-pihak saling mengancam, melukai, dan berusaha menghancurkan satu sama lain. Contohnya, Perselisihan di rumah antara kakak dan adik tentang acara televisi yang ingin ditonton, yang berujung pada perdebatan sengit.


Contoh Interaksi Sosial

1. Gotong Royong

Ketika akan melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar pada suatu kelompok masyarakat. Diperlukan bantuan satu sama lain, seperti ada yang membawa peralatan kebersihan, dan membagi tugas.

Manfaat dari kegiatan gotong royong tidak hanya membuat lingkungan sekitar menjadi bersih, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.

2. Belajar Bersama

Ketika sekelompok siswa belajar bersama ketika menjelang ujian ,mereka saling membantu menjelaskan materi yang sulit, berdiskusi, dan memotivasi satu sama lain. Kegiatan belajar bersama merupakan salah satu contoh dari interaksi sosial yang positif.

3. Penggalangan Dana

Contoh lainnya adalah kegiatan penggalangan dana, kegiatan ini merupakan sekelompok relawan yang mengorganisir acara untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan. Mereka bekerja sama dalam merancang acara, mencari sponsor, dan mengajak orang lain turut serta.

4. Bullying

Bullying bisa terjadi di mana saja dan kepada siapapun. Misalnya, ketika seorang siswa sering diejek dan dijauhi oleh teman-temannya ketika di sekolah. Meskipun anak tersebut tidak suka membuat masalah dan ingin bergaul, teman-temannya memilih untuk tidak berinteraksi dan mengacuhkannya. Hal ini merupakan contoh interaksi sosial yang negatif.

5. Diskriminasi SARA

Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, ras, dan agama. Namun, hingga kini masih saja banyak perselisihan yang disebabkan oleh isu SARA. Misalnya, dalam suatu komunitas, sekelompok orang menolak untuk berinteraksi dengan individu atau agama tertentu.

Mereka mengucilkan orang tersebut, tidak mengundangnya dalam acara, dan berperilaku diskriminatif. Tindakan ini menciptakan jarak diantara mereka dan menimbulkan perpecahan.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads