Bajuku Itu Hewan Apa? Ini Pengertian Beserta 5 Fakta Menariknya

Bajuku Itu Hewan Apa? Ini Pengertian Beserta 5 Fakta Menariknya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Kamis, 12 Jun 2025 13:14 WIB
Penampakan Kampung Satwa di Sumberagung, Moyudan, Sleman, Rabu (22/1/2025).
Ilustrasi kura bajuku. Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Indonesia menyimpan banyak nama satwa yang terdengar asing di telinga, mulai dari yang lucu hingga yang membuat kita berhenti sejenak dan berpikir, 'ini sebenarnya apa?' Salah satunya adalah bajuku. Meski namanya terdengar seperti barang, bajuku ternyata adalah nama hewan sungguhan. Meski banyak orang yang belum memahami bajuku itu hewan apa, ironisnya spesies ini justru sedang terancam punah.

Dengan habitat terbatas dan tampilan yang khas, bajuku layak mendapat perhatian lebih besar. Di balik namanya yang unik, tersembunyi cerita tentang salah satu kura-kura air tawar terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara.

Apakah kamu sudah penasaran dengan bajuku itu termasuk hewan apa, detikers? Mari cari tahu informasi lengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bajuku Itu Hewan Apa?

Berdasarkan penjelasan dari laman resmi dan akun Instagram Jagat Satwa Nusantara Taman Mini Indonesia Indah (TMII), bajuku atau dikenal juga sebagai kura bajuku adalah nama lain dari Orlitia borneensis. Hewan ini adalah sejenis kura-kura air tawar besar yang berasal dari Indonesia.

Hewan ini dikenal pula dengan sebutan kura Borneo atau Bornean river turtle dalam bahasa Inggris. Meski tidak sepopuler penyu laut atau kura-kura darat, bajuku merupakan salah satu spesies reptil unik yang memiliki ciri-ciri khas dan nilai ekologis penting.

ADVERTISEMENT

Secara taksonomi, bajuku termasuk dalam famili Geoemydidae, yang merupakan kelompok besar kura-kura air tawar di Asia. Bajuku masuk dalam genus Orlitia, dan satu-satunya spesies yang dikenal dalam genus ini adalah Orlitia borneensis. Keberadaannya hanya ditemukan secara alami di sungai-sungai dan rawa di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Fakta Menarik tentang Bajuku

Agar detikers mengenal lebih dalam tentang kura bajuku, yuk simak sejumlah fakta yang dihimpun dari laman Jagat Satwa Nusantara Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Forest Department Sarawak Headquarters, buku Animal Records oleh Mark Carwardine, serta laman The IUCN Red List of Threatened Species berikut ini!

1. Ukuran dan Bobotnya Luar Biasa

Salah satu fakta paling mencolok dari bajuku (Orlitia borneensis) adalah ukuran tubuhnya yang mengesankan. Hewan ini tercatat sebagai kura-kura air tawar terbesar di Asia Tenggara. Panjang karapasnya (bagian atas cangkang) pada saat dewasa bisa mencapai 80 cm, dan bobotnya dapat menembus 50 kg. Dengan ukuran sebesar ini, bajuku berada di liga yang sama dengan kura-kura raksasa lainnya, meski hidup di perairan tawar, bukan laut.

Bahkan ketika baru menetas, bayi bajuku sudah menunjukkan ukurannya yang tidak biasa. Cangkang mereka berukuran sekitar 6 cm, yang tergolong besar untuk seekor tukik atau bayi kura-kura. Ukuran awal yang besar ini menunjukkan bahwa spesies ini mengalami pertumbuhan tubuh yang signifikan sejak dini.

2. Pemegang Rekor Telur Lonjong Terbesar

Selain ukurannya yang besar, bajuku juga dikenal karena kemampuan bertelurnya yang luar biasa. Ia adalah penghasil telur lonjong terbesar di antara seluruh spesies kura-kura dan penyu yang bertelur dengan bentuk memanjang.

Rata-rata ukuran telur bajuku mencapai 7,6 cm panjang dan 4,05 cm diameter, dan dalam beberapa kasus bisa membesar hingga 8,5 cm di kedua arah. Ukuran ini sangat tidak biasa bahkan jika dibandingkan dengan spesies-spesies reptil raksasa lainnya.

Ukuran telur yang besar ini berkaitan langsung dengan kapasitas tubuh induk bajuku, yang memiliki rongga tubuh luas dan kemampuan fisiologis untuk menghasilkan telur dalam ukuran yang luar biasa. Meski begitu, besar tubuh belum tentu selalu berarti besar telur, karena ada spesies lain yang memiliki proporsi telur lebih besar terhadap ukuran tubuhnya-tetapi secara absolut, bajuku tetap memegang rekor dalam kategori ini.

3. Perbedaan Fisik Jantan dan Betina

Meski sekilas tampak serupa, bajuku jantan dan betina ternyata memiliki ciri fisik yang berbeda. Salah satu penanda yang paling mencolok adalah pada ekor dan cakar. Bajuku jantan memiliki ekor yang lebih panjang dan lebih tebal, serta cakar depan yang lebih besar dibandingkan betina.

Karakteristik seksual sekunder ini berguna terutama dalam perilaku reproduksi. Ekor yang lebih panjang pada jantan biasanya berisi organ reproduksi dan membantu dalam proses perkawinan. Cakar yang besar juga memberi keunggulan saat jantan memegang betina selama proses kawin, terutama dalam air yang mengalir.

Selain itu, perubahan bentuk karapas juga terjadi seiring bertambahnya usia. Juvenil atau kura muda bajuku memiliki karapas yang lebih menggelembung dan bergerigi di tepinya. Namun, saat dewasa, bentuk ini berubah menjadi lebih datar dan halus, kemungkinan sebagai penyesuaian terhadap gaya hidup yang lebih stabil dan kemampuan berenang yang lebih baik.

4. Adaptasi Fisik yang Mendukung Gaya Hidup Air Tawar

Bajuku menunjukkan sejumlah adaptasi tubuh yang khas sebagai kura-kura air tawar. Salah satu fitur paling penting adalah kepalanya yang kuat dan rahangnya yang kokoh, dengan moncong yang agak menonjol. Ciri ini tidak hanya membuatnya terlihat khas, tetapi juga berfungsi penting dalam aktivitas makan.

Kaki bajuku memiliki jari berselaput pendek serta cakar yang panjang dan kuat. Selaput ini memungkinkan mereka berenang secara efisien di sungai-sungai berarus deras, sedangkan cakar yang kuat membantu saat memanjat permukaan licin seperti batu atau batang kayu. Cangkangnya sendiri berbentuk oval dan halus tanpa tonjolan, sangat ideal untuk meluncur di air.

Perpaduan fitur-fitur ini menjadikan bajuku salah satu spesies kura-kura air tawar dengan adaptasi tubuh terbaik. Mereka mampu bertahan di lingkungan yang menantang seperti sungai berbatu dan aliran deras di Kalimantan dan Sumatra.

5. Hampir Punah

Meski memiliki tubuh yang besar dan kemampuan adaptasi yang baik, bajuku kini menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidupnya. Spesies ini telah dimasukkan ke dalam kategori Critically Endangered (CR) oleh IUCN Red List. Artinya, bajuku berada di ambang kepunahan di alam liar dan menghadapi risiko yang sangat tinggi untuk hilang sepenuhnya jika tidak ada upaya konservasi yang nyata.

Ancaman utama yang mendorong bajuku ke ambang kepunahan adalah eksploitasi berlebihan dan kerusakan habitat. Daging bajuku dianggap sebagai komoditas bernilai tinggi, sehingga perburuan ilegal marak terjadi. Di sisi lain, aktivitas manusia seperti penebangan hutan, pertanian intensif, dan pembangunan infrastruktur terus menggerus ekosistem alami tempat bajuku tinggal.

Ironisnya, statusnya yang langka justru membuat bajuku semakin diburu. Padahal, sebagai hewan endemik yang hanya ditemukan di sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan, kehilangan spesies ini berarti kehilangan salah satu bagian penting dari keanekaragaman hayati Indonesia. Perlindungan hukum, edukasi masyarakat, dan upaya penangkaran menjadi kunci utama untuk menyelamatkan bajuku dari kepunahan.

Jadi, sudah tahu apa itu bajuku, detikers? Semoga penjelasan mengenai salah satu kura-kura endemik Kalimantan dan Sumatra ini memberikan pengetahuan baru!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads