Frekuensi dan ketinggian banjir rob di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, meningkat setiap tahunnya. Banjir yang mulanya hanya terjadi sekali dalam tahun, kini terjadi setiap bulan dengan ketinggian mencapai 130 cm.
Arif (54), salah satu warga mengatakan, banjir rob di Pulau Pari bisa terjadi di awal, tengah, maupun akhir bulan. Dengan peningkatan paling besar dalam 3 tahun terakhir.
"Dalam hitungan setahun itu pasti ada robnya. Entah itu di awal bulan, entah itu di pertengahan, entah itu di akhir bulan," ujar Arif kepada detikEdu beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketinggian banjir pun bervariasi dari sedang ke tinggi dengan rentang 30 cm-130 cm Arif bercerita, banjir juga sampai memasuki rumah warga.
"Rumah Bu Deli [tetangga Arif] juga kena. Kejadiannya malam sekitar jam 10 sampai 11. Itu lama banget lagi surutnya," keluh Arif.
Sejarah Banjir Rob di Pulau Pari
Pulau dengan luas kurang lebih 42 hektar itu bukannya kali pertama mengalami banjir rob. Sebelum tahun 2020, banjir rob biasa dialami sekali dalam setahun, akibat air laut yang pasang.
Warga yang telah tinggal di pulau sejak tahun 1980-an itu bercerita, dahulu warga pulau akan memprediksi banjir rob lewat fase Bulan.
"Maksimal itu kita patokan di Bulan, Bulan Purnama," jelas Arif.
Selama 3 tahun ke belakang, banjir rob semakin sulit diprediksi. Arif menjelaskan, kejadian banjir rob sudah tidak sesuai dengan fase bulan dan tanpa peringatan.
"Kejadian rob ini di luar perkiraan kita. Engga ada tanda-tanda akan rob gitu," ujarnya.
Menurut situs Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) banjir rob di Pulau Pari peningkatan banjir rob terlihat jelas pada tahun 2020. Dengan banjir terparah pada bulan November di mana banjir memasuki jalan. Bahkan, mengantarkan perahu sampai ke daratan.
Deli (34), warga terdampak yang tinggal di bibir Pantai Bintang mengatakan banjir biasanya tidak mencapai rumahnya. Namun banjir beberapa tahun ini, sampai merendam rumahnya hingga 40 cm.
"Saya sempet takut juga kak. Soalnya air di sini masuk, di sana masuk. Biasanya engga," tutur Deli.
Deli juga mengalami kesulitan saat akan mengantar anaknya, Teguh (12) dan Justin (5) ke sekolah. Pasalnya, jalanan akan tergenang setinggi setengah badan anak. Anak juga kerap mengalami masalah kulit yaitu gatal-gatal.
"Jadi kita gendong ke sekolah, bareng ibu-ibu yang lain," jelasnya.
Apa Penyebab Banjir Rob di Pulau Pari?
Menurut buku Macam-Macam Bencana Banjir Seri Ensiklopedi Bencana Banjir oleh Rani Siti Fitriani dkk, banjir rob adalah jenis banjir yang disebabkan oleh naiknya atau pasangnya air laut sehingga menuju ke daratan sekitarnya. Banjir ini juga dikenal dengan banjir laut pasang.
Banjir rob sendiri disebabkan oleh fenomena pasang maksimum yang terjadi dua kali dalam sebulan. Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo menambahkan, air laut juga akan didorong oleh angin kencang dan diikuti dengan gelombang tinggi.
"Jadi tiga parameter atau tiga fenomena ini jika berlangsung dalam suatu waktu akan terus superposisi menjadi energi yang dapat mengakibatkan air laut lebih banyak lagi masuk ke daratan," jelas Eko.
Mengenai seringnya banjir rob di Pulau Pari, Eko mengatakan bahwa hal ini bisa tergantung pada kondisi tanah. Salah satunya ialah penurunan tanah.
"Ada penipisan, erosi, sehingga tergeruslah daratan ini digenang air laut," jelasnya.
Eko juga mengungkapkan, perubahan iklim bisa menjadi penyebab banjir rob di Pulau Pari.
"Perubahan iklim memang nyata terjadi. Nah yang mungkin bisa berdampak pada banyaknya atau bercabangnya jumlah titik-titik daerah yang terdampak banjir rob.
Potensi Tenggelamnya Pulau Pari
Meski terus mengalami banjir rob, Eko mengatakan, dibanding tenggelam, daerah terdampak banjir rob akan bertambah.
"Karena salah satu tanda dari perubahan iklim adalah naiknya rata-rata tinggi muka air laut. Jadi secara umum ketinggian air laut itu naik di sebagian besar wilayah," jelasnya.
Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Siswanto mengatakan, BMKG terus memberikan peringatan sekaligus mitigasi banjir rob ini.
"Sesuai amanat Undang-undang Nomor 31 tahun 2009, tugas utama BMKG terkait perubahan iklim adalah memonitor, menganalisis, dan melaporkan fenomena iklim dan perubahan iklim tersebut kepada pemerintah dan stakeholder lainnya, juga kepada masyarakat luas," pungkasnya.
(nir/nwk)