Pakar Unair Ungkap Pentingnya Pertemanan untuk Cegah Mahasiswa Bunuh Diri

ADVERTISEMENT

Pakar Unair Ungkap Pentingnya Pertemanan untuk Cegah Mahasiswa Bunuh Diri

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 03 Jul 2023 21:00 WIB
Ilustrasi Depresi
Foto: Getty Images
Jakarta -

Depresi bisa memicu hal buruk terjadi pada seseorang, misalnya bunuh diri. Gangguan mental yang satu ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal dan perlu ditangani segera jika merasakan tanda-tandanya.

Beberapa kasus bunuh diri pun seringkali tidak diprediksi oleh orang-orang terdekat. Selain itu, penderita tidak mendapatkan diagnosis gangguan mental apa pun sehingga mengakibatkan mereka menyudahi dirinya begitu saja.

Melansir laman Universitas Airlangga (Unair), pakar psikologi Unair, Atika Dian Ariana menyebut bahwa keberagaman penyebab bunuh diri bisa dikategorikan secara biopsikososial. Hal yang membuat bunuh diri menurut Atika bisa dipicu faktor biologis, psikologis, hingga sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gagal Membangun Pertemanan

Menurut Atika, penyebab depresi atau bunuh diri bisa karena buruknya hubungan sosial. Hubungan yang dimaksud bisa berupa relasi sebaya, hubungan kekasih, hingga kelompok.

"Beberapa hal seperti putus dengan pacar, atau merasa ditolak oleh kelompok bisa jadi membuat dia merasa frustasi," tuturnya, dikutip dari laman Unair, Senin (3/7/2023).

ADVERTISEMENT

Atika mengatakan bahwa pertemanan menjadi faktor sosial penting yang bisa menentukan seorang mahasiswa depresi atau melakukan bunuh diri. Pertemanan dianggap membantu dalam proses keberlangsungan akademik dan pendewasaan diri.

"Teman bukan hanya diperlukan untuk keperluan akademis melainkan juga untuk memenuhi tugas perkembangan mereka di tahapan usia remaja ke dewasa awal yang seharusnya membangun relasi sosial dan interpersonal yang intim," kata Atika.

Cara Pencegahan Bunuh Diri

Untuk mencegah kemungkinan bunuh diri tersebut terjadi, Atika menyarankan untuk lebih peduli kepada orang-orang yang memiliki kemungkinan bunuh diri. Menurutnya, perlu untuk mengetahui kondisi lingkungannya.

Contohnya dengan memastikan yang bersangkutan bersama orang lain karena dukungan sosial sangat penting. Selain itu, sosok di sekitarnya harus paham cara pencegahan dan penanganan dengan mengetahui hotline tanggap darurat.

Jika perlu, libatkanlah profesional jika penderita depresi atau seseorang tersebut memiliki kasus yang sangat berat.

"Di beberapa kampus ada help-center dan pusat layanan psikologis atau kesehatan yang bisa dikunjungi. Atau bisa juga mencari bantuan profesional di luar kampus, seperti psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi," katanya.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads