Monyet-monyet Pengangguran

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Monyet-monyet Pengangguran

*Fajri Ansari, *Indra ASLP Putri - detikEdu
Senin, 20 Mar 2023 15:30 WIB
Monyet Dare
Foto: Dok. BRIN
Jakarta -

Ada hiburan tersendiri ketika melintasi jalan provinsi yang menghubungkan Makassar-Bone, khususnya pada area sekitar kawasan hutan Karaenta-Kappang. Selama beberapa tahun terakhir, pada areal jalan berkelok-kelok dan memiliki keindahan panorama alam berupa hutan tebing karst dengan beranekaragam flora dan fauna penyusun ekosistem karst tersebut, terdapat atraksi menarik atas kehadiran kawanan monyet dare (Macaca maura) di sepanjang tepi jalan.

Kelompok monyet yang tergolong satwa langka dan dilindungi serta berstatus endangered (terancam) dalam daftar IUCN, akan mulai terlihat mejeng dari pagi hingga sore menjelang terbenamnya matahari.

Puluhan ekor monyet berwarna hitam, abu-abu bahkan albino, dari berbagai tingkatan usia dan ukuran tubuh, terkesan telah terbiasa dengan kendaraan yang lalu lalang. Mereka bahkan bermain di tengah jalan saat sedang tidak ada kendaraan yang melintas. Beberapa ekor yang berukuran besar nampak berani menghampiri kendaraan bermotor yang lewat di dekat mereka, dan dengan wajah serius menanti lemparan makanan dari pengendara.

Pemandangan tidak biasa ini rupanya mampu menarik minat para pengendara motor atau mobil. Beberapa pengendara akan memarkirkan mobil dan hanya mengamati perilaku monyet dari dalam mobil. Namun ada juga yang turun dari kendaraannya untuk menonton dan memotret tingkah para monyet. Beberapa orang terlihat berpose dengan latar kawanan monyet. Tidak sedikit yang kemudian memberi makan kawanan monyet tersebut.

Kehadiran kawanan monyet di tepi jalan raya tersebut menyebabkan areal jalan yang menjadi lokasi nangkring kawanan monyet seakan berubah menjadi rest area. Kehadiran kawanan monyet menjadi sarana untuk menghibur diri dan sekaligus menjadi wisata gratis bagi rombongan pengendara, terutama yang bepergian bersama keluarga dan anak-anak. Mereka akan turun dari kendaraan dan dengan riang membagikan bekal yang mereka bawa kepada kawanan monyet.

Sayangnya aktivitas memberi makan monyet dare dilakukan di area kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN. Babul) yang merupakan area kawasan konservasi yang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi berbagai jenis satwa liar, temasuk monyet dare'. Monyet yang diberi makan juga merupakan satwa liar yang dikonservasi.

Aktivitas memberi makan satwa liar merupakan hal yang berpotensi membahayakan pemberi makan, karena orang yang memberi makan berpotensi diserang oleh monyet, terutama bila monyet merasa terancam atau karena ingin merebut makanan. Selain itu, terdapat potensi terjadinya penularan penyakit dari monyet kepada manusia, dan sebaliknya.

Memberi makan monyet dare juga menyebabkan monyet dare tidak mampu melaksanakan tugas pentingnya di alam. Monyet dare merupakan satwa pemakan segala atau omnivora yang mengkonsumsi serangga dan buah. Kegiatan memberi makan menyebabkan satwa ini akan mengurangi aktivitas memakan serangga, sehingga dapat berpotensi menyebabkan meledaknya populasi serangga dan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan.

Selain itu, memberi makan monyet dare menyebabkan monyet mengurangi atau menghentikan mencari makan dari buah-buahan hutan. Padahal monyet dare berperan sebagai penyebar atau pemencar biji, sehingga hal ini berpotensi mengancam regenerasi dan mengganggu proses suksesi kawasan hutan.

Aktivitas memberi makan monyet liar yang seringkali dilakukan atas dasar rasa kasihan kepada monyet, tanpa disadari sebenarnya malah menjerumuskan kawanan monyet langka ini. Aktivitas ini hanya akan menciptakan monyet-monyet pengangguran bermental pengemis, yang kerjanya hanya duduk nongkrong di pinggir jalan, menanti belas kasihan para pengendara membagi makanan.

Perubahan pola konsumsi pakan dengan berbagai jenis makanan asing juga berpotensi mengganggu kesehatan monyet. Bayangkan saja, monyet dare' terlihat lahap menyantap berbagai jenis makanan ringan seperti roti, biskuit, kerupuk, permen, serta berbagai jenis sisa atau sampah makanan fast food.

Hasil penelitian Riley dkk pada tahun 2021 menyebutkan beberapa dampak negatif dari pemberian makanan kepada monyet dare, yaitu mempercepat laju pertumbuhan dan kematangan seksual, mengurangi waktu monyet mencari makan di alam liar, merubah perilaku merawat keluarga, dan juga menyebabkan monyet lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berleha-leha. Hal lain yang lebih mengkhawatirkan adalah pemberian makanan dapat menimbulkan perilaku agonistik yaitu perilaku agresif akibat menginginkan makanan. Kawanan monyet akan saling berebut makanan, juga akan berusaha memperoleh makanan dari pengendara tanpa memperhatikan keselamatan diri, sehingga berpotensi mati atau cacat akibat tertabrak kendaraan yang melintas.

Tertabraknya monyet tidak hanya membahayakan monyet, namun juga membahayakan pengendara itu sendiri. Perilaku agonistik monyet ini akan semakin merugikan jika dibiarkan berlarut-larut, sebab tidak menutup kemungkinan para monyet pengangguran ini akan menjadi kawanan begal. Monyet dare akan menyerang pengendara yang lewat untuk merampas bawaaan mereka. Kejadian seperti ini sudah sering kita saksikan di video yang memperlihatkan betapa agresifnya kawanan monyet di suatu tempat wisata mengambil barang bawaan para turis.

Pengendara seringkali melemparkan makanan bersama kemasannya, sehingga kawanan monyet berisiko memakan material bungkus makanan yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Wadah makanan tersebut juga menyebabkan bertambahnya sampah yang berserakan di sepanjang jalan provinsi ini. Selain itu, jalan di area Karaenta-Kappang tergolong jalan yang sempit, namun padat dilalui oleh kendaraan roda dua hingga truk bermuatan besar selama 7 hari/24 jam. Aktivitas memberi makan monyet menyebabkan terjadinya kemacetan, akibat banyaknya kendaraan yang parkir di tepi jalan yang sempit dan tidak memiliki lokasi untuk memarkirkan kendaraan.

Balai TN. Babul selaku pengelola kawasan hutan telah berupaya untuk mencegah aktivitas memberi makan monyet dengan memasang papan imbauan atau rambu larangan, melakukan patroli dan memberi imbauan secara langsung terhadap pengendara. Pihak Balai juga melakukan kerja bakti membersihkan sampah dan menggandeng pihak mitra untuk mengampanyekan larangan
memberi makan.

Namun upaya tersebut rupanya belum mampu menggugah kesadaran masyarakat, yang terlihat dari tetap maraknya aktivitas memberi makan monyet dare'. Apalagi ditambah dengan keterbatasan jumlah petugas, dan cukup panjangnya jalanan yang perlu diawasi secara nonstop selama 7 hari/24 jam, menyebabkan pengawasan terhadap aktivitas memberi makan monyet menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan.

Meskipun demikian, penyampaian informasi dan upaya penyadaran masyarakat melalui pendidikan konservasi tetap wajib dilakukan. Termasuk misalnya melalui tulisan seperti ini, yang diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca sehingga pembaca dapat berhenti memberi makan satwa liar di habitat alaminya.

*Indra A S L P Putri dan Fajri Ansari dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads